Senin, 27 September 2010

Jangan Remehkan Tauge!

Kamis, 19/08/2010 16:18 WIB

Jangan Remehkan Tauge!

Eka Septia Wulan - detikFood
Jangan Remehkan Tauge!
Foto: telex15.blogspot.com
Jakarta - Sayuran yang berasal dari biji-bijian ini rasanya krenyes..krenyes renyah. Banyak yang bilang, kalau tauge membantu kesuburan pria maupun wanita. Tak hanya itu, berdasarkan penelitian tauge diduga bisa melumpuhkan sel-sel kanker yang ada pada tubuh. Penasaran?

Tidak sedikit orang yang memandang sebelah mata terhadap sayuran tauge. Ada yang megatakan kalau ini adalah sayuran yang 'ndeso' ada juga beberapa orang tidak menyukainya karena aromanya yang sedikit langu. Padahal berdasarkan penelitian, tauge memiliki manfaat yang cukup baik untu tubuh.

Banyak yang mengatakan kalau tauge membantu kesuburan baik pria maupun wanita. Sebenarnya tidak hanya itu saja, tauge mengandung senyawa yang bisa melumpuhkan bibit penyakit kanker. Mulai dari kanker usus, pankreas, dan juga leukimia. Senyawa yang dimaksud adalah canavanine, sejenis asam amino.

Tauge juga mengandung estrogen yang dapat meningkatkan kepadatan susunan tulang, serta mencegah kerapuhan tulang. Para wanita sangat dianjurkan mengkonsumsi tauge untuk menghindari terkena kanker payudara, gangguan saat menstruasi, hingga mencegah terhjadinya menopouse karena tulang yang rapuh tidak terjaga.

Kandungan serat dan air yang tinggi di dalam tauge, membuat sistem pencernaan bekerja dengan sangat baik. Kotoran dalam usus besar dapat terbuang dengan mudah. Karena kalau kotoran ini mengendap terlalu lama, tubuh tidak akan menyerap sari-sari makanan, tapi justru racun. Inilah yang menjadi pemicu terjadinya kanker.

Saat puasa seperti ini, tauge sangat dianjurkan untuk dikonsumsi saat sahur dan juga berbuka puasa. Karena selama puasa asupan air dan serat pastinya berkurang, untuk itu perlu asupan makanan yang bisa memberikan kedua kebutuhan itu. Salah satunya dengan sayuran tauge.

Tauge sangat mudah ditemukan dan harganya pun cukup terjangkau. Tauge bisa dimasak dengan cara ditumis dan diberikan campuran daun kucai. Santap sahur sehat, dan juga mudah. Coba saja!

( eka / Odi )

http://www.detikfood.com/read/2010/08/19/161859/1423746/900/jangan-remehkan-tauge

Yuk, Kenali Jenis Minyak Sayur!

Senin, 23/08/2010 14:47 WIB

Yuk, Kenali Jenis Minyak Sayur!

Eka Septia Wulan - detikFood
Yuk, Kenali Jenis Minyak Sayur!
Foto: www.healthypopulation.com
Jakarta - Membeli minyak sayur, ternyata susah-susah gampang. Selain jenisnya yang banyak, sebaiknya kenali dulu minyak sayur yang akan Anda beli,agar manfaat maksimalnya masih tetap bisa dirasakan.

Minyak sayur yang sering disebut minyak goreng sepertinya menjadi salah satu bahan di dapur yang wajib ada. Banyak merk dan jenis yang beredar dan tidak semua jenis bisa digunakan untuk menggoreng. Banyak orang mulai menghindari minyak goreng karena takut efek buruk bagi jantung dan kadar kolesterol darah.

Padahal, kalau bisa mengenali jenis-jenis minyak yang ada di pasaran kita bisa mengambil manfaat yang ada tanpa harus meninggalkannya. Berikut ini adalah beberapa jenis minyak yang baik digunkan dan tetap mengandung manfaat untuk kesehatan. Diantaranya adalah:

Canola Oil

Minyak canola kini mulai banyak ditemui di beberapa supermarket besar. Minyak canola termasuk minyak nabati yang cukup aman untuk kesehatan. Mengandung omega-3 yang cukup tinggi, selain itu asam lemak tak jenuh tunggalnya juga bisa membantu Anda menjaga kolesterol tetap dalam keadaan normal. Minyak canola dapat dipanaskan hingga suhu 200°C. Lebih dari itu, maka kondisi minyak akan rusak. Minyak canola tak hanya bisa digunakan untuk memasak, tapi juga dipakai sebagai dressing salad.

Olive Oil

Minyak olive atau yang dikenal dengan minyak zaitun mengandung asam lemak tak jenuh tunggal yang cukup tinggi. Olive oil ini sangat aman digunakan untuk mereka yang memiliki masalah dengan jantung. Karena tidak ada lemak jahat yang membuat kolesterol meningkat. Olive oil sendiri ada beberapa jenis, tapi sebaiknya memilih extra virgin olive oil. Karena olive oil juga tinggi akan antioksidan untuk menangkal radikal bebas. Olive oil cocok sekali digunakan untuk salad.

Minyak Wijen
Keunikan minyak wijen adalah, minyak ini tak hanya mengandung asam lemak tak jenuh tunggal tapi juga polyunsaturated atau yang lebih dikenal dengan asam lemak omega-6. Titik didih minyak ini lebih tinggi dibandingkan kedua jenis minyak sebelumnya, yaitu sekita 210-220°C. Minyak wijen biasa digunakan pada campuran masakan untuk menambah rasa menjadi lebih enak.

Rice Bran oil

Rice bran Oil adalah salah satu minyak nabati yang mengandung asam lemak tak jenuh tunggal dan juga rendah kadar kolesterolnya. Rasanya ringan, sehingga tidak mempengaruhi masakan, dan titik didih nya cukup tinggi.

( eka / Odi )

http://www.detikfood.com/read/2010/08/23/144703/1425870/900/yuk-kenali-jenis-minyak-sayur

6 Makanan Penghilang Bau Mulut

Jumat, 03/09/2010 17:20 WIB

6 Makanan Penghilang Bau Mulut

Eka Septia Wulan - detikFood
6 Makanan Penghilang Bau Mulut
Foto: www.kirstenbonanza.com
Jakarta - Bau mulut merupakan masalah yang menarik perhatian saat berpuasa. Karena bau mulut berpengaruh juga dalam pergaulan karena kadang cukup mengganggu. Hal ini bisa disebabkan oleh makanan yang dimakan saat berbuka dan sahur. Untuk mengatasinya ada beberapa jenis makanan yang bisa Anda konsumsi untuk mengurangi resiko bau mulut. Ini dia!

Bau mulut memang wajar saat berpuasa. Namun, jika ingin mengurangi efek bau mulut saat berpuasa, Anda bisa mencermati makanan yang dimakan saat berbuka dan sahur. Nah, untuk menghindarinya ada baiknya Anda mengkonsumsi beberapa jenis makanan berikut ini:

1. Lemon
Irisan lemon yang disisipikan saat kita makan di restauran bukan tanpa sebab. Karena potongan lemon itu bisa menetralkan bau mulut atau aroma makanan yang cukup kuat. Seperti aroma kambing, ataupun aroma bawang.

2. Wortel
Pada saat mengunyah makanan yang mengandung serat, akan membantu mulut memproduksi air liur yang menciptakan pembersih mulut alami. Banyak dokter gigi menganjurkan untuk mengunyah wortel ataupun apel, untuk mengurangi bau mulut. Selain enak, seratnya pun baik untuk kesehatan pencernaan dan membantu Anda yang tengah menjalankan diet.

3. Teh Hijau
Dalam teh hijau mengandung zat aktif bernama catechins yang dapat membunuh bakteri di mulut sekaligus menghilangkan gula dari plak. Bakteri penyebab bau mulut pun bisa hilang. Meminum teh hijau setiap hari sangat dianjurkan untuk menghilangkan bau tak sedap.

4. Yoghurt
Yoghurt adalah minuman prebiotik yan baik untuk pencernaan. Jika dikonsumsi setiap hari, atau minum atau makanan probiotik dapat membantu memelihara kesehatan pencernaan. Apabila sistem pencernaan lancar, bau mulut dapat dihambat. Tapi jika Anda memiliki masalah dengan lambung, konsumsi yoghurt sebaiknya dibatasi.

5. Daun Mint
Daun mint bisa membantu menghilangkan bau tak sedap karena mengkonsumsi bawang Bombay ataupun bawang putih. Biasa ditaruh dalam makanan atau minuman sehingga memberikan efek yang segar di mulut dan aroma yang enak. Selain daun mint, Anda bisa juga menggunakan kayu manis jika ada.

6. Air Putih
Cara terkahir tapi cukup ampuh untuk mengurangi bau mulut adalah dengan meminum air putih. Karena dengan meminum air putih dapat merangsang saliva dengan baik. Dengan berkumur dengan air putih dapat mengeluarkan kotoran dari sela-sela gigi yang menjadi penyebab bau mulut.

( eka / Odi )

http://www.detikfood.com/read/2010/09/03/172056/1434645/900/6-makanan-penghilang-bau-mulut

Waspadai Kolesterol Dalam Santan

Rabu, 08/09/2010 15:40 WIB

Waspadai Kolesterol Dalam Santan

Eka Septia Wulan - detikFood
Waspadai Kolesterol Dalam Santan
Jakarta - Selama lebaran, hampir semua jenis makanan mengandung santan. Mulai dari opor ayam, rendang daging, sayur pepaya, hingga kue lapis dan aneka jajan pasar. Meskipun rasanya enak menggiurkan, Anda tetap harus waspada. Salah-salah kolesterol Anda bisa naik karenanya!

Hidangan wajib di hari lebaran adalah lontong atau ketupat komplet. Lauk-pauk yang menyertai ketupat biasanya mengandung santan kelapa. Misalnya, sayur gurih, opor ayam, gulai kambing dan sambal goreng udang. Belum lagi aneka kue tradisional yang jadi pelengkapnya seperti aneka kue lapis, bolu, bubur manis dan kue-kering. Hampir semuanya memakai bahan santan atau kelapa.

Rasa gurih santan memang sangat enak di lidah tetapi santan yang berasal dari kelapa segar ini juga memiliki kandungan lemak nabati. Lemak ini perlu dicermati konsumsinya karena bisa membuat kadar kolesterol darah meningkat.

Dalam 100 ml santan atau dari 100 gr kelapa parut ternyata menyumbang kolesterol hampir sebanyak 90%. Bayangkan jika Anda memakan hampir semua jenis makanan yang bersantan. Peningkatan kadar kolesterol dalam tubuh bisa memicu berbagai jenis penyakit bermunculan.

Dalam sebuah penelitian diketahui bahwa santan mengandung asam laurat yang berkhasiat sebagai obat, diantaranya untuk menurunkan hipertensi, diabetes dan juga penyakit jantung. Namun, karena proses pemasakan yang lama, hingga berjam-jam pada suhu yang tinggi membuat asam lemak sehat berubah menjadi lemak trans yang jahat.

Terbentuknya lemak trans ini bercampur dengan kandungan asam lemak jenuh yang memang sudah banyak terdapat dalam kelapa. Sehingga meningkatkan kadar LDL atau 'lower density lipoproteins' yang juga dikenal dengan istilah kolesterol jahat. Apabila kadar LDL ini meningkat, maka menyebabkan arteri tersumbat dengan kolesterol dan peredaran darah pun terganggu karena tertutup lemak.

Agar tetap sehat selama mudik lebaran ini, mungkin sebaiknya jumlah asupan makanan bersantan sedikit dibatasi. Cobalah selingi dengan makanan segar seperti buah segar dan sayuran segar. Selain mudah diserap tubuh juga mengandung serat dan vitamin.

( eka / Odi )

http://www.detikfood.com/read/2010/09/08/154016/1437922/900/waspadai-kolesterol-dalam-santan

Makan Sayur Cegah Batu Ginjal

Jumat, 17/09/2010 16:45 WIB

Makan Sayur Cegah Batu Ginjal

Eka Septia Wulan - detikFood
Makan Sayur Cegah Batu Ginjal
Jakarta - Mengkombinasikan menu makanan sehat dalam diet harian ternyata tak hanya bisa menurunkan berat badan saja. Tapi juga bisa menurukan tekanan darah sekaligus mencegah terserang penyakit batu ginjal. Apa saja jenis makanan yang sebaiknya dikonsumsi? Simak infonya di sini!

Diet kini tak hanya untuk mereka yang ingin menurukan berat badan saja. Tapi juga dijalankan oleh mereka yang ingin hidup lebih sehat. Menghindari penyakit jantung, menurunkan kadar gula, tekanan darah, hingga mencegah terserang penyakit batu ginjal.

Para peneliti di Amerika memeriksa dampak Dietary Approaches to Stop Hypertension (DASH) diet. Program diet ini hanya menganjurkan makan makanan seperti buah-buhan, sayuran, kacang-kacangan, semua produk susu, daging merah, dan kurangi makanan manis.

Para peneliti menganalisa contoh urin selama 24 jam kepada 3.426 orang dengan catatan kesehatan ginjal yang baik. Meskipun asupan cairan yang masuk memiliki jumlah yang sama, tapi mereka yang mengikuti diet DASH urin yang dihasilkan lebih banyak dibandingkan dengan mereka yang tidak. Urin yang dihasilkan lebih banyak karena asupan makanan tersebut mengandung kadar air yang tinggi.

Hasil studi menyatakan, kalau urin yang dihasilkan diet DASH ini memiliki sitrat dengan kadar yang tinggi. Yaitu, kalsium penting yang menghambat proses terjadinay batu ginjal. Selain itu, dua jenis makanan utama diet DASH-susu rendah lemak dan sayuran, dapat mencegah terjadinya pengendapan batu ginjal. Hasil penelitian ini muncul di dalam jurnal Clinical Journal of the American Society of Nephrology.

Nah, agar tidak tidak terkena penyakit batu ginjal Anda bisa mulai mengkonsumsi jenis makanan yang mengandung kadar air yang tinggi dan tentu saja olah raga teratur.

( eka / Odi )

http://www.detikfood.com/read/2010/09/17/164543/1442529/900/makan-sayur-cegah-batu-ginjal

Cara Praktis Batasi Konsumsi Garam

Selasa, 21/09/2010 17:36 WIB

Cara Praktis Batasi Konsumsi Garam

Eka Septia Wulan - detikFood
Cara Praktis Batasi Konsumsi Garam
Foto: angelans.blogspot.com
Jakarta - Banyak yang bilang, makanan tanpa garam hambar rasanya. Meskipun begitu, jumlah garam yang masuk ke dalam tubuh ada baiknya dibatasi jumlahnya. Bukan saja untuk masakan, tapi juga perhatikan camilan-camilan Anda yang juga mengandung garam.

Apakah Anda mengkonsumsi banyak garam? Mungkin Anda merasa tidak mengkonsumsi terlalu banyak dalam masakan Anda. Tapi jangan sampai Anda melupakan camilan yang Anda konsumsi setiap hari. Berapa kadar garam yang terdapat didalamnya. Kalau tidak diperhatikan dengan benar, bisa jadi tubuh kelebihan garam yang mengakibatkan gangguan hipertensi.

Tanpa kita sadari, 75% jumlah garam yang masuk ke dalam tubuh kita berasal dari makanan yang kita beli diluar. Baik itu menu makan besar ataupun makanan ringan sehari-hari. Penumpukan jumlah garam dalam tubuh bisa meningkatkan tekanan darah, dan hal ini bisa memicu terjadinya serangan jantung dan juga stroke.

Jumlah garam yang seharusnya masuk ke dalam tubuh tidak lebihd ari 6gr (kurang lebih satu sendok teh) per harinya. Tapi yang perlu diperhatikan adalah, bukan jumlah garam yang kita masukkan ke dalam masakan saja. Tapi juga garam yang ada di makanan olahan ataupun camilan sehari-hari, seperti roti, sereal, snack, saus, dll.

Kalau ternyata Anda termasuk orang yang doyan ngemil, sebaiknya lebih berhati-hati. Sebenarnya tidak sulit untuk mengurangi jumlah konsumsi garam setiap hari. Banyak cara sederhana bisa Anda lakukan untuk menguranginya. Mulai dari mengurangi jumlah makanan asin atau belajar untuk menyukai makanan yang tawar rasanya.

Untuk Anda yang suka dengan camilan, perhatikan label yang tertera pada bagian belakang kemasan. Pilihlah jenis camilan yang mengandung garam paling rendah. Selalu bandingkan kandungan garam dalam produk-produk serupa yang akan Anda beli. Pastikan jumlahnya serendah mungkin agar jumlah garam yang Anda konsumsi tidak berlebihan. Tidak sulit bukan?

( eka / Odi )

http://www.detikfood.com/read/2010/09/21/173619/1445002/900/cara-praktis-batasi-konsumsi-garam

3 Cara Jitu Jaga Daya Tahan Tubuh

Sabtu, 25/09/2010 06:25 WIB

3 Cara Jitu Jaga Daya Tahan Tubuh

Eka Septia Wulan - detikFood
3 Cara Jitu Jaga Daya Tahan Tubuh
Foto: gwinnett.locallygrown.net
Jakarta - Cuaca yang berubah-ubah akhir-akhir ini menyebabkan kondisi tubuh menurun. Terserang flu, demam, bahkan tifus seringkali terjadi. Ada cara mudah menjaga daya tahan tubuh agar tetap sehat dalam kondisi cuaca seperti sekarang ini. Simak infonya di sini!

Mengkonsumsi makanan dan minuman yang sehat memang wajib dilakukan untuk mendapatkan tubuh yang prima. Tapi terkadang hal ini masih dirasa kurang, apalagi disaat kondisi cuaca seperti sekarang ini. Cuaca yang berganti-ganti dalam satu hari bisa membuat daya tahan tubuh menurun seketika.

Sebenarnya ada langkah sederhana agar daya tahan tubuh tetap terjaga, selain dengan makan yang teratur dan tentunya makan makanan yang bernutrisi tinggi. Tiga langkah sederhana ini adalah:

1. Cukupi Vitamin D

Ternyata vitamin D tidak hanya baik untuk pertumbuhan tulang dan gigi saja. Kebutuhan vitamin D yang cukup untuk tubuh ternyata bisa menghindarkan Anda dari segala macam penyakit. Mulai dari flu hingga kanker. Vitamin D alami bisa didapat dari sinar matahari sedangkan dari makanan bisa di dapat dari telur, hati dan ikan, seperti halnya susu dan margarine yang diperkaya dengan vitamin D.

Studi yang dilakukan di Jepang terhadap 300 anak-anak yang telah diberi suplemen vitamin D menunjukkan sekitar 40% tingkat kemungkinan terserang flu lebih kecil. Berdasarkan penelitian,kemungkinan ini bisa didapat karena vitamin D dapat menstimulus sel imun untuk melawan virus dan bakteri.

2. Penuhi Kebutuhan Serat Harian
Mereka yang mengkonsumsi serat larut dalam air dalam enam minggu, ternyata mampu menjaga tubuh dari serangan bakteri dibandingkan mereka yang mengkonsumsi serat yang dikombinasikan. Serat larut dalam air bisa di dapat dari buah-buahan yang berasa asam, apel, wortel, kacang-kacangan,dan juga oatmeal. Kesemua makanan itu dapat mencegah terjadinya peradangan, seperti yang dikatakan Christina Sherry, Ph.D., R.D., peneliti University of Michigan, Ann Arbor. Pastikan tubuh Anda mendapatkan serat sebanyak 25-38 gr setiap harinya.

3. Jaga Bobot Tubuh
Untuk menjaga daya tahan tubuh, selain dapat melalui makanan ternyata bobot tubuh seseorang cukup mempengaruhi. Seperti penelitian yang dilakukan di Tufts University, orang dewasa yang memiliki berat badan berlebih dianjurkan untuk melakukan diet untuk mengurangi kalori hingga 50%. Ternyata berat tubuh yang ideal membuat daya tahan tubuh bekerja lebih baik dibandingkan mereka yang mengalami obesitas. Jadi ada baiknya mengontrol jumlah makanan yang masuk agar tidak terjadi kelebihan berat badan dan tubuh tidak mudah terserang penyakit.

( eka / Odi )

http://www.detikfood.com/read/2010/09/25/062546/1448051/900/3-cara-jitu-jaga-daya-tahan-tubuh?881104284

Sabtu, 25 September 2010

Turn back the clock on your life: 7 ways to keep yourself young

Saturday, September 25, 2010

Turn back the clock on your life: 7 ways to keep yourself young

The plaid couch and orange shag carpet in your grandmother's 70s living room may seem outdated and old-timey to you. Her time capsule, however, might not just be keeping her young, it could be keeping her alive.

In an experiment documented by the BBC, researchers found that pretending you are living in your youth may actually impact how young you feel and act. The BBC invited six aging British celebrities to live in a country house for a week. From the clothes they wore to TV shows they watched, the participants, aged 76 to 88, were submerged in a time when they were in their heyday. Their bedrooms were even replicas of the ones they slept in during that decade.

The three actors, one athlete, and two journalists—all retired— volunteered to take care of themselves in the house and engage in assigned tasks, like carrying their bags up a flight of stairs. A team with surveillance cameras quietly observed them through it all.

Fending for themselves, the BBC notes, was a big challenge for the six, but also encouraged pushing past age-related limitations. They watched one participant who normally relied on two canes or a wheelchair to get around, triumphantly take nearly 150 steps using only one cane.

Although the BBC admits the participants' progress was not uniform, the changes in confidence, independence, and physical ability are notable. After just one week of living like it was the 70s, testing revealed almost all of them had improved memory, stamina, eyesight, and mood.

These results are fascinating, but not out of the blue. The BBC experiment was inspired by 1979 research conducted by Harvard professor Ellen Langer, who took a group of men back to the year 1959 in her own legendary "counterclockwise study."

"It's too easy to have everybody take care of us. But you can be helped to death," Langer noted.

In fact, the BBC points to a study that shows when nursing home residents were given some small responsibility and choice in how they spent their time, only 18 months later they were more active, alert, happy and "far more likely to be alive."

However, you might not have to go back twenty (or more) years to regain the confidence and mobility you had as a younger person. But, according to Langer's research, you may have to go against the grain if you want to be an elderly person who continues to act, feel, and live young.

And, experts say, you have to get started right away. Developing good brain habits now, reports Dr. Cynthia R. Greene, author of Total Memory Workout: 8 Easy Steps to Maximum Memory Fitness, will improve your current daily intellectual performance as well as reduce the risk for dementia in years to come.

Before you dig out your polyester culottes from decades past, try the following—experts believe they can help us all hold on to the best parts of our youth as the years go by.


1. Break out the community college catalog or sign up for sign language class. Remember when people wrote in your high school yearbook, "Don't ever change"? Forget that. Although it was once believed that our brains were hardwired for specific tasks, new information shows that our brains are dynamic and even rejuvenating. This means a stroke victim may be able to transfer skills from a damaged region of the brain to one that is more viable, says Dr. Terry Grossman, author of Transcend: Nine Steps to Living Well Forever. It also means that acquiring new skills as we age will help keep us youthful.

"Utilizing previously unused areas of the brain as one ages can help slow down, stop, and reverse some signs of brain aging," Dr. Grossman says.

How can you jump on that tomorrow? Dr. Grossman says learning a new language, taking music lessons to play a new instrument, sitting in on an adult education class in a subject you've always been curious about, or traveling to an area you've never explored are all ways to get neurons firing.


2. Work your body.
Data strongly suggests that regular aerobic activity improves human brain power immediately and could protect us from major memory impairment in the long term. Even walking for 45 minutes a few times a week can make a difference.

"Even folks with limited mobility or cognitive impairment should be encouraged to maintain their aerobic wellness as much as possible by participating in activities that are accessible to them [such as "sit and be fit" programs, water aerobics, etc.]," Dr. Greene notes. "A small study a few years ago out of Australia suggested that regular aerobic activity may slow progression of memory impairment in individuals in the early stages of the disease. While that needs to be replicated and seen in larger samples, it was an interesting window into the role exercise may play for brain health across the board."


3. Feed your body, but only until it is 80 percent full.
Whether you want to recapture or hang on to your youthfulness, you're going to have to pay more attention to the food and drink you put into your body.

Longevity expert and author Dan Buettner partnered with National Geographic to study how people in some pockets of the world not only live longer, but live better. He compressed their lessons into nine tenets, and it's not a shocker that one of them is to eat wisely.

"Instead of groping from fad diet to fad diets, use strategies for eating 20 percent less at meals. Avoid meat and processed food," Buettner says. More obviously, he adds that it's a good idea to consume more vegetables and, if it works for your
health history and current medical condition, drink red wine in moderation.


4. De-stress, and soon. We hear about releasing stress so often that it can easily feel like one more overwhelming task on the to-do list. But Dr. Grossman says it is a must if you want to live longer and feel good during all of those years.

The stress situation in this country is dangerously excessive and could be causing us to age more quickly, he notes.

"It is estimated that with the current economic conditions, stress levels in the United States today are approaching those that existed in the days following 9/11," Dr. Grossman asserts.

To break the cycle of stress, try engaging in a hobby, taking scheduled vacations, or regularly get spa treatments or massages.


5. Keep playing the classic games, just do them faster.
Our intellectual skills change as we age. The great news, Dr. Greene says, is that deductive reasoning and our base of knowledge improve. The challenge, however, is that our attention, processing speed, short-term memory, and cognitive flexibility often slow. Just like our biceps, regularly exercising mental muscles can help us stay healthier over time.

While you can certainly use online games for brain fitness, Dr. Greene also suggests pulling out games that challenge memory, oldies-but-goodies like Boggle, Simon, Bananagrams, or even the word jumble. To glean the greatest benefit, time yourself with the goal of getting faster each time.


6. Be social, but choose your friends wisely. "It has been found," Dr. Grossman reports plainly, "that being socially isolated has health risks on par with those of cigarette smoking."

While the most important thing you can do to keep yourself young during your lifetime is to be social, Dr. Buettner says it is also critical that you spend time with people who have the healthy habits you prioritize or want to emulate.

He calls this choosing "the right tribe" and says centenarians, people who live to at least 100f, show exactly how this works.

"All of the world's longest-lived people were born into -- or consciously chose to associate with -- the right people . If your three best friends are obese, there's a 50 percent better chance that you'll be obese," says Dr. Bruettner. "The reverse is true, too. If you dine with people who eat healthy food, you're more likely to eat healthy food, if the friends you spend most time with play a sport, you're more likely to join them."


He says our trend toward isolation -- 15 years ago, the average American had three good friends, as compared to two today -- is shaving years off of our lives. Finding a community of just a few people who stimulate you intellectually, encourage you to try new things and be physically active, and maybe even play a round or two of Yahtzee! could hit lots of targets as you aim to stay young from year to year.

What do you do if some of those important people, like caretakers or friends or even grown children, in your life won't stop telling you to slow down, reduce your activity, and accept your age? Dr. Grossman responds bluntly, "Wrong advice -- no matter how well-intentioned -- is still wrong. I would ignore it."


7. Take control of your life by taking control of your clutter.
In a thought-provoking New York Times article on the physical, emotional, and cognitive toll possessions can have on older people, Dr. David J. Ekerdt spelled out the myriad approaches we can take to downsize during our later years.

“This isn’t just a move from one residence to another, as it would be earlier in life. This is a step closer to the inevitable world of frail aging, a reminder that time is growing short. People want to hold on to the symbols of their former lives and competence,” Ekerdt told the Times.

Getting rid of a wedding dress or sorting through old photos isn't just a de-cluttering exercise, it is a rite of passage. Sorting through all of that stuff can certainly be as physically and mentally draining as the British celebrity who put down her cane and walked across the room. However, if we take control of the possessions we keep and validate what the stuff we discard meant about who we once were, we will be better prepared to move forward into the next chapter of our lives.

Ekerdt's research acknowledges the stress and pressure of sorting through a lifetime of possessions but alsoshows that people feel satisfied overall when it is accomplished.

Perhaps we can apply both Ekerdt's study and the BBC experiment as we move through our own homes and years. Whether we opt to stand up out of a wheelchair, donate all those unopened cookbooks, or choose to take up French, making the choice to hold on to the fiery parts of ourselves and release the stereotypes of getting older might justl keep us thriving, no matter how many candles are on our cake.
http://shine.yahoo.com/event/vitality/turn-back-the-clock-on-your-life-7-ways-to-keep-yourself-young-2392273/