Senin, 10 Mei 2010

Penipu Disekeliling Penderita Sindrom Capgras

Minggu, 09/05/2010 12:01 WIB

Penipu Disekeliling Penderita Sindrom Capgras

Vera Farah Bararah - detikHealth


img
Ilustrasi (Foto: howstuffworks)
Jakarta, Nyonya D sangat yakin suaminya sudah digantikan dengan orang lain. Dia menyebut orang yang dikira bukan suaminya itu penipu dan menolak tidur dengannya. Setiap malam nyonya D mengunci kamarnya. Meskipun mengenali wajahnya dia melihat itu bukan suaminya.

Contoh lain, seorang anak kecil berlari ke pintu menyambut ayahnya pulang. Tapi tiba-tiba ia berhenti dan berpikir bahwa orang tersebut bukanlah ayahnya meski memiliki wajah yang sama.

Dua contoh di atas adalah orang-orang yang memiliki sindrom capgras yang berpikir orang yang dikenalnya adalah penipu. Kondisi ini merupakan kebalikan dari deja vu.

Penderita sindrom capgras seperti mengalami ketidaknyataan (delusi) dan salah mengidentifikasi orang-orang dekatnya seperti keluarga atau teman. Penderita ini menuding orang-orang tersebut telah menipu dengan menjadi orang-orang terdekatnya.

Orang yang memiliki sindrom ini berpikir bahwa pasangan, anggota keluarga atau binatang peliharaannya telah diganti menjadi sosok yang berbeda.

Kondisi ini membuat penderitanya bingung karena merasa orang yang dilihatnya tampak sama dengan orang yang dikenalnya. Tapi ia tetap menganggap bahwa orang tersebut adalah seorang penipu. Bisa mengenali wajah tapi setelah itu merasa asing karena tidak muncul kedekatan emosionalnya.

Delusi sendiri berbeda dengan halusinasi. Karena kalau halusinasi adalah sesuatu yang mempengaruhi indera seseorang, yaitu melalui sesuatu yang dilihat, didengar atau dicium padahal objek tersebut tidak nyata. Sedangkan delusi adalah seseorang memiliki beberapa pemikiran dan keyakinan yang tidak benar.

Dulu kondisi ini dianggap masih sangat jarang, tapi kalangan medis mulai berpikir bahwa sebenarnya kondisi seperti ini tidaklah begitu langka. Para dokter yang bisa mendiagnosanya menemukan lebih banyak orang yang memiliki sindrom ini.

Sindrom capgras pertama kali dijelaskan oleh dua dokter Perancis yaitu Joseph Capgras dan Jean Reboul-Lachaux. Hasil diagnosis ini berdasarkan riwayat pasiennya yang bernama Madame M yang meyakini bahwa semua anggota keluarga dan tetangganya telah digantikan oleh seorang penipu.

Seperti dikutip dari Howstuffworks, Minggu (9/5/2010) ada beberapa teori yang menjelaskan mengapa sindrom ini bisa terjadi. Banyak peneliti berpikir bahwa sindrom capgras terjadi karena ada sesuatu yang salah di otaknya.

Meskipun pasien sindrom capgras sering terlihat seperti memiliki kelainan jiwa, tapi lebih dari sepertiganya memiliki tanda-tanda trauma di kepalanya seperti akibat stroke atau penggunaan obat yang berlebihan. Selain itu beberapa pasien lainnya juga memiliki kondisi tertentu seperti epilepsi atau Alzheimer.

Cedera otak itu mengakibatnya putusnya ikatan emosional karena otak yang memproses informasi visual untuk melihat wajah dengan bagian yang mengendalikan respons emosional sistem limbik tidak nyambung.

Sampai saat ini diperkirakan perawatan yang paling baik untuk penderita sindrom capgras adalah melalui terapi psikologis. Meski demikian diperlukan ketekunan dalam membangun empati penderita tanpa melawan anggapan kelirunya.

(ver/ir)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar