Vaksin untuk Menghancurkan Sisa Sel Kanker
Vera Farah Bararah - detikHealth
(Foto: topnews)
Vaksin ini dapat membantu beberapa pasien CML yang mengonsumsi obat Gleevec. Tapi peneliti mengungkapkan bahwa hasil penelitian ini masih bersifat tentatif atau belum mencapai final.
Penelitian ini didanai oleh National Institutes of Health dan dipimpin oleh Dr Hyam Levitsky, yaiu seorang profesor onkologi, obat-obatan dan urologi dari Johns Hopkins Kimmel Cancer Center di Baltimore, Maryland. Hasil penelitian ini sudah muncul di jurnal Clinical Cancer Research.
Obat Gleevec dipasarkan oleh Novartis sebagai Gleevec di AS dan Glivec di Eropa dan Australia, merupakan salah satu obat kanker yang ditargetkan berhasil mengobati pasien dengan CML.
Obat ini menghancurkan sebagian besar sel-sel kanker, tapi bagi pasien tertentu sel kanker masih dapat terdeteksi dengan menggunakan tes molekuler yang sensitif. Sel kanker yang tersisa ini dapat menyebabkan tumbuhnya kanker kembali.
Peneliti menjelaskan sebagian besar pasien dengan CML harus mengonsumsi Gleevec di sebagian besar hidupnya, meskipun sekitar 90 persen pasien mendapat keringanan. Tapi sekitar 10-15 persen pasien tidak bisa ditolerir penggunaannya untuk jangka panjang.
"Seringkali pasien dengan CML memiliki jumlah sel darah yang rendah, penimbunan cairan, mual yang signifikan serta masalah pencernaan lainnya," ujar Dr B Douglas Smith di Johns Hopkins Kimmel Cancer Center, seperti dikutip dari Medicalnewstoday, Jumat (8/1/2010).
Levitsky mengungkapkan vaksin ini dibuat untuk menyinari sel-sel CML agar tidak berubah menjadi kanker. Setelah itu mengubah materi genetik dari sel-sel tersebut sehingga menghasilkan sistem imun stimulator yang dikenal dengan GM-CSF (granulocyte-macrophage colony-stimulating factor) yaitu suatu zat yang dapat membantu membuat sel darah putih jenis tertentu.
Sel-sel ini juga akan membawa antigen yang akan menghancurkan sel-sel CML yang masih beredar di dalam tubuh. Peneliti melibatkan 19 pasien CML yang diberi vaksin. Semua pasien diukur tingkat sel CML nya dan telah mengonsumsi Gleevec selama lebih dari 12 bulan. Pasien ini diberikan vaksin dengan 4 kali kesempatan yakni 10 suntikan di setiap kesempatan.
Didapatkan sel-sel kanker yang tersisa sudah menurun, yakni 12 pasien didapati mencapai tingkat terendah dari sel-sel kanker yang tersisa dan 7 orang lainnya tidak terdeteksi sama sekali sisa sel-sel kanker di dalam tubuh.
Namun peneliti menyadari bahwa penelitian ini masih terbatas, seperti jumlah pasien yang terbatas serta tidak adanya perbandingan dengan terapi lain.
Karena itu masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk memastikan bahwa vaksin ini benar-benar bisa menurunkan sel-sel kanker yang masih tersisa. Uji coba yang dilakukan ini juga menunjukkan efek samping seperti rasa sakit di tempat suntikan, bengkak, kadang-kadang nyeri di otot serta demam ringan.
(ver/ir)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar