Rabu, 18 November 2009

Saat Monster dan Naga Menghantui si Kecil

Senin, 16/11/2009 16:30 WIB

Saat Monster dan Naga Menghantui si Kecil

Vera Farah Bararah - detikHealth


img
(Foto: cdn)
Jakarta, Anak kecil terkadang menjadi penakut setelah menonton film atau animasi yang menggambarkan monster, naga atau karakter menyeramkan lainnya. Orangtua perlu memberikan pengertian soal makhluk-makhluk halus ini agar anak bisa melawan rasa takutnya.

Seperti yang dilakukan seorang ibu bernama Melinda Roberts yang menonton film animasi bersama anak-anaknya yang berusia 7 tahun, 9 tahun dan 11 tahun. Melinda mencoba membantu anak-anak untuk mengenali suara aktor dan bagaimana proses film tersebut dibuat sehingga anak-anak tidak takut dengan monster, naga atau bentuk menyeramkan lainnya.

Hal itu sesuai dengan sebuah penelitian dari jurnal Child Development yang menyatakan bahwa meyakinkan anak-anak gambar-gambar tersebut tidak nyata sangat membantu anak usia 7 tahun ke atas menjadi tidak takut. Tapi untuk anak di bawah usia 7 tahun hal ini tidak terlalu berhasil dan cenderung kurang disukai anak-anak.

Jika seorang anak percaya adanya makhluk raksasa di tempat tidurnya, maka orangtua harus mengatakan bahwa makhluk tersebut hanya ingin bermain bersamanya. Saat anak sudah merasa sedikit tenang, orangtua bisa menjelaskan bahwa makhluk raksasa tersebut sebenarnya tidak ada dan tidak nyata.

Dawn Huebner, seorang psikolog dari Exeter, New Hampshire mengungkapkan jika anak sudah bisa memahami perbedaan antara khayalan dan kenyataan, maka anak harus bisa mengatasi ketakutan tersebut dengan pikiran bahwa gambar yang menghantuinya adalah tidak nyata, seperti dikutip dari CNN, Senin (16/11/2009).

Orangtua bisa mengajari anak cara membedakan ketakutan di kepalanya dengan bahaya yang sebenarnya. Anak yang sudah bisa memahami konsep "false alarm" dapat membantunya memahami bahwa rasa takut tersebut tidak berarti ada ancaman dan dapat meyakinkan dirinya sendiri untuk menjadi lebih berani.

Jika anak belum bisa membedakan antara khayalan dengan kenyataan, maka orangtua bisa menggunakan strategi "raksasa yang ramah" pada anak-anaknya saat masih kecil dan cara ini terbilang cukup berhasil. "Ini bukan menekan pikiran negatif, tapi berusaha membingkai sesuatu menjadi sedikit lebih positif," ujar psikolog Liat Sayfan dan Kristin Hansen Lagattuta.

Tapi sebuah penelitian sebelumnya menunjukkan anak usia 3 sampai 4 tahun tidak dapat menggunakan penalaranannya untuk bisa membuat dirinya merasa lebih baik. Untuk itu Huebner menyarankan agar mematikan televisi jika program atau filmnya terlalu menakutkan bagi anak yang masih sangat kecil.

"Lebih baik bagi anak-anak untuk meninggalkan ruangan atau penutup matanya jika menonton karakter yang menakutkan, karena melihat sekilas tontonan tersebut dapat meninggalkan kesan yang lebih dalam daripada melihat terlalu lama," ungkap Huebner.

Sebagai contoh, beberapa anak bahkan ada yang merasa takut saat melihat sampul DVD. Bagi anak yang sudah lebih besar, mengajaknya berpikir tentang proses pembuatan film dapat membantunya mengatasi ketakutannya pada gambar-gambar yang menyeramkan. Karena nantinya anak-anak akan lebih terpesona dengan berbagai efek khusus yang dihasilkan dari gambar tersebut.

Untuk bisa mengatasi ketakutan anak terhadap monster, naga atau raksasa lainnya, sebaiknya orangtua sesuaikan dengan usia si anak apakah sudah bisa membedakan antara fantasi dengan kenyataan atau harus menjauhkannya dari gambar atau tontonan tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar