Gejala Stroke yang Sering Diremehkan
Merry Wahyuningsih - detikHealth
Ilustrasi (Foto: NYTimes)
Sebaiknya kenali gejala stoke sejak dini, agar tidak terserang stroke total. Stroke menjadi penyakit penyebab kecacatan nomor 1 dan penyebab kematian nomor 3 di dunia.
Banyak definisi yang diberikan orang awam untuk penyakit stroke. Kelumpuhan sebelah, koma, kejang atau bicara pelo. Tapi definisi stroke menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO) adalah terjadinya defisit neurologis mendadak (bukan perlahan), yang menetap lebih dari 24 jam dan disebabkan oleh faktor pembuluh darah atau sirkulasi, yaitu adanya penyumbatan atau pendarahan pada pembuluh darah.
"Defisit neurologis adalah gejala awal pada pasien stroke yang biasanya sering diabaikan. Defisit neurologis akan diketahui oleh pasien sendiri atau keluarga pasien, maka sebaiknya disadari sedini mungkin," kata dr Ashwin M. Rumawas, dokter spesialis saraf RS Royal Taruma pada seminar awam Kenali Gejala Stroke Secara Dini, di RS Royal Taruma, Jakarta, Sabtu (27/3/2010).
dr Ashwin menjelaskan, biasanya pasien atau keluarga pasien akan mengabaikan gejala-gejala awal ini, sehingga ketika mereka sudah menyadarinya dan membawa ke rumah sakit, stroke yang diderita sudah cukup parah dan menyebabkan stroke total yang susah untuk disembuhkan.
Menurut dr Ashwin, gejala defisit neurologis yang sering diabaikan meliputi:
Perubahan dan penurunan kesadaran
Ada tingkatan dalam kesadaran yaitu:
- Compos mentis, yaitu ketika seseorang masih tersadar penuh
- Apatis, yaitu kurangnya respons terhadap keadaan sekeliling, biasanya ditandai dengan tidak adanya kontak mata atau mata terlihat menerewang dan tidak fokus
- Somnolen, yaitu keadaan dimana seseorang sangat mudah mengantuk dan tidur terus-menerus, tetapi masih mudah untuk dibangunkan
- Sopor, yaitu kondisi tidak sadar atau tidur berkepanjangan, tetapi masih memberikan reaksi terhadap rangsangan (rasa sakit).
- Koma, yaitu kondisi tidak sadar dan tidak ada reaksi terhadap rangsangan apapun.
Gangguan fungsi luhur
Gejala-gejala ini paling sering diabaikan oleh pasien atau keluarga pasien, karena dianggap hanya gangguan biasa yang bisa sembuh dengan sendirinya.
Cirinya:
- Gangguan bahasa (afasia), yaitu kondisi dimana seseorang tiba-tiba tidak mengerti bahasa yang biasa digunakannya sehari-hari.
- Gangguan mengenal tata ruang (gangguan visuospatial), yaitu kondisi dimana seseorang menganggap semua benda berada pada bidang datar, sehingga ia merasa cukup hanya dengan menjangkau dengan tangan tanpa beranjak, walaupun benda tersebut berada 5 m di depannya.
- Gangguan berhitung (akalkulia), yaitu jika seseorang tiba-tiba kehilangan kemampuan berhitung dengan soal mudah sekalipun.
- Gangguan menulis (agrafia), yaitu jika seseorang tiba-tiba tidak bisa menulis namun masih bisa membaca.
- Gangguan membaca (alexia), yaitu jika seseorang tiba-tiba tidak bisa membaca namun bisa menulis.
- Gangguan mengenal nama orang atau barang (anomia), bahkan dengan orang atau barang yang sering ditemuinya
- Gangguan memori (amnesia)
Gangguan sensorik
- Hemihipestesia (baal atau kurangnya sensitifitas pada 1 sisi)
- Hemiparestesia (kesemutan 1 sisi)
- Kesemutan sekitar mulut
- Gangguan pengecapan atau lidah
- Nyeri pada satu sisi tubuh
Kejang
- Kejang fokal, yaitu kejang pada salah satu bagian tubuh (kanan atau kiri saja)
- Kejang umum, yaitu kejang pada seluruh tubuh
- kejang absans, yaitu kejang disertai waktu jeda dan kemudian kejang lagi secara berulang-ulang
Gangguan lapang pandang penglihatan
- Buta mendadak 1 mata atau 2 mata
- Gelap 1 sisi lapang pandang atau terdapat spot hitam di sekitar pandangan
Gangguan motorik
- Hemiparesis (lemah sebelah badan, tangan kaki kanan atau kiri saja)
- Quadriparesis (lemah keempat anggota badan, tangan kaki kanan dan kiri)
- Paraparesis (lemah kedua kaki)
- Gangguan gerak otot wajah, biasanya ditandai dengan bentuk bibir yang tiba-tiba miring
- Gangguan gerak bola mata (oftalmoplegia)
- Gangguan menelan (disfagia)
Nah, sebaiknya Anda mengetahui gejala-gejala diatas dengan baik, sehingga bila Anda atau keluarga Anda mengalami gejal-gejala diatas dapat segera ditangani dengan baik sebelum terlambat. Gejala stroke yang terlambat untuk didiagnosa akan menyebabkan terjadinya stroke total yang mungkin tidak bisa disembuhkan.(mer/ir)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar