Sabtu, 27 Maret 2010

Sama-sama Bikin Lumpuh, Kenali Gejala Distrofi Otot dan Polio

Jumat, 26/03/2010 15:00 WIB

Sama-sama Bikin Lumpuh, Kenali Gejala Distrofi Otot dan Polio

Vera Farah Bararah - detikHealth


img
(Foto: foranlaw)
Jakarta, Terdapat berbagai macam penyakit yang bisa menyerang bagian otot tubuh, tapi tak banyak orang yang menyadari gejala-gejalanya. Ada dua penyakit yang bisa menyebabkan kelumpuhan yaitu distrofi otot dan polio, lalu apa beda kedua penyakit ini?

Sebenarnya terdapat perbedaan yang mencolok antara distrofi otot dan penyakit polio, yaitu distrofi otot disebabkan oleh genetik akibat kekurangan protein otot dystrophin sedangkan untuk penyakit polio disebabkan oleh virus polio yang masuk ke dalam tubuh

Namun masyarakat juga harus mengetahui lebih jauh mengenai bagaimana gejala dan cara pencegahan dari dua penyakit ini, seperti dikutip dari Mayo Clinic, Jumat (26/3/2010), yaitu:

Polio
Polio adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus menular yang menyerang tubuh termasuk otot dan saraf dan bisa mengakibatkan kelumpuhan, sulit bernapas hingga terkadang berakhir dengan kematian. Penularan virus ini bisa melalui kontak langsung, percikan ludah atau melalui kotoran dari penderita polio.

Meskipun polio dapat meyebabkan kelumpuhan atau kematian, tapi sebagian besar orang yang terinfeksi virus tidak menjadi sakit dan tidak menyadari bahwa dirinya telah terinfeksi polio. Orang yang terinfeksi virus polio tapi tidak menyebabkan kelumpuhan disebut dengan nonparalytic polio, gejala yang ditimbulkan seperti demam, sakit tenggorokan, sakit kepala, muntah, kelelahan, leher nyeri atau kaku, kejang otot dan meningitis.

Sedangkan polio yang menyebabkan kelumpuhan disebut paralytic polio yaitu bentuk yang paling parah dari polio. Gejala awal yang timbul adalah demam, sakit kepala dan kadang mengalami gejala dari nonparalytic polio. Tapi dalam waktu 1-10 hari muncul gejala kelumpuhan seperti kehilangan refleks, nyeri otot yang parah, kejang dan tungkai seperti lepas atau tidak memiliki kekuatan. Awal dari kelumpuhan ini bisa terjadi secara tiba-tiba.

Orang yang telah sembuh dari polio terkadang ada yang mengalami post-polio syndrome, yaitu sindrom pasca polio yang umumnya ditandai dengan kelemahan otot, sendi dan nyeri, kelelahan meskipun hanya sedikit melakukan aktivitas, otot atrofi, masalah di pernapasan atau menelan, gangguan tidur dan tidak tahan terhadap udara dingin.

Meskipun peningkatan sanitasi dan kebersihan bisa membantu mengurangi penyebaran polio, tapi pencegahan yang paling efektif adalah melalui vaksin polio yang diberikan saat masih anak-anak atau bagi orang dewasa yang ingin pergi ke daerah endemi polio. Vaksin ini dapat melindungi hingga 90 persen.

Distrofi otot (Muscular dystrophy/MD)
Distrofi otot adalah salah satu penyakit otot genetik dimana serat-serat ototnya sangat rentan mengalami kerusakan. Otot-otot ini lama-kelamaan akan menjadi semakin lemah. Pada tahap akhir dari penyakit ini, serat otot akan digantikan oleh lemak dan jaringan ikat lain. Beberapa jenis MD bisa mempengaruhi otot-otot jantung atau otot organ lainnya.

dr. Teguh Haryo Sasongko, PhD dalam konsultasi kesehatan detikHealth mengungkapkan penyakit ini disebabkan oleh kerusakan pada gen yang mengkode protein bernama dystrophin. Protein ini esensial untuk kerja otot. Gen yang mengkode protein ini berlokasi pada kromosom X. Semua laki-laki hanya memiliki satu kromosom X sehingga jika gen ini rusak pada satu-satunya kromosom X yang dimiliki, maka timbul penyakitnya.

Gejala dari MD bervariasi tergantung dari tipe penyakitnya, tapi secara umum gejala dari MD meliputi, otot-otot yang melemah, koordinasi tubuh berkurang serta kemungkinan mengalami lumpuh atau pincang yang bisa mengakibatkan fiksasi otot di sekitar sendi dan hilangnya mobilitas.

Hingga kini belum ada pengobatan yang bisa dilakukan untuk menyembuhkan penyakit ini, tapi perawatan yang ada hanya untuk membantu pasien meningkatkan kualitas hidupnya serta memperpanjang usianya. Untuk mencegah penyakit ini salah satu caranya adalah dengan memeriksakan diri sebelum menikah atau merencanakan memiliki anak. Karena jika suami penderita MD dan istrinya carrier, maka kemungkinan besar anak-anaknya menderita MD.

(ver/ir)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar