Perut Buncit dan Muka Pucat, Ciri Anak Thalassaemia
Pradipta Nugrahanto - detikHealth
Ilustrasi (Foto: ams.ac.ir)
"Ciri yang paling menonjol dari anak pengidap thalassaemia adalah berperut buncit dan bermuka pucat. Biasanya terjadi saat anak berusia lima tahun," tutur dr Susi Susanah dari Ikatan Dokter Anak Indonesia dalam Sosialisasi Pencegahan Thalassemia di Bale Rumawat Unpad Selasa (27/10/2009).
Susi menambahkan pengobatan sejak dini lebih baik dilakukan untuk mencegah kemungkinan terburuk yang terjadi, yaitu kerusakan organ-organ dalam tubuh.
"Jika dibiarkan lama, bukan tidak mungkin hati, jantung dan organ-organ dalam lainnya rusak hingga menyebabkan kematian," ujar Susi.
Susi menambahkan, jika terdeteksi sejak dini penderita thalassaemia bisa melakukan pengobatan dengan penyuntikan obat Desferal dibawah kulit dengan pompa suntik dengan frekuensi 5-7 kali setiap minggunya.
"Dengan pengobatan tersebut, zat besi dalam darah bisa dikeluarkan lewat air seni sehingga anak tetap bisa tumbuh sehat dan normal," tutup Susi.
Menurutnya hingga saat ini Indonesia belum mampu mengobati penyakit turunan ini. Meski penderitanya terlihat sehat-sehat saja, namun jika tidak ditranfusi, maka usianya maksimal hanya sampai 20 tahun.
Thallassemia merupakan penyakit darah bawaan yang sebenarnya dapat dicegah dengan menghindari memilih pasangan hidup yang membawa gen thalassemia tersebut.
Karena penyakit ini menurun, maka kemungkinan penderitanya akan terus bertambah dari tahun ke tahunnya. Oleh karena itu, pemeriksaan kesehatan sebelum menikah sangat penting dilakukan untuk mencegah bertambahnya penderita thalassemia ini.
Thalassemia lebih sulit didiagnosis dibandingkan penyakit hemoglobin lainnya. Gejala utama thalassemia adalah anemia. Oleh karena itu, pemeriksaan darah komplit dan rendahnya MCV (mean corpuscular volume) dapat membantu diagnosa thalassemia.
Sayangnya, hingga saat ini belum ada obat yang dapat menyembuhkan pasien dengan thalassemia. Terapi yang dapat digunakan saat ini ialah dengan memberikan transfusi darah dan tambahan asam folat, serta mempertahankan Hb-nya di atas 10g/dl, agar aktivitasnya normal dan dapat melaksanakan kegiatan sehari-hari.
Namun biaya yang dibutuhkan untuk perawatan optimal satu pasien thalassemia mayor masih lumayan mahal, mencapai Rp 300 jutaan per tahun. Oleh sebab itu, bila ada riwayat keluarga yang menderita thalassemia, sebaiknya seluruh keluarga diperiksa dengan skrining thalassemia yang meliputi CBC (complete blood count), analisis Hb dan pemeriksaan sediaan apus darah tepi.
(ir/ir)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar