Kamis, 18 Maret 2010

Penderita Leukemia Bisa Berumur Panjang

Kamis, 06/08/2009 15:35 WIB

Penderita Leukemia Bisa Berumur Panjang

Nurul Ulfah - detikHealth


img
(Leukemiachemotherapy)
Jakarta, Penanganan terhadap penderita kanker darah atau leukemia kini semakin baik. Dengan terapi yang rutin, penderita leukemia bisa memperpanjang usianya. Leukemia yang ganas pun bisa dijinakkan dengan terapi rutin.

Terapi rutin yang dilakukan umumnya adalah kemoterapi. Di awal, kemoterapi ini memberikan efek samping seperti muntah, nyeri pada sendi, dan rambut rontok.

Pengobatan yang lebih dini tidak hanya menyembuhkan penderita leukemia tapi kini dokter-dokter juga tengah berupaya si pasien bisa menjalani kehidupan seperti orang normal.

Leukemia merupakan penyakit kanker darah yang mempengaruhi sumsum tulang belakang dan produksi sel darah putih. Di Amerika serikat, lebih dari 30.000 kasus yang terdiagnosa tiap tahunnya.

Meskipun penyakit ini lebih banyak dialami oleh orang usia lanjut (di atas 60 tahun), namun leukemia akut justru lebih banyak terjadi pada anak-anak.

Leukemia terjadi karena proses pembentukan sel darahnya tidak normal. Sel induk darah gagal terbentuk dan tidak matang tepat pada waktunya. Akibatnya jumlahnya berlebih dan berkembang menjadi sel myeloid dan limphoid (dua tipe sel darah putih abnormal).

Jika jumlah sel abnormal tersebut semakin banyak, maka fungsi sel darah putih yang tadinya hanya bertugas melindungi dan melawan infeksi, berubah menjadi sel ganas yang menyebabkan gejala yang menyimpang.

Dr Ronald Hukum SpPD KHOM dari RS Kanker Dharmais mengatakan terdapat dua tipe leukemia, yaitu akut dan menahun (kronis).

Leukemia akut memiliki sel-sel yang belum matang (sel blast) yang berkembang dengan cepat dan biasanya terjadi pada anak-anak.

Jika tidak segera ditangani, leukemia akut ini dapat menjadi penyakit yang fatal dalam beberapa bulan. Berbeda dengan leukemia akut, leukemia menahun lebih banyak dialami oleh orang dewasa dan perkembangannya lebih lambat.

"Penderita leukemia cukup banyak di Indonesia, namun umumnya pengobatannya hanya berakhir di Puskesmas," ujar dokter spesialis bagian Hematologi dan Onkologi itu ketika dihubungi detikHealth.

"Di RS Dharmais sendiri, pasien leukemia akut rata-rata mencapai 20-30 orang tiap tahunnya, dan kebanyakan memang anak-anak," tambah Dr. Ronald. Hal ini lebih disebabkan karena faktor keturunan dan rentan terinfeksi
virus.

Namun Dr. Ronald menyatakan bahwa penderita leukemia akut tidak usah ketakutan mendengar vonis hidup yang umumnya dikeluarkan para dokter, karena penyakit leukemia ini dapat disembuhkan, asalkan mendapatkan perawatan secara rutin.

"Saya mempunyai pasien yang dari kecil sudah menderita leukemia akut, namun sampai sekarang ia kuliah (hampir 10 tahun perawatan), masih dapat bertahan hidup dan sehat," ujarnya.

Umumnya, gejala leukemia diawali dengan anemia (lemah, letih, lesu), infeksi dan beberapa pendarahan. Gejala lainnya yaitu turunnya berat badan secara drastis, sakit tulang, sesak nafas, pembesaran limfa dan perut terasa tidak nyaman.

Penyebab leukemia memang kompleks, dan beberapa ahli pun masih belum dapat menemukan penyebab pastinya pada beberapa kasus. Faktor-faktor luar seperti radiasi dan bahan-bahan kimia beracun (benzen) juga menjadi indikasi penyebab leukemia.

Faktor lain yang umumnya menyebabkan leukemia adalah riwayat keluarga, faktor genetik yang merusak kromosom, usia, etnik dan Virus-1 (HTLV-1. Namun pada beberapa kasus terkadang tidak diketahui penyebab pastinya.

Berbagai jenis pengobatan bagi pasien leukemia pun tersedia. Mulai dari kemoterapi (obat-obatan), radioterapi, stem cell dan cangkok sumsum tulang belakang, monoklonal antibodi.

"Kemoterapi adalah pengobatan yang paling sering dilakukan pasien, selain karena lebih murah, juga karena tipe pengobatan lainnya yang lebih efektif seperti stem cell (dari ari-ari bayi) belum dapat diterapkan di Indonesia," ujarnya.

Untuk mendiagnosis leukemia harus dilakukan tes darah dan sumsum tulang untuk mengetahui organ dan jaringan mana yang mungkin terkena dan akan dites lebih lanjut untuk mengetahui adanya perubahan gen atau kromosom tertentu.

Ini akan memudahkan untuk mengetahui penyebab leukemia sehingga pengobatan yang tepat pun dapat diterapkan.

"Berbeda dengan penyakit darah lainnya seperti hemofilia dan thalassemia yang bisa dicek melaui darah saja, leukemia harus dideteksi dari sumsum tulang belakang untuk lebih akuratnya. Selain itu, konseling riwayat hidup keluarga pun diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya faktor genetik," jelas Dr Ronald.

Namun tidak semua penderita leukemia membutuhkan perawatan secepatnya, bahkan beberapa pasien merasa tidak perlu melakukan perawatan, yaitu mereka yang sudah lanjut usia dengan tipe leukemia menahun/kronis. Karena perkembangannya sangat lambat, sehingga kematian sepertinya datang lebih dahulu sebelum direnggut oleh
penyakit leukemia.

Dr. Ronald menegaskan kepada mereka yang sudah terdeteksi, untuk melakukan pengobatan sejak dini agar lebih efektif. "Deteksi leukemia dapat dilakukan sejak dini, umumnya di bawah 5 tahun sudah bisa," ujarnya.

Dia pun menyarankan kepada penderita leukemia untuk merutinkan diri melakukan pengobatan dan pengecekan kesehatannya di rumah sakit, karena hingga saat ini tidak ada yang dapat menyembuhkan penyakit ini tanpa bantuan medis.

"Jangan minta sembuh sama dukun, itu kan nggak mungkin," ujarnya.

1 komentar:

  1. sampai berapa lama penderita leukemia akut bisa bertahan?apa benar prediksi dokter yg mengatakan bahwa umur penderita hanya bisa bertahan bbrp bulan saja

    BalasHapus