Cerdas Minum Obat-obatan
Vera Farah Bararah - detikHealth
(Foto: Dailymail)
Obat bisa berubah menjadi racun jika tidak tepat penggunaannya atau salah alamat. Untuk itu perlu nasihat dokter bukan hanya untuk obat keras tapi hati-hati juga dalam penggunaan obat yang dijual bebas.
Obat ada berbagai macam mulai dari obat sirup, obat suntik, obat hisap spray, obat tetes, obat infus, obat suppositoria dan obat luar.
"Seringan-ringannya obat tersebut tentu masih mempunyai efek samping," ujar dr. Handrawan Nadesul, dalam acara Journalist Class PfizerPress Circle dengan tema 'Pemakaian Obat Keras di Masyarakat' yang berlangsung di Hotel Sahid, Jakarta, Kamis (30/7/2009).
Menurut Handrawan, obat ada dua jenis yaitu obat simptomatik yang berfungi mengurangi keluhan dan gejala, serta obat kuratif yaitu obat yang menumpas hingga akar penyakit dan kunci kesembuhan.
Pemakaian obat yang salah dan tidak tepat sering terjadi karena komunikasi antara dokter-pasien dan pasien-apotik yang kurang terjalin, selain itu juga kemungkinan akibat kecerobohan pihak medis. Masalah yang muncul biasanya karena efek samping obat, intoleransi, adiksi, dan interaksi obat sendiri.
Obat bersifat individual, yang artinya tergantung dari kondisi tubuh masing-masing pasien. Obat yang sama dengan dosis sama untuk penyakit sama, belum tentu memberikan respon tubuh yang sama. Contohnya, mata merah tidak bisa diobati dengan obat yang sama, karena ada berbagai macam penyakit mata yang menimbulkan iritasi merah tergantung dari penyebabnya.
dr. Handrawan Nadesul mengatakan ada beberapa hal yang keliru tentang pemakaian obat, yaitu:
- Keluhan dan gejala yang sama belum tentu sama obatnya.
- Obat generik bukanlah obat kedua.
- Harga obat tidak menentukan kualitas.
- Melanjutkan sendiri penggunaan obat untuk penyakit menahun.
- Makin tokcer suatu obat maka tergolong obat hebat.
Secara medik sejatinya tubuh memiliki otoregulasi yang secara otomatis memulihkan sendiri kondisinya bila mengalami ketidakseimbangan.
"Obat hanya bijak dijadikan sahabat apabila tanpa batuannya penyakit tidak mungkin dihilangkan atau mengancam jiwa, tapi obat tidak perlu didekati apalagi dijadikan suatu kebiasaan," tukas dr. Handrawan Nadesul.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar