Tamiflu Tidak Cocok untuk Anak-anak?
Nurul Ulfah - detikHealth
(Foto : abcnews)
Para peneliti menemukan efek samping yang kurang baik dari pemberian obat tersebut. Pada beberapa anak, tamiflu dapat menyebabkan mual dan muntah-muntah yang akan memicu dehidrasi dan beberapa komplikasi lainnya.
Britain's Health Protection Agency (HPA) melaporkan sebanyak setengah siswa dari total 248 siswa yang diberikan tamiflu setelah teman sekelasnya sebelumnya terinfeksi H1N1, menderita efek samping seperti mual, muntah-muntah dan bermimpi buruk.
Studi tersebut juga menyimpulkan bahwa antiviral tamiflu tidak secara signifikan mengurangi level penyakit atau mencegah komplikasi yang terjadi pada anak yang terserang virus H1N1.
Carl Henegan, seorang dokter dari John Radcliffe Hospital, Oxford dan juga ketua studi tersebut mengatakan bahwa praktik pemberian tamiflu sebelumnya untuk orang-orang dengan level penyakit flu sedang adalah strategi yang tidak tepat.
"Efek buruk yang timbul setelah pemakaian tamiflu tidak seimbang dengan keuntungan yang dihasilkan obat itu. Efek buruknya lebih besar ketimbang efek baiknya," ujar Carl, seperti dikutip dari AFP, Rabu (12/8/2009).
Tamiflu yang merupakan merek obat dari antiviral oseltamivir terbukti meningkatkan risiko muntah-muntah. Antiviral oseltamivir bekerja dan menangani flu dengan memperpendek durasi flu mulai satu jam dari pemberian hingga satu hari.
Meskipun demikian, obat-obatan tersebut tidak akan berefek lebih buruk pada penderita asma, infeksi telinga dan tidak menyebabkan ketergantungan antibiotik.
Kasus di Indonesia
Sementara itu, menurut Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Hidup Departemen Kesehatan, Prof dr Tjandra Yoga Aditama Sp.P(K), MARS, DTM&H, DTCE yang dihubungi detikhealth, Rabu (12/8/2009) mengatakan, belum ditemukan kasus efek samping yang kurang baik dari pemberian tamiflu di Indonesia.
"Saya sudah dengar soal efek samping tamiflu yang kurang baik, memang ada yang demikian. Tapi hal itu tidak terjadi di Indonesia, jadi pemakaian tamiflu masih disarankan," ujarnya.
Dr Tjandra juga menyebutkan bahwa tidak hanya tamiflu yang diperdebatkan. "Setiap obat yang ada di dunia selalu ada perdebatannya, tapi karena penelitian soal tamiflu ini masih terbatas, kita tidak bisa langsung menyimpulkan begitu saja dari satu penelitian. Sebaiknya tunggu penelitian selanjutnya," pungkasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar