Minggu, 10 Januari 2010

Riasan Cleopatra Cegah Penyakit Mata

Minggu, 10/01/2010 09:10 WIB

Riasan Cleopatra Cegah Penyakit Mata

Vera Farah Bararah - detikHealth


img
(Foto: GlobalPhoto)
Paris, Riasan Ratu Mesir Cleopatra telah menjadi inspirasi perempuan akan pentingnya berdandan untuk terlihat cantik. Di balik make up yang digunakan Cleopatra terdapat makna kesehatan yang mungkin bisa berguna bagi kaum perempuan.

Dandanan tebal di mata memang sangat disukai oleh orang Mesir kuno termasuk Ratu Cleopatra. Tapi make up berat ini tidak hanya memiliki manfaat estetik atau kecantikan saja, karena peneliti mengungkapkan bahwa make up ini bisa memberikan manfaat secara medis.

Sebuah studi yang dilakukan oleh peneliti Perancis dan telah dipublikasikan dalam jurnal Analitycal Chemistry, menunjukkan make up berat pada bagian mata bisa membantu melindungi seseorang dari penyakit mata.

Make up mata Cleoptara sangat memberikan perlindungan ke matanya karena adanya kandungan garam dalam make up tersebut. Pada kadar yang sangat rendah, garam dapat memproduksi oksida nitrat yang membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh untuk melawan bakteri yang dapat menyebabkan infeksi mata.

Make up yang digunakan oleh orang Mesir kuno untuk memberi kesan gelap dan menonjolkan bentuk matanya memang tidaklah mudah. Terkadang dibutuhkan waktu hingga satu bulan untuk membuatnya.

Analisis yang dilakukan oleh para ilmuwan dari Museum Louvre dan lembaga penelitian CNRS menunjukkan jika digunakan dalam dosis yang sangat rendah, zat ini bisa memberikan efek yang positif dan tidak menimbulkan risiko kesehatan.

Untuk melakukan analisis, peneliti menggunakan elektroda kecil dengan perbandingan 1/10 dari ketebalan rambut manusia. Analisis ini untuk melihat efek dari garam klorida sintetis yang dibuat oleh orang Mesir yaitu laurionite dalam sel tunggal.

"Ini dapat merangsang pertahanan imunologi spesifik. Orang Mesir kuno memformulasikan zat ini untuk mencegah dan pengobati penyakit mata dengan mendorong aktivitas dari sel-sel kekebalan tubuh," ujar ketua penelitian Philippe Walter, seperti dikutip dari BBC, Minggu (10/1/2010).

(ver/ir)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar