Kamis, 29 Oktober 2009

Makin Hijau Makin Sehat

Makin Hijau Makin Sehat
SENIN, 19 OKTOBER 2009 | 17:25 WIB

KOMPAS.com - Terbukti lagi, ruang terbuka hijau meningkatan kualitas kesehatan. Dengan makin mahalnya biaya kesehatan, mungkin bisa dipertimbangkan untuk memanfaatkan ruang terbuka hijau sebagai bagian dari upaya mencegah penyakit.

Penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of Epidemiology and Community Health menunjukkan orang-orang yang tinggal dalam radius satu kilometer dari taman atau area ruang terbuka hijau lainnya lebih jarang mengalami depresi dan kecemasan.

Penelitian yang dilakukan terhadap catatan medis 345.143 orang di Holland, Belanda, ini menilai status kesehatan responden dalam 24 kondisi, termasuk kardiovaskular, pernapasan, dan penyakit saraf. Hasil penelitian itu kemudian dikaitkan dengan jarak tempat tinggal responden dengan ruang terbuka hijau dalam radius satu kilometer, tiga kilometer.

Ternyata orang yang tinggal di lingkungan urban memiliki prevelansi lebih tinggi mengalami depresi dan kecemasan dibandingkan mereka yang tinggal dekat ruang terbuka hijau.

Manfaat kesehatan lain yang didapat oleh mereka yang rumahnya dekat ruang terbuka hijau, radius 1-3 kilometer di antaranya pencernaan yang lebih sehat dan menurunnya gejala gangguan fisik yang sering tidak bisa dijelaskan secara medis.

Selain udara yang lebih segar, ruang terbuka juga memungkinkan kita lebih terekspos pada sinar matahari yang kaya vitamin D.


AN

Editor: Abd
Sumber : health24

http://kesehatan.kompas.com/read/xml/2009/10/19/17254876/makin.hijau.makin.sehat

Bercak Biru Bukan karena Dijilat Setan

Bercak Biru Bukan karena Dijilat Setan
SELASA, 27 OKTOBER 2009 | 09:12 WIB

KOMPAS.com — Pernahkah Anda menemukan bercak biru lebam atau memar di tubuh tanpa tahu apa penyebabnya? Memar tanpa sebab jelas ini memang bisa sembuh sendiri, tapi bisa juga sebagai pertanda adanya penyakit serius, misalnya hemofilia. Jadi, bukan lantaran dijilat setan seperti yang dipercayai banyak orang selama ini.

Kita sering melihat atau mungkin mengalami memar yang tiba-tiba muncul tanpa sebab, misalnya di tangan atau kaki. Hendra (28) salah seorang di antaranya. la sempat mengira itu akibat benturan yang tak disadari. Akhirnya ia amati, memar itu akan muncul jika ia terlalu lelah. "Biasanya sih muncul di lengan," katanya. la memilih tidak ke dokter karena bercak itu bakal hilang dalam beberapa hari.

Bercak biru serupa lebam juga sering dialami Sari (26). "Kata ibu saya, ini karena dijilat setan akibat ada yang sirik sama saya. Habisnya, tidak terbentur apa-apa kok bisa lebam," ujarnya. Memang orang awam menyebut luka lebam ini akibat jilatan setan. Segelintir orang bahkan mengaitkan kondisi ini dengan masalah klenik.

"Padahal, bercak biru ini bisa dijelaskan secara medis. Bukan karena dijilat setan," kata Prof Dr Zubairi Djoerban, SpPD, KHOM, ahli penyakit dalam dari RSCM, Jakarta. Dalam dunia medis, bercak biru tanpa sebab ini dikenal sebagai purpura simplex.

Bercak biru ini adalah penggumpalan darah akibat pecahnya dinding pembuluh darah. Biasanya ditemukan di tungkai kaki atau lengan dan tidak menyebar ke bagian tubuh yang lain. Kondisi ini lebih sering terjadi pada wanita ketimbang pria. "Biasanya tiba-tiba muncul dan tidak disertai rasa sakit," ujar Prof Zubairi.

Hilang sendiri
Kabar baiknya, purpura simplex tidak berbahaya dan bisa hilang sendiri tanpa diobati. Kondisi ini juga tidak berkaitan dengan penyakit lain. Hanya saja, bercak ini bisa timbul lagi, dan kadang bersamaan dengan siklus menstruasi.

Untuk memahami terjadinya penggumpalan darah, tubuh harus mempertahankan agar darah tetap berbentuk cairan dan tetap mengalir dalam sirkulasi darah. Hal tersebut dipengaruhi oleh kondisi pembuluh darah, jumlah dan kondisi sel darah trombosit, serta mekanisme pembekuan darah yang harus baik. Pada kasus purpura simplex, penggumpalan darah atau pendarahan akan terjadi bila fungsi salah satu atau lebih dari ketiga hal tersebut terganggu.

Banyak pula ditemukan, pasien purpura simplex memiliki pembuluh darah kapiler yang rentan sehingga memudahkan terjadinya penggumpalan darah. "Ketika pembuluh darah rusak, darah akan bocor ke daerah sekelilingnya. Darah tersebut cenderung untuk berkoagulasi atau menggumpal. Ini yang menyebabkan terjadinya bercak biru atau memar," katanya.

Stres dan kelelahan
Banyak hal bisa menyebabkan penggumpalan darah. Yang paling mudah adalah trauma atau benturan secara fisik. "Namun, tidak menutup kemungkinan penggumpalan terjadi karena hal lain. Banyak orang yang mengaku mengalami bercak biru jika sedang stres, terlalu lelah, atau karena alergi. Untuk mengatasinya, ya dikurangi saja tingkatan stresnya atau perbanyak istirahat," ujarnya.

Faktor usia juga bisa membuat darah mudah menggumpal. Semakin tua seseorang, fungsi pembuluh darah ikut menurun. Lapisan kulit juga kehilangan banyak jaringan lemak yang bisa melindungi pembuluh dari benturan.

Untuk memastikan penyebab timbulnya bercak biru, Prof Zubairi menyarankan pasien memeriksakan diri ke dokter ahli penyakit dalam. Banyak pasien yang memeriksakan diri karena takut bercak biru itu merupakan pertanda penyakit berat. "Meski jarang, beberapa penyakit berat bisa ditandai oleh memar dan bercak biru. Kalau itu terjadi, tentu saja pasien memerlukan penanganan lebih lanjut," katanya. (GHS/Michael)

Editor: Anna

http://kesehatan.kompas.com/read/xml/2009/10/27/09125189/bercak.biru.bukan.karena.dijilat.setan

9 Kiat Hindari Kanker Prostat

9 Kiat Hindari Kanker Prostat
JUMAT, 9 OKTOBER 2009 | 09:18 WIB

KOMPAS.com - Kanker prostat memang menjadi suatu hal yang menakutkan bagi para pria, akan tetapi menurut penelitian, ada beberapa cara untuk mengurangi resiko terkena kanker prostat. Mau tau?

Makanlah lebih banyak makanan rendah lemak, tinggi serat, atau makanan yang mengandung asam lemak omega- 3, seperti produk kacang- kacangan contohnya tahu sutra dan kacang kedelai, tomat dan makanan yang mengandung saus tomat, sayur - sayuran seperti brokoli, kembang kol dan kol serta ikan salmon, tuna dan sarden.

Para peneliti juga menemukan cara - cara lain untuk membantu mengurangi resiko kanker prostat seperti meminum segelas anggur merah atau teh hijau, serta suplemen seperti vitamin D dan E serta selenium.

Usia di atas 50 tahun memang merupakan salah satu faktor resiko untuk kanker prostat. Lebih dari 65 persen dari seseorang yang baru didiagnosa kanker prostat berusia 65 tahun keatas. sebagai tambahan 90 persen dari kematian karena kanker prostat terdapt pada usia pria diatas 65,4 tahun.

Mari kita lihat beberapa faktor berikut ini yang bisa mengurangi resiko terkena kanker prostat :

1. Memperbaiki keadaan kesehatan umum.
Jaga agar berat badan Anda berada pada berat ideal untuk tinggi Anda. Jika Anda menderita obesitas maka temui ahli gizi untuk mengatur diet yang seimbang. Kombinasikan juga dengan kegiatan olahraga.
2. Minum banyak air. Air sangatlah esensial untuk kesehatan karena membantu mengurangi racun - racun dari dalam tubuh. Konsumsi air yang ideal setiap hari adalah 6 - 8 gelas sehari. Kopi dan teh tidak termasuk dalam konsumsi air.
3. Kurangi minum alkohol.
4. Makan makanan yang banyak mengandung likopen, contohnya tomat dan buah bit.
5. Makan makanan yang mengandung asam lemak omega-3 seperti kacang kedelai dan produknya seperti tofu, atau susu kacang kedelai, salmon, tuna dan sarden.
6. Makan makanan yang mengandung beta karoten seperti wortel
7. Kurangi konsumsi daging - dagingan dan lemak
8. Pastikan Anda mendapat cukup asupan selenium dan vitamin E
9. Terakhir, kurangi stres dan depresi. Carilah kesibukan atau olahraga demi membantu menenangkan pikiran.

dr. Intan Airlina Febiliawanti

Editor: Anna

http://kesehatan.kompas.com/read/xml/2009/10/09/09180039/9.kiat.hindari.kanker.prostat.

Pembunuh Sel Kanker dari Kunyit

Pembunuh Sel Kanker dari Kunyit
KAMIS, 29 OKTOBER 2009 | 07:36 WIB

KOMPAS.com - Ilmuwan Inggris sedang meneliti khasiat ekstrak berbahan dasar kunyit yang terdapat dalam makanan kari pedas. Dugaan awal, ekstrak tersebut berpotensi membunuh sel kanker.

Tak main-main, ekstrak itu bekerja pada 24 jam pertama sejak dikonsumsi. Bahan kimia tersebut—curcumin—telah lama diketahui memiliki daya memulihkan tenaga dan telah dites sebagai cara pengobatan radang sendi dan kepikunan.

Meskipun masih dalam skala laboratorium, tes oleh tim dari Cork Cancer Research Centre menunjukkan daya hancur curcumin terhadap sel-sel kanker kerongkongan.

Sejumlah ahli kanker menyebutkan, temuan yang dipublikasikan dalam British Journal of Cancer tersebut dapat membantu para dokter menemukan cara pengobatan di luar model pengobatan sekarang.

Seorang anggota tim peneliti, Dr Sharon McKenna, mengakui bahwa para peneliti telah lama tahu potensi bahan-bahan alami yang menyembuhkan sel-sel yang salah, seperti curcumin.

Para dokter di Inggris berharap pada temuan yang lebih maju untuk mengobati kanker kerongkongan. Setiap tahun sekitar 7.800 orang didiagnosis kanker kerongkongan di Inggris.

Kanker jenis itu menjadi enam besar kanker mematikan atau sekitar 5 persen dari angka kematian di Inggris. Dari sudut pandang sumber daya, Indonesia merupakan salah satu negara dengan tanaman herbal berpotensi obat melimpah. (BBC NEWS/GSA)

Editor: acandra
Sumber : Kompas Cetak

http://kesehatan.kompas.com/read/xml/2009/10/29/07361843/Pembunuh.Sel.Kanker.dari.Kunyit

Rabu, 28 Oktober 2009

Menyusui Bagus untuk Kesehatan Jantung Ibu

Kamis, 15/10/2009 14:30 WIB

Menyusui Bagus untuk Kesehatan Jantung Ibu

Vera Farah Bararah - detikHealth


img
(Foto: topnews)
Pittsburgh, Seorang ibu yang memberikan ASI tidak hanya memberikan keuntungan kepada bayinya saja, karena ternyata menyusui juga bisa meningkatkan kesehatan jantung ibu. Hal ini berdasarkan laporan dalam jurnal Obstetrics & Gynecology.

Peneliti melaporkan bahwa perempuan yang menyusui lebih dari 12 bulan bisa mengurangi risiko terkena penyakit jantung hingga 10 persen, selain itu juga secara signifikan mengurangi faktor risiko untuk penyakit jantung seperti tekanan darah tinggi, diabetes dan kolesterol tinggi.

"Kami menemukan bahwa semakin lama ibu tersebut menyusui anaknya, maka risiko terkena serangan jantung, stroke dan penyakit jantung lainnya juga akan semakin kecil," ujar Dr. Eleanor Bimla Schwarz, seorang asisten profesor di University of Pittsburgh Center for Research on Health Care, seperti dikutip dari HealthDay, Kamis (15/10/2009).

Sudah menjadi rahasia umum bahwa memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan akan memberikan manfaat yang besar pada bayi. Sebagai tambahan menyusui juga memberikan mafaat bagi ibunya seperti membantu menurunkan berat badan serta meningkatkan toleransi terhadap glukosa dan metabolisme kolesterol.

Pada penelitian ini menggunakan data dari Women's Health Initiative yang melibatkan 140.000 perempuan menopause dengan rata-rata usia 63 tahun. Perempuan tersebut memberikan informasi mengenai pola makannya serta sejarah menyusuinya, sedangkan peneliti mengumpulkan data BMI (body mass index/indeks massa tubuh), serta riwayat medisnya. Selama penelitian partisipan dikirimkan laporan medisnya dan waktu rata-rata penelitian ini adalah 8 tahun.

Peneliti menemukan bahwa perempuan yang tidak menyusui cenderung memiliki tekanan darah tinggi, diabetes, kolesterol normal dan penyakit jantung. Schwarz mengatakan bahwa perempuan yang menyusui hanya satu atau dua bulan saja bisa memperbaiki kesehatannya, tapi waktu menyusui yang lama akan memberikan manfaat yang lebih besar lagi.

Setelah setahun menyusui didapatkan bahwa kemungkinan mengalami tekanan darah tinggi menurun sebesar 12 persen, diabetes menurun sebesar 20 persen, tingkat kolesterol yang tidak normal menurun sebesar 19 persen dan risiko penyakit jantung menurun sebesar 9 persen dibandingkan dengan perempuan yang tidak menyusui.

"Banyak faktor yang memainkan peranan di sini, proses menyusui akan memobilisasi lemak dan memiliki dampak pada kolesterol. Hal ini juga meningkatkan kadar hormon oksitosin yang dapat membuat pembuluh darah menjadi rileks," ujar Dr. Nieca Goldberg, direktur dari New York University Langone Medical Center Women's Heart Program.

Namun bukan hanya faktor menyusui saja yang dapat menurunkan risiko penyakit jantung, tapi pola hidup saat masih muda dulu juga turut berkontribusi. Untuk itu, jika ingin mendapatkan hasil yang maksimal, terapkan pola hidup sehat dan memberikan ASI pada anak Anda.

Jangan Buru-buru Berikan Anak Parasetamol Usai Vaksinasi

Jumat, 16/10/2009 10:10 WIB

Jangan Buru-buru Berikan Anak Parasetamol Usai Vaksinasi

Vera Farah Bararah - detikHealth


img
(Foto: dailymail)
London, Ada beberapa imunisasi yang bisa menyebabkan anak menjadi demam dan biasanya para ibu memberikan parasetamol untuk mengurangi demam tersebut. Tapi baru-baru ini peneliti mengatakan bahwa pemberian parasetamol bisa menurunkan efektivitas dari imunisasi tersebut.

Penelitian ini melibatkan 450 bayi yang mendapatkan vaksin dan menggunakan dosis parasetamol yang berlebihan selama 24 jam. Hal ini memang dapat mengurangi demam anak tapi peneliti dari Ceko menemukan bahwa respons vaksin tersebut menjadi lebih rendah. Seorang dokter dari Inggris mengatakan bahwa penelitian tersebut sebenarnya digunakan untuk memberikan saran agar tidak memberikan obat-obatan pada anak-anak tanpa alasan yang jelas.

"Kadang-kadang pemberian parasetamol ini hanya untuk meredakan kekhawatiran orangtua terhadap demam tinggi yang terjadi pada anaknya setelah dilakukan imunisasi," ujar Ketua penelitian Professor Roman Prymula, seperti dikutip dari BBCNews, Jumat (16/10/2009).

Dalam penelitian ini melibatkan anak-anak yang melakukan vaksinasi rutin dan juga vaksinasi pendukung. Imunisasi ini meliputi vaksin terhadap pneumococcus, haemophilus influenzae type b, tetanus, batuk rejan, hepatitis b, polio dan rotavirus. Setengah dari anak-anak itu mendapatkan 3 dosis parasetamol selama 24 jam sedangkan yang setengahnya tidak diberikan parasetamol.

Hasil yang didapatkan 42 persen anak-anak yang diberikan parasetamol memiliki suhu tubuh di atas 38 derajat C setelah vaksin, sedangkan pada anak-anak yang tidak diberikan parasetamol ditemukan sebesar 66 persen. Tapi ketika peneliti melihat respons vaksinnya ternyata anak yang menerima parasetamol memiliki tingkat antibodi yang lebih rendah, hal ini menunjukkan bahwa kekebalan yang dihasilkan oleh vaksin tersebut tidak begitu baik.

Diperkirakan ini pertama kalinya efek seperti itu dapat dibuktikan dan para peneliti mengatakan satu hal yang dapat dijelaskan adalah parasetamol mengganggu respons sel kekebalan terhadap vaksin.

"Pemberian parasetamol untuk mencegah anak demam tidak perlu diberikan secara rutin tanpa mempertimbangkan manfaat yang diharapkan serta risiko yang mungkin muncul," tambah Prymula.

Parasetamol memang obat yang dapat diberikan pada bayi atau anak-anak untuk mengobati demam. Tapi bukan berarti anak harus selalu diberikan parasetamol setiap kali selesai melakukan vaksinasi, sebaiknya pertimbangkan terlebih dahulu seberapa penting pemberian parasetamol tersebut.

Tetap Bahagia Menjadi Orangtua Tunggal

Jumat, 16/10/2009 12:02 WIB

Tetap Bahagia Menjadi Orangtua Tunggal

Vera Farah Bararah - detikHealth


img
(Foto: womansday)
Jakarta, Kadang menjadi orangtua tunggal bisa membuat seseorang menjadi sangat sibuk sehingga agak sedikit melupakan kebahagiaan untuk dirinya sendiri. Namun tidak selamanya menjadi orangtua tunggal tidak menyenangkan, ada beberapa hal yang bisa membuat seseorang tetap bahagia menjadi orangtua tunggal.

Orangtua tunggal bisa tetap bahagia menjalani hidup ini dengan tetap menggunakan pendekatan yang positif. Dengan menjadikan hal-hal positif dalam hidup sebagai pemicunya, maka kebahagian tersebut juga bisa didapatkan. Berikut ini beberapa hal yang bisa dilakukan oleh orangtua tunggal agar tetap bisa bahagia, seperti dikutip dari eHow, Jumat (16/10/2009) yaitu:

1. Fokus pada anak-anak. Jika anak-anak adalah pusat kehidupan Anda dengan sendirinya anak-anak tersebut akan mengetahui dan merespons apapun yang terjadi pada diri orangtuanya. Jika anak melihat orangtua merasa trauma, tidak nyaman atau tidak aman sendirian, anak-anak juga akan bisa merasakan hal yang sama. Jadi cobalah untuk menikmati hidup agar sama-sama bisa merasakan kebahagiaan.

2. Mengenal diri sendiri. Ini adalah waktu yang tepat untuk mengenal diri sendiri dan merasa nyaman dengan kesendirian. Tinggalkan segala pikiran yang negatif tentang kesendirian dan berlatihlah untuk merasa cukup nyaman dengan diri sendiri saat pergi keluar rumah. Lebih baik berpikir bahwa Anda merasa lebih suka tidak ada hubungan sama sekali dibandingkan dengan berada dalam hubungan yang buruk.

3. Libatkan anak-anak dalam mencerminkan peran orangtua yang hilang. Dalam hal ini bukan berarti harus menemukan pengganti dari seorang ibu atau ayah, tapi bisa dengan membuat anak dekat dengan paman, bibi atau kakek dan nenek untuk mengisi kekosongan salah satu peran orangtua.

4. Biarkan anak-anak tahu bahwa dirinya dapat melengkapkan hidup Anda. Jika Anda percaya bahwa Anda bisa tetap bertahan tanpa seorang laki-laki atau perempuan disamping Anda, maka anak-anak pun akan mempercayai itu. Karena anak adalah cerminan dari apa yang dirasakan oleh orangtuanya, jika suatu saat menemukan seseorang maka itu bisa menjadi sebuah bonus bagi Anda dan anak-anak.

5. Memahami bahwa Anda tidak bisa menjadi segalanya bagi anak-anak. Dengan memahamai hal tersebut akan membuat orangtua tunggal merasa tidak terlalu tertekan, namun bukan berarti anak-anak tidak bisa mendapatkan kasih sayang yang sempurna. Kasih sayang bisa didapatkan dari saudara atau orang-orang yang dekat dengan Anda.

Suka Isap Jempol Bisa Bikin Gigi Anak Rusak

Jumat, 16/10/2009 14:02 WIB

Suka Isap Jempol Bisa Bikin Gigi Anak Rusak

Vera Farah Bararah - detikHealth


img
(Foto: howstuffworks)
Jakarta, Kebiasaan mengisap jempol dilakukan hampir 80 persen balita. Anak yang mengisap jempol biasanya sebagai upaya menenangkan diri. Tapi hati-hati anak yang suka mengisap jempol terlalu lama bisa merusak giginya.

Bagi orangtua baru mungkin akan sedikit bersyukur, karena bayi akan berhenti menangis jika mulutnya mengisap jempol. Tapi tanpa disadari hal ini akan menjadi suatu kebiasaan hingga anak tersebut dewasa nanti.

Diperkirakan sekitar 80 persen bayi dan anak-anak suka menghisap jempol pada saat-saat tertentu. Mengisap jempol merupakan refleks normal yang terjadi pada anak-anak untuk menenangkan dirinya saat mengalami stres, yang pada intinya anak-anak tersebut mencari kenyaman dan rasa aman. Tidak sedikit anak-anak yang bisa mengatasi hal ini, namun ada juga yang tidak.

Seperti dikutip dari Howstuffworks, Kamis (15/10/2009) ada dua faktor yang dapat mengindikasikan apakah mengisap jempol dapat merusak gigi atau tidak, yaitu faktor usia dan intensitasnya. Sebaiknya kebiasaan tersebut harus sudah bisa ditangani saat waktu tumbuhnya gigi permanen tiba yaitu sekitar usia 6 tahun.

Saat gigi susu sudah berganti dengan gigi permanen, potensi terjadinya kerusakan akan semakin besar sehingga bisa saja membutuhkan bantuan dokter gigi. Kerusakan yang ditimbulkan bisa berupa penyelarasan gigi yang tidak normal (malocclusion) serta kerusakan struktur langit-langit mulut. Ketika mengisap jempol akan membuat jempol mendorong gigi atas sehingga menjadi sedikit menjauh dari gigi yang lainnya, selain itu juga bisa menyebabkan anak menjadi cadel.

Intensitas mengisap jempol akan mempengaruhi tingkat kerusakan, jika intensitasnya kuat maka bisa menyebabkan kerusakan gigi yang permanen. Umumnya anak-anak ini melakukan hal tersebut pada saat lelah atau bosan.

Para ahli menyarankan sebaiknya memberikan dukungan positif pada anak-anak untuk tidak mengisap jempol, dan jangan memberikan dukungan negatif karena akan meningkatkan stres dan eksistensi anak tersebut untuk tetap mengisap. Serta dibutuhkan kesabaran dan waktu yang relatif tidak singkat.

Untuk membantu mengatasi anak yang mengisap jempol diperlukan terapi seperti memberikan sarung tangan kecil pada jari-jarinya terutama saat malam hari. Jika anak mengisap jempo karena cemas atau stres, berilah hiburan atau pelukan yang bisa memberikan rasa nyaman bagi anak.

Bahaya Maniak Game Pada Anak

Jumat, 16/10/2009 15:33 WIB

Bahaya Maniak Game Pada Anak

Vera Farah Bararah - detikHealth


img
(Foto: msnbc)
Jakarta, Video game sudah menjadi candu karena dianggap bisa menghibur seseorang, tidak terkecuali bagi anak-anak. Tapi anak-anak yang terlalu sering bermain game akan membahayakan fisik dan psikologisnya.

Sebuah penelitian pernah dilakukan oleh Kaiser Family Foundation terhadap 2.032 anak-anak dengan usia antara 3 tahun sampai 12 tahun mengenai seberapa sering anak-anak tersebut bermain video games atau game di komputer. Ternyata didapatkan 73 persen anak laki-laki berusia 8 tahun sampai 10 tahun rata-rata bermain game satu jam per hari dan hampir 68 persen anak usia 12 tahun sampai 14 tahun bermain game untuk usia 17 tahun ke atas.

Seperti dikutip dari PsychiatricTime, Jumat (16/10/2009), alasan anak-anak bermain game adalah ingin mencoba sesuatu yang baru dan untuk menghilangkan stres akibat tugas sekolah atau karena suatu masalah.

Tapi terlalu sering bemain game akan mempengaruhi kepribadian dari anak itu sendiri, karena pada saat usia 4 tahun sampai 17 tahun anak-anak cenderung menyerap dan meniru segala sesuatu yang dilihatnya sehingga mempengaruhi perkembangan tubuhnya.

Apalagi saat ini juga banyak game yang dimainkan oleh anak-anak mengandung kekerasan, dampak dari permainan ini bisa membentuk anak menjadi seorang pemberontak, keingintahuan yang besar terhadap segala sesuatu yang dilarang, serta memiliki kelakuan yang kadang sulit diterima masyarakat.

Salah satu masalah kesehatan yyang paling sering terjadi pada anak yang suka main game adalah postur tubuh yang bungkuk atau bengkok, ini terjadi akibat posisi duduk yang tidak beraturan di depan layar televisi atau komputer. Selain itu bermain game setiap hari dengan waktu yang lama bisa menyebabkan kerusakan pada sendi-sendi atau iritasi kulit.

Masalah lain juga bisa muncul seperti merusak penglihatan anak, hal ini karena bermain terlalu lama dengan jarak mata dan monitor yang terlalu dekat atau bisa juga karena ruangan yang gelap dan gambar yang berubah dengan cepat. Serta bisa menyebabkan seorang anak mengalami obesitas akibat kurangnya aktivitas di luar dan hanya duduk depan layar saja.

Selain masalah pada fisik anak, bermain game juga bisa menimbulkan masalah psikologis anak khususnya jika game yang dimainkan mengandung kekerasan. Bisa saja anak-anak menirukan apa yang dilihatnya tersebut dalam kehidupan nyata, jadi tidak heran jika banyak kekerasan yang timbul pada anak-anak sekolah dasar.

Kekerasan dalam game lebih berbahaya, karena anak terlibat dalam interaksi tersebut. Pahlawan yang melakukan kekerasan dalam game tersebut tidak pernah dihukum dan cenderung dihargai, sehingga bisa saja anak berpendapat bahwa kekerasan adalah sesuatu yang benar. Penelitian ilmiah membuktikan anak yang sering bermain game kekerasan cenderung lebih agresif.

Seorang anak boleh saja bermain game, asalkan waktunya dibatasi dan hal yang terpenting adalah pemilihan game yang tepat untuk anak-anak. Serta orangtua harus tegas dalam menentukan waktu bermain game bagi anaknya.

Daya Imajinasi Bisa Menurunkan Nyeri Perut Anak

Selasa, 20/10/2009 07:44 WIB

Daya Imajinasi Bisa Menurunkan Nyeri Perut Anak

Vera Farah Bararah - detikHealth


img
(Foto: presstv.ir)
Jakarta, Anak yang memiliki gangguan nyeri perut fungsional bisa mengurangi rasa sakit dengan menggunakan daya imajinasinya. Diketahui perawatan medis yang ditambah dengan daya imajinasi akan mengurangi rasa sakit tersebut.

Berdasarkan penelitian dari University of North Carolina di Chapel Hill dan Duke University Medical Center, ditemukan adanya keuntungan yang lebih pada anak-anak yang mendapatkan perawatan pelatihan daya imajinasi selama 6 bulan. Hasil ini telah dipublikasikan dalam jurnal Pediatrics.

"Anak-anak dapat dengan jelas mengurangi nyeri perut yang dialaminya dengan bantuan imajinasi panduan dari rekaman audio, dan didapatkan hasil yang lebih baik daripada perawatan medis saja," ujar Miranda van Tilburg, Ph.D, seorang asisten profesor di divisi Gastroenterology dan Hepatology di UNC School of Medicine, seperti dikutip dari ScienceDaily, Selasa (20/10/2009).

Penelitian ini difokuskan pada nyeri perut fungsional, yaitu nyeri yang terus menerus tanpa dapat diidentifikasi penyakit apa yang mendasarinya serta dapat mengganggu aktifitas. Karena biasanya penyakit ini menyerang sekitar 20 persen anak-anak.

Penelitian terdahulu telah menemukan bahwa terapi perilaku yang digabungkan dengan pengobatan medis cukup efektif untuk mengurangi nyeri dan meningkatkan kualitas hidup. Tapi bagi beberapa anak terapi perilaku ini tidak bisa dilakukan karena harganya yang mahal serta membutuhkan terapis yang profesional.

Dalam penelitian ini melibatkan 34 anak-anak berusia 6 tahun sampai 15 tahun yang didiagnosa menderita nyeri perut fungsional. Semua anak menerima perawatan yang sama, tapi beberapa anak dipilih secara acak selama 8 minggu untuk menerima perawatan panduan imajinasi. Pada akhirnya hanya ada 29 anak dimana 15 anak mendapat pengobatan medis dan latihan imajinasi sedangkan yang 14 anak hanya perawatan medis saja.

Untuk memandu sesi imajinasi dikembangkan oleh van Tilburg, Olafur Palsson, Psy.D dan Marsha Turner yang merekamnya dalam CD sehingga anak-anak tersebut bisa mempraktikkannya di rumah. Sesi ini dibagi menjadi seminggu dua kali yang masing-masing sesi 20 menit atau sesi harian dengan masing-masing sesi 10 menit. Dalam sesi ini anak-anak diajarkan untuk bisa membayangkan hal-hal yang dapat mengurangi rasa tidak nyaman yang mengganggu perutnya.

Hasil yang didapatkan adalah anak yang menerima latihan imajinasi mengalami penurunan rasa nyeri pada perutnya sebesar 73,3 persen sedangkan anak yang hanya menerima pengobatan medis saja sebesar 26,7 persen dengan penurunan rasa sakit yang sama.

Berdasarkan hasil penelitian ini, didapatkan pengobatan yang efektif untuk mengatasi rasa nyeri perut akibat gangguan fungsional adalah penggabungan antara pengobatan medis dengan pelatihan daya imajinasi anak untuk membantu mengurangi rasa tidak nyaman di perutnya.

Kelainan Dasar Panggul Pasca Melahirkan

Selasa, 20/10/2009 17:45 WIB

Kelainan Dasar Panggul Pasca Melahirkan

Vera Farah Bararah - detikHealth


img
(Foto: beautynewsnyc)
Jakarta, Setelah melahirkan hampir sebagian besar perempuan memiliki masalah dengan fungsi dasar dari panggulnya. Kelainan atau disfungsi ini jika tidak segera diobati atau ditangani bisa menurunkan kualitas hidup seorang perempuan.

Hampir sekitar 50 persen perempuan memiliki keluhan disfungsi dasar panggul setelah melahirkan yang akan mempengaruhi kualitas hidup seseorang. Keluhan tersebut seperti prolaps organ panggul (peranakan turun), inkontinensia urin (mengompol), inkontinensia alvi (rupture perineal), disfungsi seksual dan kelainan bawaan alat genitalia.

"Dalam ilmu obstetrik dan ginekologi masalah disfungsi dasar panggul dibahas dalam cabang ilmu uroginekologi yang juga membahas mengenai saluran kemih bawah, alat genital dan saluran cerna bawah," ujar Prof. Dr. Junizaf, SpOG (K) dalam acara seminar Meningkatkan Kualitas Hidup Wanita Indonesia, di Laboratorium Prodia, Jakarta, Selasa (20/10/2009).

Junizaf menambahkan ada beberapa hal yang menyebabkan seorang perempuan mengalami disfungsi panggul yaitu hamil dan melahirkan anak yang terlalu besar, terlalu sering melahirkan, faktor usia, menopause akibat hormonal, obesitas, merokok, genetik, kelainan sifat jaringan dan adanya suatu keadaan yang dapat menyebabkan tekanan intraabdominal (rongga perut) meningkat terus menerus.

"Meskipun disfungsi ini tidak menyebabkan kematian, tapi cacat yang terus menerus dan tidak diobati atau dicegah akan menurunkan kualitas hidup pasien itu sendiri," ungkap dosen Divisi Uroginekologi, Departemen Obstetri dan Ginekologi FKUI/RSCM.

Untuk mencegah terjadinya disfungsi dasar panggul ini Junizaf menyarankan bagi para perempuan agar melakukan senam kegel setelah melahirkan. Cukup melakukan senam kegel sebanyak 10 kali dan dilakukan setiap hari, senam ini terhitung murah dan bisa dilakukan di mana saja. Selain senam kegel, para perempuan juga sebaiknya melakukan pencegahan terhadap sebab-sebab lainnya.

Senam kegel itu sendiri adalah suatu gerakan senam yang berguna untuk memperkuat otot-otot dasar panggul terutama otot pubococcugeal, sehingga bisa memperkuat otot-otot saluran kandung kemih yang bisa mencegah ngompol serta menguatkan otot-otot vagina.

"Untuk menangani keluhan disfungsi dasar panggul prolaps (peranakan turun) bisa menggunakan cincin vagina yang dapat bertahan selama 4 tahun, cincin ini biasanya memiliki diameter 60 cm sampai 80 cm atau bisa juga dengan melakukan operasi," ujar dokter berusia 70 tahun ini.

Untuk itu jika Anda merasa seringkali atau tidak bisa menahan buang air kecil dan memiliki lubang vagina yang longgar sehingga tidak memberikan kepuasan pada pasangan, maka sebaiknya jangan Anda abaikan gejala tersebut. Karena mungkin saja Anda memiliki disfungsi dasar panggul dan sebaiknya segera ditangani.

Janin Perempuan Beri Pengaruh Positif untuk Kelahiran Anak Kembar

Kamis, 22/10/2009 11:08 WIB

Janin Perempuan Beri Pengaruh Positif untuk Kelahiran Anak Kembar

Vera Farah Bararah - detikHealth


img
(Foto: bebo)
Tel Aviv, Melahirkan bayi kembar memang memiliki keistimewaan tersendiri. Bagaimana tidak sekali melahirkan langsung bisa mendapatkan dua anak. Tapi tahukah Anda, kondisi berat badan dan waktu kelahirannya bayi kembar, ternyata dipengaruhi oleh jenis kelamin dari bayi yang dikandung.

Para ahli dari Helen Schneider Hospital for Women dan Sackler School of Medicine di Tel Aviv University, Israel, mengatakan bahwa jika di dalam kandungan ternyata salah satu atau kedua janinnya perempuan maka pasangan si kembar akan lebih bagus berat badannya. Berbagi rahim dengan bayi perempuan akan memberikan hasil yang lebih baik dalam hal berat badan ataupun faktor lainnya dibandingkan dengan laki-laki, meskipun pasangannya perempuan juga atau laki-laki.

"Seorang bayi laki-laki bisa memberikan pengaruh negatif terhadap janin kembarannya, hal ini mungkin karena dipengaruhi oleh zat transportasi seperti hormon," ujar Dr. Marek Glezerman seorang profesor dan ketua dari Departemen Obstetri dan Ginekologi, seperti dikutip dari HealthDay, Kamis (22/10/2009).

Para ilmuwan meneliti 2.704 kehamilan ganda atau kembar dengan melihat bayi tersebut terpisah oleh plasenta. Sedangkan sebelumnya hal tersebut tidak terlalu diperhatikan sehingga bisa membuat kabur efek dari jenis kelamin bayi terhadap hasil dari kehamilan tersebut. Didapatkan sekitar 16 persen menghasilkan bayi kembar perempuan, 70 persen bayi kembar laki-laki dan perempuan, serta 14 persen bayi kembar laki-laki.

Peneliti menemukan bahwa sebesar 9,2 persen bayi kembar laki-laki lahir kurang dari 31 minggu dibandingkan dengan kembar campur laki-laki dan perempuan sebesar 7,5 persen, sedangkan bayi kembar perempuan sebesar 5,5 persen. Hal ini menunjukkan bahwa risiko bayi lahir prematur lebih tinggi terjadi pada bayi laki-laki dibandingkan dengan bayi perempuan.

Selain itu, penelitian terbaru juga menunjukkan bahwa berat badan bayi laki-laki lebih besar dibanding perempuan. Namun bayi laki-laki yang lahir dari kembar sesama lelaki rata-rata berat badannya lebih kecil dibandingkan dengan bayi laki-laki yang lahir dengan kembaran perempuan. Sedangkan bayi perempuan yang lahir dari kembaran perempuan memiliki masalah pernapasan dan saraf yang lebih sedikit dibandingkan dengan bayi perempuan yang lahir dari kembaran laki-laki.

Meskipun alasan untuk hal ini belum jelas, para ilmuwan berspekulasi bahwa salah satu kemungkinannya adalah janin laki-laki akan sedikit lebih unggul dalam persaingan nutrisi dibandingkan dengan bayi perempuan dan juga perempuan perkembangannya cenderung lebih lambat dibanding laki-laki. Hal lain yang diduga cukup mempengaruhi adalah perbedaan hormon antara laki-laki dengan perempuan.

Hasil dari penelitian ini memang belum memberikan kesimpulan yang pasti. Namun apapun jenis kelamin dari bayi kembar yang dikandungnya, hal terpenting adalah kedua bayi tersebut lahir dengan kondisi yang normal atau sehat.

Draf UNESCO Soal Pendidikan Seks Anak Bikin Gempar

Kamis, 22/10/2009 16:17 WIB

Draf UNESCO Soal Pendidikan Seks Anak Bikin Gempar

Irna Gustia - detikHealth


img
(Foto: merinews)
London, Organisasi PBB yang mengurus masalah pendidikan dan budaya atau UNESCO (United Nations Educational Scientific and Cultural Organization) tengah menyusun draf pendidikan seks untuk anak sekolah. Namun draf itu dikecam banyak pihak karena mengajarkan soal tindakan seks, aborsi dan homoseksual.

Rencananya draf soal pendidikan seks untuk anak itu akan diberikan kepada pemerintah daerah dan lembaga pendidikan di seluruh dunia pada akhir Oktober 2009.

Seperti dilansir dari Telegraph, Kamis (22/10/2009), pedoman pendidikan seks anak itu mendapat kritikan keras karena membahas topik seperti masturbasi yang bisa didiskusikan dengan anak-anak usia 5 tahun.

Pedoman itu menyatakan guru bisa melakukan diskusi kepada anak usia 5 tahun bahwa 'anak perempuan dan laki-laki memiliki bagian-bagian pribadi yang dapat merasakan kenikmatan jika disentuh'. Sedangkan pada anak usia 12 tahun direkomendasikan untuk mengajarkan tentang 'hak dan akses untuk aborsi yang aman'.

Laporan ini dimaksudkan membantu negara-negara di dunia terutama negara berkembang untuk meningkatakan pendidikan seks dan masalah kesehatan seksual. Pejabat UNESCO menekankan untuk praktiknya akan diserahkan kepada pemerintah atau lembaga pendidikan apakah akan mengikuti pedoman-pedoman tersebut.

Kritikus beraliran konservatif MP Ann Widdecombe mengatakan isi draf seperti itu sangat tidak pantas dan merusak tanggungjawab orangtua. Menurutnya, masalah pendidikan seks adalah orangtua yang menentukan yang akan membuat keputusannya.

"Satu anak mungkin siap untuk belajar pendidikan seks ketika berusia 10 tahun, tapi masih banyak anak-anak lain yang usianya 13 tahun yang tidak siap. Sebaiknya ini harus disampaikan kepada orang tua jika akan memberikan pendidikan seks," kata Widdecomb.

"Ketika anak-anak yang berwajah lugu usia 5 tahun datang untuk belajar seperti itu, ini benar-benar mengerikan. Haruskah mereka diajak diskusi soal masturbasi," lanjutnya.

Tim ahli telah menghabiskan waktu 2 tahun untuk menyusun laporan ini yang diperkirakan menelan dana 200.000 poundsterling. Saat ini laporan tersebut masih terus dibahas tapi nampaknya tidak mungkin mengubah secara substansial sebelum laporan itu resmi diluncurkan.

Mark Richmond, koordinator global UNESCO untuk HIV dan AIDS mengatakan, dengan adanya laporan tersebut tidak serta merta pengajaran tentang masturbasi harus dilakukan di usia 5 tahun.

"Itu memang disebutkan, tetapi terserah kepada orangtua dan guru mengenai apa yang akan dilakukan. Pedoman ini hanya sebentuk nasihat," katanya.

http://health.detik.com/read/2009/10/22/161746/1226595/764/draf-unesco-soal-pendidikan-seks-anak-bikin-gempar

Komik Superhero Semangati Bocah Pengidap Kanker

Jumat, 23/10/2009 14:08 WIB

Komik Superhero Semangati Bocah Pengidap Kanker

Vera Farah Bararah - detikHealth


img
(Foto: parentdish)
Jakarta, Sejak sebelum terkena kanker otak, bocah asal Amerika Dominic Onsorio (7 tahun) sudah tergila-gila pada aneka komik superhero. Ketika sakit kanker otak, Dominic selalu ingin menjadi superhero yang berjuang melawan musuh.

Kanker tersebut dianggap musuh dan dinamai Megazoid dan dia menyebut dirinya superhero bernama The Dominator.

Semangat melawan musuh tersebut membuat Dominic tidak pernah putus asa dan terus berjuang melawan kanker otaknya selama 2 tahun ini. Orangtuanya mengakui tokoh superhero lah yang membuat Dominic bertahan meski kini matanya sudah tidak bisa terbuka karena tertekan kanker otak yang makin tumbuh besar.

"Karena kecintaannya pada karakter superhero, saya mengatakan bahwa saat ini Dominic adalah seorang pahlawan bernama The Dominator yang harus berjuang melawan musuhnya bernama Megazoid," ujar Nicole Spagna, ibu dari Dominic, seperti dikutip dari ParentDish, Jumat (23/10/2009).

Cerita tentang bagaimana Dominic melawan kanker yang bersarang di otaknya itu diharapkan bisa menjadi inspirasi bagi anak-anak lain untuk terus berjuang melawan penyakitnya.

Sejawat keluarganya yang bernama Dave Anderson juga telah menghubungi sebuah penerbit mencetak buku komik soal pahlawan The Dominator. Diharapkan cerita Dominic ini bisa membantu anak-anak lainnya untuk berjuang melawan segala macam penyakit.

Sejauh ini sudah hampir 1.000 eksemplar yang terjual dan hasil dari penjualan itu kini disumbangkan untuk membantu pembiayaan penelitian mengenai kanker.

"Saya berharap The Dominator ini bisa membuat anak-anak seperti Dominic memiliki segala sesuatu yang dibutuhkannya," ungkap Anderson yang memproduksi komik ini.

Sementara itu, kanker yang ada di otak Dominic terus tumbuh dan seluruh keluarganya tetap menjaga di samping tempat tidurnya di Johns Hopkins Children's Center.

Monique Spagna, sang nenek mengatakan meskipun mata Dominic tidak bisa terbuka karena tekanan dari kanker otak, tapi dirinya yakin bahwa Dominic tahu bahwa semua anggota keluarganya selalu ada di sana.

"Dominic telah berjuang selama dua tahun dan dia masih tetap berjuang sampai saat ini. Dominic selalu mengatakan pada kami untuk selalu percaya dan harus terus berharap bahwa masih ada perawatan lain yang bisa dicoba," ujar Nicole Spagna.

Nicole mengatakan bahwa dirinya ingin kisah perjuangan anaknya ini bisa membantu anak-anak lain yang sedang berjuang melawan kanker untuk terus selalu berharap dan tidak pernah menyerah.

Sang nenek juga bersumpah akan mendirikan rumah sakit dan menggalang dana untuk penelitian terhadap kanker anak sebagai penghargaan terhadap cucunya yang pemberani.

"Sampai saat ini saya masih berharap ada keajaiban dan saya percaya pada keajaiban," ungkap si nenek.

Penyebab Perilaku Remaja yang Tiba-tiba Berubah

Selasa, 27/10/2009 09:25 WIB

Penyebab Perilaku Remaja yang Tiba-tiba Berubah

Nurul Ulfah - detikHealth


img
(Foto: eHow)
Jakarta, Memiliki anak remaja memang gampang-gampang susah. Remaja yang biasanya ceria, akrab dengan keluarga tiba-tiba mengucilkan diri. Kebanyakan orangtua berprasangka anaknya terjerat narkoba jika perilakunya berubah.

Tapi ada faktor lain yang bisa membuat perilaku remaja tiba-tiba berubah menjadi tertutup dan mengasingkan diri dari keluarga.

Masa remaja adalah periode transisi dari anak-anak ke dewasa. Remaja mulai banyak terpengaruh faktor lingkungan dan sudah memiliki sosok yang dimaunya seperti penyanyi top, politisi, tokoh agama dan lainnya.

Usia remaja adalah masa saat terjadinya perubahan-perubahan yang cepat, termasuk perubahan dalam aspek kognitif, emosi dan sosial. Namun proses pematangan fisik pada remaja terjadi lebih cepat dari proses pematangan psikologinya.

Hal ini sering menyebabkan berbagai masalah. Di satu sisi remaja sudah merasa matang secara fisik dan ingin bebas dan mandiri. Di sisi lain mereka tetap membutuhkan bantuan, dukungan, serta perlindungan orang tua.

Orang tua sering tidak paham dengan perubahan yang terjadi pada remaja sehingga tidak jarang terjadi konflik di antara keduanya. Karena merasa tidak dimengerti remaja seringkali memperlihatkan tindakan agresif yang dapat mengarah pada perilaku berisiko tinggi.

Seperti dikutip dari helpguide dan physorg, Selasa (27/10/2009), perilaku-perilaku menyimpang pada remaja disebabkan antara lain:

Penggunaan narkoba
Remaja yang menggunakan narkoba bukan berarti memiliki moral yang lemah. Banyaknya zat candu yang terdapat pada narkoba membuat remaja sulit melepaskan diri dari jerat narkoba jika tidak dibantu orang-orang sekelilingnya.

Zat kokain dan methamphetamine yang terdapat dalam narkoba akan memunculkan energi dan semangat dalam waktu cepat. Sedangkan heroin, benzodiazepines dan oxycontin membuat perasaan tenang dan rileks dalam otak. Ketika otak sudah tidak menerima lagi asupan zat-zat tersebut, maka akan timbul rasa sakit dan itulah yang membuat seseorang kecanduan.

Mengonsumsi alkohol
Alkohol merupakan substansi utama yang paling banyak digunakan remaja dan sering berhubungan dengan kecelakaan kendaraan bermotor yang merupakan penyebab utama kematian remaja. Menurut Clinical and Experimental Research, remaja yang mengonsumsi alkohol, daya ingatnya akan berkurang hingga 10 persen.

Substance Abuse and Mental Health Services Administration juga mengatakan bahwa 31 persen remaja yang minum alkohol mengaku stres dan memiliki Attention-Deficit Disorder (ADD) karena jarang diperhatikan oleh orang tua.

Hubungan Seksual Pra Nikah
Beberapa faktor yang mempengaruhi remaja untuk melakukan hubungan seks pranikah adalah membaca buku porno dan menonton blue film. Adapun motivasi utama melakukan senggama adalah suka sama suka, pengaruh teman, kebutuhan biologis dan merasa kurang taat pada nilai agama.

Sebuah studi yang dilakukan oleh peneliti dari Ohio University menyebutkan bahwa remaja yang melakukan hubungan seks di usia dini cenderung menjadi pribadi yang meresahkan masyarakat, yaitu menjadi seorang pemalak.

Aborsi
Saat ini tiap hari ada 100 remaja yang melakukan aborsi karena kehamilan di luar nikah. Jika dihitung per tahun, 36 ribu janin dibunuh oleh remaja dari rahimnya. Ini menunjukkan pergaulan seks bebas di kalangan remaja Indonesia saat ini sangat memprihatinkan. Survei Pusat Penelitian Kesehatan Universitas Indonesia menemukan jumlah kasus aborsi di Indonesia setiap tahunnya mencapai 2,3 juta dan 30% di antaranya dilakukan oleh remaja.

Menurut National Abortion Federation, sebanyak 4 dari 5 wanita di Amerika telah melakukan hubungan seks sebelum usia 20 tahun, dan sebanyak 70 persennya adalah remaja. Karena mental yang belum siap, mereka pun melakukan aborsi. Pengetahuan seks yang kurang menjadi salah satu pemicunya.

Kecanduan Game
Terlalu sering bermain game akan membahayakan fisik dan psikologisnya. Seperti dikutip dariPsychiatricTime, alasan anak-anak bermain game adalah ingin mencoba sesuatu yang baru dan untuk menghilangkan stres akibat tugas sekolah atau karena suatu masalah.

Seorang anak boleh saja bermain game, asalkan waktunya dibatasi dan hal yang terpenting adalah pemilihan game yang tepat untuk anak-anak.

Perubahan ideologi
Masa remaja sering dikaitkan dengan masa mencari jati diri. Akibatnya mereka mudah dimasuki ideologi-ideologi dari luar dan jika ideologi itu terus dipupuk akan menyebabkan sifat idealis di kemudian hari. Sifat idealis yang terus berkembang bisa menyebabkan perbedaan pandangan dengan keluarga, dan akhirnya remaja memilih melepas keluarga dan melanjutkan ideologinya.

Seperti contoh baru-baru ini, tersangka teroris Hotel Marriot dan Ritz Carlton Juli 2009 adalah remaja lulusan SMA yang mau melakukan aksi tersebut karena telah didoktrin jalan tersebut adalah jihad.

Remaja gampang disusupi hal-hal negatif di atas karena jiwanya masih labil. Orangtua harus tanggap terhadap perilaku anak yang berubah agar jika sudah ada gejala-gejala yang aneh bisa segera diselamatkan sejak awal. Komunikasi yang bagus menjadi kunci anak mau berterus terang kepada orangtuanya serta pengajaran akhlak.

Penculikan Merajalela, Bekali Anak Sikap Waspada

Selasa, 27/10/2009 13:05 WIB

Penculikan Merajalela, Bekali Anak Sikap Waspada

Vera Farah Bararah - detikHealth


img
Madeleine, korban penculikan (mirror)
Jakarta, Tindak penculikan terhadap anak-anak makin marak terjadi. Mulai dari alasan masalah ekonomi (pemerasan), dendam pribadi dengan orangtua si anak hingga jual beli anak. Orangtua dan anak perlu menanamkan sikap waspada agar terhindar dari penculikan.

Banyak cara yang dilakukan oleh penculik dalam merayu anak-anak tersebut, ada yang diiming-imingi permen, coklat, mainan bahkan diajak ke tempat hiburan. Belum lagi modus baru seperti menjebak orangtua dengan lomba balita, mengaku saudara dengan mengelabui perawat di rumah sakit.

Menjadi hal yang penting bagi orangtua untuk mengajarkan anak bagaimana agar tetap aman dari para pengganggu serta orang yang ingin menyakitinya. Berikut beberapa tips yang bisa dilakukan untuk melindungi anak dari penculikan, seperti dikutip dari eHow, Selasa (27/10/2009):

1. Menggunakan pengalaman sehari-hari untuk mengajarkan anak mengenai keamanan dirinya sendiri. Katakan pada anak agar jangan mau pergi dengan orang yang belum dikenal di manapun, meskipun orang tersebut terlihat baik atau ramah serta menjanjikan sesuatu. Dan jika anak merasa tidak aman, ajarkan untuk pergi ke restoran, pos polisi terdekat atau tempat umum lainnya untuk meminta pertolongan.

2. Memberitahu anak agar selalu menjaga jarak dengan orang asing dan sebaiknya segera lari atau berteriak jika orang asing tersebut semakin mendekat.

3. Beritahu anak agar selalu berjalan atau bermain bersama teman-temannya dan jangan pergi sendirian.

4. Memberitahu anak batasan mengenai sikap yang boleh atau tidak boleh dilakukan orang lain terhadap dirinya. Seperti tidak boleh memegang bagian tubuh si anak, sehingga anak akan berusaha untuk menghindar jika ada orang lain yang ingin menyentuhnya. Jika orang tersebut tetap memaksa, beri tahu anak agar segera menghindar atau berlari.

5. Menggunakan pengalaman orang lain atau teman dalam mengajarkan anak, karena anak akan lebih mudah mengingat sebuah cerita. Setelah itu beritahu anak hal apa yang harus dilakukannya jika berada pada situasi seperti itu.

6. Ajarkan anak agar tidak menerima atau mengonsumsi apapun yang diberikan oleh orang lain. Beritahu anak bagaimana menolak yang sopan, jika anak terpaksa menerima sebaiknya jangan langsung dikonsumsi.

7. Beritahu anak mengenai nama orangtua dan nomor telepon yang bisa dihubungi, hal ini berguna jika anak dalam masalah dan ingin meminta pertolongan. Serta ajarkan anak-anak untuk mempercayai apa kata nalurinya, jika anak merasakan sesuatu yang aneh maka segera melarikan diri.

Selain itu diperlukan pula perhatian dari orangtua terhadap keselamatan anaknya di tempat umum atau sekolah agar terhindar dari penculikan, seperti berikut:

  1. Jika jarak sekolah dan rumah cukup jauh, maka anak bisa diantar jemput. Beritahu anak agar jangan mau pulang dengan orang asing atau orang tidak biasa menjemputnya. Orangtua juga bisa berpesan pada gurunya agar menemani sang anak sampai dirinya atau orang yang sudah dikenal menjemputnya.
  2. Jika pergi ke mal yang ramai pengunjungnya, sebaiknya orangtua tetap menggenggam tangan sang anak dan jangan sampai terlepas. Namun, jika anak masih kecil tidak ada salahnya untuk menggendongnya.
  3. Jangan meninggalkan anak sendirian dimanapun dan kapanpun, termasuk saat anak ingin ke kamar mandi di mal atau tempat umum lainnya.
  4. Saat anak bermain di tempat bermain umum, dampingi selalu anak di sampingnya. Jika tidak bisa masuk ke dalam, jangan melepaskan pandangan mata atau pengawasan dari sang anak.
  5. Saat anak berada di rumah, pastikan pintu dan jendela tertutup dan terkunci agar anak tidak keluar rumah.
  6. Jangan biarkan anak mengangkat telepon atau membukakan pintu, karena hal ini sangat berisiko. Penculik saat ini sangat berani dan hanya butuh waktu beberapa menit untuk membawa kabur sang anak.

Perut Buncit dan Muka Pucat, Ciri Anak Thalassaemia

Selasa, 27/10/2009 14:02 WIB

Perut Buncit dan Muka Pucat, Ciri Anak Thalassaemia

Pradipta Nugrahanto - detikHealth


img
Ilustrasi (Foto: ams.ac.ir)
Bandung, Apakah anak Anda berperut buncit? Jika jawabannya adalah ya, anda sebagai orang tua perlu waspada. Sebab, bukan tidak mungkin sang anak mengidap thalassaemia.

"Ciri yang paling menonjol dari anak pengidap thalassaemia adalah berperut buncit dan bermuka pucat. Biasanya terjadi saat anak berusia lima tahun," tutur dr Susi Susanah dari Ikatan Dokter Anak Indonesia dalam Sosialisasi Pencegahan Thalassemia di Bale Rumawat Unpad Selasa (27/10/2009).

Susi menambahkan pengobatan sejak dini lebih baik dilakukan untuk mencegah kemungkinan terburuk yang terjadi, yaitu kerusakan organ-organ dalam tubuh.

"Jika dibiarkan lama, bukan tidak mungkin hati, jantung dan organ-organ dalam lainnya rusak hingga menyebabkan kematian," ujar Susi.

Susi menambahkan, jika terdeteksi sejak dini penderita thalassaemia bisa melakukan pengobatan dengan penyuntikan obat Desferal dibawah kulit dengan pompa suntik dengan frekuensi 5-7 kali setiap minggunya.

"Dengan pengobatan tersebut, zat besi dalam darah bisa dikeluarkan lewat air seni sehingga anak tetap bisa tumbuh sehat dan normal," tutup Susi.

Menurutnya hingga saat ini Indonesia belum mampu mengobati penyakit turunan ini. Meski penderitanya terlihat sehat-sehat saja, namun jika tidak ditranfusi, maka usianya maksimal hanya sampai 20 tahun.

Thallassemia merupakan penyakit darah bawaan yang sebenarnya dapat dicegah dengan menghindari memilih pasangan hidup yang membawa gen thalassemia tersebut.

Karena penyakit ini menurun, maka kemungkinan penderitanya akan terus bertambah dari tahun ke tahunnya. Oleh karena itu, pemeriksaan kesehatan sebelum menikah sangat penting dilakukan untuk mencegah bertambahnya penderita thalassemia ini.

Thalassemia lebih sulit didiagnosis dibandingkan penyakit hemoglobin lainnya. Gejala utama thalassemia adalah anemia. Oleh karena itu, pemeriksaan darah komplit dan rendahnya MCV (mean corpuscular volume) dapat membantu diagnosa thalassemia.

Sayangnya, hingga saat ini belum ada obat yang dapat menyembuhkan pasien dengan thalassemia. Terapi yang dapat digunakan saat ini ialah dengan memberikan transfusi darah dan tambahan asam folat, serta mempertahankan Hb-nya di atas 10g/dl, agar aktivitasnya normal dan dapat melaksanakan kegiatan sehari-hari.

Namun biaya yang dibutuhkan untuk perawatan optimal satu pasien thalassemia mayor masih lumayan mahal, mencapai Rp 300 jutaan per tahun. Oleh sebab itu, bila ada riwayat keluarga yang menderita thalassemia, sebaiknya seluruh keluarga diperiksa dengan skrining thalassemia yang meliputi CBC (complete blood count), analisis Hb dan pemeriksaan sediaan apus darah tepi.

(ir/ir)