Minggu, 25 Oktober 2009

Perasaan Bahagia Bisa Menular

Senin, 19/10/2009 18:25 WIB

Perasaan Bahagia Bisa Menular

Nurul Ulfah - detikHealth


img
(Foto : Dreamstime)
San Diego, Bahagia ternyata bisa menular. Peneliti dari Amerika mengatakan bahwa emosi dan kebahagiaan seseorang dapat menginfeksi orang lain yang berada dalam satu jaringan sosial. Tak heran mengapa Facebook banyak digemari, karena situs jejaring sosial itu bisa menginfeksi kebahagiaan hanya dengan melihat status bahagia orang lain.

Peneliti dari Harvard Medical School and the University of California, San Diego mengatakan bahwa kebahagiaan bersifat kolektif dan menular di kalangan jaringan sosial. Studi yang melibatkan 5.000 orang selama 2 tahun pun dilakukan untuk mengetahui efek bahagia seseorang terhadap lingkungan di sekitarnya.

"Kami menemukan bahwa emosi seseorang dipengaruhi oleh orang lain, bahkan mungkin orang yang tidak dikenal sama sekali. Efeknya akan terasa dari orang lain, lain dan lainnya lagi," ujar Nicholas Christakis, profesor dari Harvard Medical School seperti dikutrip dari ScienceDaily, Senin (19/10/2009).

Selama 2 tahun, peneliti melakukan survei dan menganalisis data yang mengaitkan antara kebahagiaan dan kesehatan seseorang dengan keadaan di lingkup jaringan sosialnya yakni keluarga, sahabat, rekan kerja, tetangga dan lainnya.

Dengan menggunakan sistem standar dari the Center for Epidemiological Studies Depression Index, diketahui bahwa ketika seseorang bahagia, temannya yang tinggal 1 mil darinya akan mengalami peningkatan kebahagiaan sebanyak 25 persen. Sementara itu, saudara kandung meningkat 14 persen dan tetangga akan meningkat 34 persen.

Tidak hanya itu, teman dari teman Anda yang mungkin tidak Anda kenal pun bisa meningkat kebahagiaannya hingga 10 persen.

"Meskipun terpisah dari 5 orang yang tidak dikenal tapi masih dalam satu jaringan dengan teman-teman atau kerabat, efek bahagia itu ternyata masih ada. Ini menandakan adanya efek yang kuat dalam suatu jaringan meskipun mereka tidak saling kenal akrab," ujar Christakis.

Namun Christakis mengatakan bahwa pengaruh tersebut akan terbatas oleh jarak dan waktu. Semakin dekat teman yang tinggal dan berada dekat Anda, semakin kuat penularannya. Inilah yang menyebabkan tetangga mempunyai pengaruh yang besar terhadap kebahagiaan.

Peneliti juga menemukan bahwa orang yang menjadi pusat dalam jaringan sosial cenderung lebih bahagia diantara yang lainnya. "Dengan semakin banyak orang yang mengelilinginya, risiko penularan bahagia pun akan semakin banyak," ujar Christakis.

Dalam situs jejaring sosial atau Facebook yang sedang trend saat ini misalnya, orang yang paling banyak dikomentari statusnya adalah orang yang biasa menjadi pusat perhatian. Mereka pun akan lebih bahagia karena mendapat perhatian dan komentar dari orang banyak.

Studi ini menunjukkan bahwa kebahagiaan dan kesehatan seseorang ternyata sangat dipengaruhi oleh lingkungan sosial di sekelilingnya. Studi yang dimuat dalam the New England Journal of Medicine ini diharapkan bisa membantu mereka yang mengalami obesitas atau seseorang yang dikucilkan dari lingkungannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar