Rabu, 18 November 2009

Cegah Bayi Kuning, Calon Ibu Sebaiknya Periksa Rhesus Darah

Senin, 16/11/2009 14:00 WIB

Cegah Bayi Kuning, Calon Ibu Sebaiknya Periksa Rhesus Darah

Vera Farah Bararah - detikHealth


img
(Foto: healthmanagement)
Jakarta, Kasus bayi kuning saat dilahirkan sangat sering terjadi. Ternyata bayi kuning terjadi karena kadar bilirubin yang tinggi akibat ketidakcocokan golongan darah atau rhesus antara ibu dan bayinya.

Contohnya ibu yang memiliki darah golongan O dan janinnya golongan darah A, B atau AB seringkali bayi yang dilahirkan kuning, anemia ringan atau peningkatan kadar bilirubin. Bilirubin adalah pigmen kuning yang dihasilkan oleh pemecahan hemoglobin (Hb) di dalam hati.

Setiap orang memiliki golongan darah dan tipe rhesus tertentu seperti A, B, O dan AB serta rhesus(+) dan rhesus(-). Penting bagi ibu hamil untuk mengetahui apa golongan darah dan tipe rhesus dirinya dan suami, karena jika terjadi ketidakcocokan akan memiliki risiko tertentu pada bayinya.

Pada dasarnya golongan darah sudah terbentuk sebelum bayi tersebut lahir. Golongan darah pada anak merupakan gabungan antara satu gen dari ibu dan satu gen dari ayah. Karl Landsteiner yang merumuskan sistem golongan darah mengungkapkan darah dapat dikelompokkan berdasarkan permukaan sel darah merah dan antibodi tertentu yang ada dalam plasma darah.

Seperti dikutip dari Expectantmothersguide, Senin (16/11/2009) pengobatan yang dilakukan untuk mengembalikan kondisi si bayi agar normal kembali adalah melalui fototerapi yang membantu memecah bilirubin agar kadarnya normal. Pengobatan ini biasanya berhasil, sehingga tidak perlu dilakukan transfusi darah.

Selain jenis golongan darah, tipe rhesus dari kedua orangtua juga penting untuk diketahui. Jika ibu memiliki rhesus negatif dan bayinya memiliki rhesus positif maka ketidakcocokan rhesus antara ibu dan anak bisa saja terjadi, hal ini dapat menimbulkan masalah serius dan mengancam pertumbuhan si bayi. Perbedaan rhesus ibu dan bayi akan semakin berisiko pada kehamilan kedua.

Contohnya jika ibu rhesus (-) dan anaknya rhesus (+) maka saat melahirkan, rhesus (+) si anak akan masuk ke sistem darah ibu. Kemudian tubuh ibu akan memproduksi antibodi rhesus (+). Pada kehamilan berikutnya, jika antibodi rhesus (+) ibu masuk ke plasenta akan bereaksi dengan darah janin dan menyerang sel-sel darah merah bayi yang di kandung berikutnya.

Akibatnya bayi yang baru lahir tersebut bisa mengalami anemia, kekurangan oksigen dalam darah, penyakit kuning, demam dan pembesaran hati serta limpa. Penyakit ini disebut dengan erithroblastosis fetalis.

Kondisi ini bisa dicegah dengan memberikan serum yang disebut Rho-GAM yang mengandung antibodi anti-Rhe(+) dalam jumlah kecil. Pemberian ini dilakukan pada usia kehamilan 28 minggu dan diberikan kembali dalam waktu 72 jam setelah melahirkan. Perawatan ini bertindak sebagai imunisasi pasif dan cukup efektif.

Penting bagi orangtua untuk memeriksakan tipe golongan darah dan rhesusnya sebelum memiliki anak, sehingga bisa diketahui apakah nantinya memiliki kemungkinan untuk terjadinya ketidakcocokan atau tidak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar