Senin, 14 Juni 2010

Kelainan Bawaan yang Sering Terjadi Pada Bayi

Jumat, 11/06/2010 15:45 WIB

Kelainan Bawaan yang Sering Terjadi Pada Bayi

Merry Wahyuningsih - detikHealth


img
Ilustrasi (Foto: sheknows)
Jakarta, Setiap orangtua menginginkan anaknya lahir dengan fisik yang sempurna. Tapi beberapa faktor ternyata dapat membuat seorang bayi terlahir dengan kelainan bawaan. Apa saja kelainan bawaan yang umum terjadi?

Sekitar 1 persen bayi dilahirkan dengan kelainan bawaan atau kongenital, yaitu kondisi abnormal yang sudah ada sejak bayi baru lahir. Kelainan ini mulai dari yang sangat ringan, seperti jari ekstra atau tambahan kulit, hingga yang mengancam nyawa seperti penyakitjantung.

Kelainan bawaan ini berbeda dengan kelainan genetik karena kalau kelainan bawaan bisa disembuhkan melalui operasi. Sedangkan kelainan genetik sulit untuk disembuhkan. Kelainan genetik itu contohnya Down Syndrome, Palsi serebral, Fibrosis kistik, Spina bifida, Epilepsi, gangguan pendengaran, gangguan penglihatan.

Untuk kelainan bawaan saat ini makin jarang ditemukan karena bisa dilihat dengan USG atau pemindaian sebelum kelahiran. Pemberian suplemen asam folat selama trimester pertama kehamilan mampu mencegah beberapa kelainan bawaan.

Seperti dikutip dari buku Your Baby Month by Month karangan Su Laurent dan Peter Reader, yang diterbitkan Esensi, Jumat (11/6/2010), beberapa kelainan bawaan yang umum terjadi antara lain:

1. Bibir sumbing (celah bibir dan langit-langit)

Pada kondisi ini, kedua belahan muka bayi tidak menyatu dengan baik sewaktu bertumbuh dalam rahim, sehingga terdapat celah di bibir atau langit-langit mulutnya, atau lebih sering keduanya. Bibir sumbing (celah bibir dan langit-langit/cleft lip and palate) kadang-kadang dapat didiagnosa melalui pemindaian sebelum kelahiran.

2. Dislokasi panggul kongenital (Congenital Dislocation of the Hip/CDH)

Pada kondisi ini, panggul bayi tidak terbentuk sepenuhnya sehingga bagian bulat dari sendi panggulnya mudah bergeser dari sambungan sendi. Kelainan ini dialami oleh sekitar 1 dari 1.000 bayi dan lebih umum dijumpai pada anak perempuan ketimbang anak laki-laki. Bayi yang berisiko CDH adalah yang lahir dalam keluarga dengan riwayat CDH, kelahiran sungsang, dan bayi dengan talipes (bayi yang lahir dengan kaki yang bengkok ke bawah).

3. Talipes atau Club foot

Beberapa bayi dilahirkan dengan kondisi kaki yang bengkok ke bawah atau ke arah dalam. Kondisi ini dideskripsikan sebagai talipes posisional atau club foot. Kondisi ini dapat dikoreksi melalui pemijatan dan perentangan pergelangan kaki.

4. Hipospadias

Ini adalah kondisi yang diderita oleh anak laki-laki saat lubang uretra (saluran yang terhubung melalui penis) tidak berada di ujung penis seperti yang seharusnya, tetapi bisa berada di sepanjang penis bagian bawah. Hipospadias cukup umum dijumpai pada sekitar 1 dari 300 anak laki-laki.

Operasi umumnya dilakukan sebelum anak berusia 2 tahun. Kulup (kulit yang menutupi ujung penis) merupakan jaringan yang sempurna untuk digunakan dalam operasi ini. Oleh karena itu, bayi dengan hipospadias tidak boleh disunat sebelum menjalani operasi.

5. Testis tidak turun

Sewaktu masih dalam kandungan, testis bayi laki-laki terbentuk di dalam rongga perutnya. Pada saat lahir, kedua testis seharusnya sudah turun ke dalam buah zakar. Akan tetapi, kadang-kadang ini tidak terjadi. Satu atau kedua testis tersangkut di tengah-tengah proses.

6. Hidrokel


Ini adalah masalah umum lainnya yang hanya menyerang anak laki-laki. Hidrokel adalah benjolan berisi cairan di dalam skrotum di sekitar testis. Benjolan ini biasanya tidak berbahaya dan akan hilang dengan sendirinya pada usia setahun atau bahkan sebelum itu.

7. Penyakit jantung bawaan

Penyakit jantung bawaan (PJB) terjadi ketika terdapat abnormalitas pada struktur dan atau fungsi jantung bayi. Sebelum lahir, bayi menerima semua oksigennya melalui plasenta. Namun, begitu ia menghirup napas pertamanya, jantungnya mulai menerima darah yang dipenuhi oksigen dari paru-paru.

Hal ini dimungkinkan apabila saluran di antara dua pembuluh darah utama (ductus arteriosus) dan lubang (foramen ovale) di antara dua ruang jantungnya menutup. Untuk beredar ke seluruh tubuh, darah harus mengalir dengan urutan yang tepat melalui keempat ruang jantung yang dihubungkan dengan katup-katup.

Kelainan jantung bawaan dapat melibatkan katup-katup yang menghubungkan ruang-ruang jantung, lubang di antara dua atau lebih ruang jantung, atau kesalahan penghubungan antara ruang jantung denga arteri atau vena.

Gejala PJB dapat diketahui ketika bayi yang baik-baik saja setelah dilahirkan, tapi kemudian menjadi kebiruan, diikuti dengan kesulitan bernapas atau menyusui.

(mer/ir)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar