Rabu, 28 Oktober 2009

Penculikan Merajalela, Bekali Anak Sikap Waspada

Selasa, 27/10/2009 13:05 WIB

Penculikan Merajalela, Bekali Anak Sikap Waspada

Vera Farah Bararah - detikHealth


img
Madeleine, korban penculikan (mirror)
Jakarta, Tindak penculikan terhadap anak-anak makin marak terjadi. Mulai dari alasan masalah ekonomi (pemerasan), dendam pribadi dengan orangtua si anak hingga jual beli anak. Orangtua dan anak perlu menanamkan sikap waspada agar terhindar dari penculikan.

Banyak cara yang dilakukan oleh penculik dalam merayu anak-anak tersebut, ada yang diiming-imingi permen, coklat, mainan bahkan diajak ke tempat hiburan. Belum lagi modus baru seperti menjebak orangtua dengan lomba balita, mengaku saudara dengan mengelabui perawat di rumah sakit.

Menjadi hal yang penting bagi orangtua untuk mengajarkan anak bagaimana agar tetap aman dari para pengganggu serta orang yang ingin menyakitinya. Berikut beberapa tips yang bisa dilakukan untuk melindungi anak dari penculikan, seperti dikutip dari eHow, Selasa (27/10/2009):

1. Menggunakan pengalaman sehari-hari untuk mengajarkan anak mengenai keamanan dirinya sendiri. Katakan pada anak agar jangan mau pergi dengan orang yang belum dikenal di manapun, meskipun orang tersebut terlihat baik atau ramah serta menjanjikan sesuatu. Dan jika anak merasa tidak aman, ajarkan untuk pergi ke restoran, pos polisi terdekat atau tempat umum lainnya untuk meminta pertolongan.

2. Memberitahu anak agar selalu menjaga jarak dengan orang asing dan sebaiknya segera lari atau berteriak jika orang asing tersebut semakin mendekat.

3. Beritahu anak agar selalu berjalan atau bermain bersama teman-temannya dan jangan pergi sendirian.

4. Memberitahu anak batasan mengenai sikap yang boleh atau tidak boleh dilakukan orang lain terhadap dirinya. Seperti tidak boleh memegang bagian tubuh si anak, sehingga anak akan berusaha untuk menghindar jika ada orang lain yang ingin menyentuhnya. Jika orang tersebut tetap memaksa, beri tahu anak agar segera menghindar atau berlari.

5. Menggunakan pengalaman orang lain atau teman dalam mengajarkan anak, karena anak akan lebih mudah mengingat sebuah cerita. Setelah itu beritahu anak hal apa yang harus dilakukannya jika berada pada situasi seperti itu.

6. Ajarkan anak agar tidak menerima atau mengonsumsi apapun yang diberikan oleh orang lain. Beritahu anak bagaimana menolak yang sopan, jika anak terpaksa menerima sebaiknya jangan langsung dikonsumsi.

7. Beritahu anak mengenai nama orangtua dan nomor telepon yang bisa dihubungi, hal ini berguna jika anak dalam masalah dan ingin meminta pertolongan. Serta ajarkan anak-anak untuk mempercayai apa kata nalurinya, jika anak merasakan sesuatu yang aneh maka segera melarikan diri.

Selain itu diperlukan pula perhatian dari orangtua terhadap keselamatan anaknya di tempat umum atau sekolah agar terhindar dari penculikan, seperti berikut:

  1. Jika jarak sekolah dan rumah cukup jauh, maka anak bisa diantar jemput. Beritahu anak agar jangan mau pulang dengan orang asing atau orang tidak biasa menjemputnya. Orangtua juga bisa berpesan pada gurunya agar menemani sang anak sampai dirinya atau orang yang sudah dikenal menjemputnya.
  2. Jika pergi ke mal yang ramai pengunjungnya, sebaiknya orangtua tetap menggenggam tangan sang anak dan jangan sampai terlepas. Namun, jika anak masih kecil tidak ada salahnya untuk menggendongnya.
  3. Jangan meninggalkan anak sendirian dimanapun dan kapanpun, termasuk saat anak ingin ke kamar mandi di mal atau tempat umum lainnya.
  4. Saat anak bermain di tempat bermain umum, dampingi selalu anak di sampingnya. Jika tidak bisa masuk ke dalam, jangan melepaskan pandangan mata atau pengawasan dari sang anak.
  5. Saat anak berada di rumah, pastikan pintu dan jendela tertutup dan terkunci agar anak tidak keluar rumah.
  6. Jangan biarkan anak mengangkat telepon atau membukakan pintu, karena hal ini sangat berisiko. Penculik saat ini sangat berani dan hanya butuh waktu beberapa menit untuk membawa kabur sang anak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar