Minggu, 11 Juli 2010

Jepit Sunat Tara KLamp Ditolak di Afsel

Minggu, 11/07/2010 08:15 WIB

Jepit Sunat Tara KLamp Ditolak di Afsel

AN Uyung Pramudiarja - detikHealth


img
Tara KLamp (nation.co.ke)
Johannesburg,Penggunaan alat bantu berupa klem penjepit diklaim bisa mengurangi rasa sakit dalam penyunatan. Namun karena dinilai belum memenuhi standar keamanan, alat ini dilarang beredar di Afrika Selatan.

Dikutip dari Health24, Minggu (11/7/2010), penilaian tersebut disampaikan dalam pernyataan bersama antara Treatment Action Campaign (TAC) dan Southern African HIV Clinicians Society.

Dalam uji coba terhadap kelompok terkendali di wilayah Orange Farm, Gauteng, sejumlah kejadian merugikan (adverse event) ditemukan dalam penggunaan klem bermerk Tara KLamp tersebut. Di antaranya adalah rasa nyeri yang bahkan lebih buruk daripada metode sunat konvensional.

Uji coba tersebut akhirnya dibatalkan, lalu peneliti setempat menyarankan untuk tidak menggunakan alat tersebut. Kejadian-kejadian yang merugikan tersebut dinilai berada pada level yang tidak bisa diterima.

"Keamanannya harus terbukti dulu. Bukti yang ada saat ini menunjukkan klem tersebut tidak aman untuk digunakan oleh remaja maupun orang dewasa," ungkap juru bicara TAC.

Sementara itu juru bicara distributor Tara KLamp, Tony Lawrence membantah produknya tidak aman. Tuduhan tersebut dinilainya tidak akurat, tidak bisa dibenarkan dan tidak berdasar.

"Kami akan meluruskan penilaian tersebut, sebab pengalaman dokter-dokter kami bisa membuktikan keampuhan dan kemudahan produk ini," ungkapnya, seraya berjanji akan secepatnya memberikan tanggapan penuh atas pelarangan tersebut.

Tara KLamp merupakan produk penjepit yang digunakan untuk sunat. Alat ini dipakai dengan cara memasukkannya ke dalam kulit penutup kepala penis (kulup), lalu menjepitkan klemnya.

Jepitan yang sangat kuat itu dibiarkan selama kurang lebih 1 minggu, hingga akhirnya lepas bersama kulup yang terpotong dengan sendirinya. Namun dalam beberapa kasus yang ditemukan di Afrika Selatan tersebut, kulup tidak mau terlepas sehingga akhirnya tetap butuh operasi untuk memotongnya.(up/ir)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar