KOMPAS.com - Apa istirahat yang terbaik bagi si kecil? Jawabnya adalah tidur. Si batita umumnya butuh waktu tidur sekitar 10-11 jam per hari. Kurang dari itu, istirahatnya tidak maksimal. Alhasil, sebangun tidur ia cenderung rewel atau uring-uringan. Namun, tak jarang anak usia ini pun sulit bangun pagi. Nah, di bawah ini ada berbagai pertanyaan yang kerap diajukan orangtua seputar tidur anak batita. Semoga jawabannya dapat lebih mencerahkan kita semua.
1. Bolehkah minum susu sebelum tidur?
Boleh saja. Pemberian susu sebelum tidur dapat menenangkan dan mengenyangkan sehingga membuat tidur anak lebih nyenyak. Penggunaan botol juga tidak dilarang. Namun setelah selesai minum susu, bersihkan mulut anak, gosok gigi, dan minum air putih sebagai upaya pencegahan agar gigi geliginya tidak rusak. Setelah anak berusia 2 tahun ke atas, minum susu dari gelas amat disarankan.
2. Bila si kecil belum mau tidur, perlukah dipaksa?
Sebaiknya tidak. Pemaksaan merupakan hal yang tidak menyenangkan, sehingga akan membuat anak semakin sulit tidur. Yang perlu dilakukan adalah mengondisikan anak untuk mudah tidur. Antara lain dengan meredupkan lampu kamar, menghilangkan kegaduhan, dan mendongengi anak. Dengan kondisi ini diharapkan anak akan lebih mudah tidur.
3. Bolehkah nonton televisi sebelum tidur?
Sebaiknya tidak. Warna, suara, adegan, dan gambar yang ditampilkan di televisi akan membuat anak semakin melek. Ahli pun tidak menyarankan untuk meletakkan pesawat TV di dalam kamar mengingat gelombang elektromagnetis yang dipancarkan TV dapat mengganggu kesehatan.
4. Dongeng seperti apa yang cocok dibacakan untuk batita sebelum tidur?
Dongeng sebelum tidur sebaiknya yang dapat menenangkan pikiran anak dan tidak terlalu panjang. Tentang itik yang sangat sayang pada anak-anaknya, tentang panda yang bermain di taman indah, tentang elang yang pandai terbang, dan lainnya. Kisah yang menakutkan, sedih, atau yang membuatnya tertawa terbahak-bahak hanya akan membuatnya sulit tidur. Bacakan cerita dengan santai dan suara yang lembut.
5. Sebaiknya lampu dimatikan atau tidak?
Menjelang tidur sebaiknya tidak terlalu banyak cahaya di dalam kamar. Redupkan lampu, namun jangan sampai gelap gulita. Ruangan yang terlalu benderang akan menyulitkan batita tidur lantaran belum tercapainya self-control yang optimal. Ia justru sangat tertarik pada cahaya. Terlalu benderang pun membuatnya sulit tidur pulas karena ruangan menjadi panas sehingga ia kerap uring-uringan. Sebaliknya kondisi gelap gulita berbahaya karena Anda jadi tidak dapat mengontrol keadaan anak dengan baik. Pada anak -anak yang tidak suka gelap pun, kondisi ini akan membuatnya tidak nyaman.
6. Perlukah si batita tidur siang?
Yang terpenting adalah si batita dapat memenuhi kebutuhan tidurnya yang 10-11 jam setiap hari. Tidur siang dapat memudahkan Anda memenuhi kebutuhan tidurnya. Misalnya, 1-2 jam di siang hari, dan 9-10 jam di malam hari. Tidur siang pun dapat mengurangi tingkat keletihan anak. Si batita juga bisa mendapatkan manfaat lebih maksimal dari aktivitasnya. Namun jika si kecil menolak tidur siang, biarkan saja selama ia tidak bermasalah (mudah marah karena terlalu letih, rewel, ngambek). Penuhi kebutuhan tidur malamnya dengan baik.
7. Kenapa ritual sebelum tidurnya aneh-aneh? Contohnya, memeluk bantal/guling belel, memakai selimut dekil, memegang-megang rambut ibunya, dan sebagainya.
Kebiasaan ini sebenarnya tak merugikan, justru akan membuat anak merasa nyaman. Namun sebisa mungkin hentikan "ritual" ini. Dikhawatirkan pada situasi tertentu, dimana anak tidak bisa melakukan ritualnya, ia akan mengalami sulit tidur.
Ubahlah "ritual" secara perlahan. Pada batita yang tak mau pisah dengan selimut belelnya, misalnya, pisahkan ia dari selimutnya itu selama 10 menit pada awalnya, lalu 20 menit, 30 menit, dan seterusnya. Lakukan "negosiasi", "Selimutnya harus dicuci supaya bersih!" Hargai anak jika ia mau melepas kebiasaannya, dengan pujian, belaian, atau pelukan. Kemudian cari objek pengganti yang lebih "sehat" seperti bantal bersih, boneka, dan lainnya.
8. Kapan si batita mulai tidur sendiri?
Di usia 2-3 tahun sudah muncul dorongan untuk mandiri. Tetapi jangan berharap besar si batita langsung mau tidur di kamar sendiri. Ajarkan secara perlahan. Boleh saja si kecil tidur sekamar dulu dengan kakak, namun tempat tidurnya harus berbeda, terutama jika berlainan jenis kelamin. Jika di tengah malam ia mencari-cari orangtuanya dan meminta pindah lagi ke kamar, ya tak masalah. Intinya, jika anak belum siap, jangan paksakan. Tunggu ia sampai benar-benar siap. Umumnya pada usia 7 tahun anak baru benar-benar siap tidur sendiri.
(Irfan Hasuki/Nakita)
http://perempuan.kompas.com/read/xml/2009/08/12/12551117/8.pertanyaan.seputar.tidur.anak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar