Sabtu, 24 April 2010

Mikronutrien untuk Kekebalan Tubuh Anak

Jumat, 23/04/2010 14:18 WIB

Mikronutrien untuk Kekebalan Tubuh Anak

Vera Farah Bararah - detikHealth


img
(Foto: thinkvedic)
Jakarta, Angka kejadian anak meninggal sebelum berusia 5 tahun masih terbilang tinggi. Salah satu penyebabnya adalah sistem kekebalan tubuh yang kurang. Zat seperti mikronutrien bisa meningkatkan sistem imun anak.

Data Unicef tahun 2009 menyebutkan penyebab utama kematian balita adalah akibat diare dan infeksi saluran pernapasan bawah dengan persentase sebesar 17 persen akibat diare dan 19 persen akibat pneumonia. Sementara itu penyakit kurang gizi merupakan faktor penyebab setengah dari seluruh kematian pada bayi.

"Kematian balita meningkat seiring dengan adanya peningkatan penyakit infeksi yang berhubungan dengan sistem kekebalan tubuh. Dan mikronutrien seperti vitamin A, E, C, zat besi, zink, selenium dan tembaga memiliki efek terhadap peningkatan sistem kekebalan tubuh anak," ujar Prof Sunil Sazawal, MD, MPH, PhD dalam acara temu media Perkembangan Baru di Bidang Nutrisi dan Kesehatan Anak di Hotel Gran Melia, Jakarta, Jumat (23/4/2010).

Prof Sunil mengatakan fortifikasi (penambahan) mikronutrien di dalam susu bisa meningkatkan daya tahan tubuh anak usia 1-3 tahun terhadap berbagai risiko penyakit seperti diare, anemia, infeksi saluran pernapasan bawah dan memperbaiki status gizi serta pertumbuhan anak.

Hal ini berdasarkan penelitian yang dilakukan Prof Sunil dan tim terhadap populasi peri-urban di Delhi, India dan hasilnya telah dipublikasikan dalam British Medical Journal tahun 2006 lalu.

Dalam studi tersebut sebanyak 633 anak usia 1-3 tahun yang tidak mengalami malnutrisi dan sehat diikutsertakan. Sebanyak 317 anak mengonsumsi susu yang telah difortifikasi dengan mikronutrien sedangkan 316 anak lainnya mengonsumsi susu biasa.

Setelah diteliti selama 1 tahun didapatkan anak-anak yang mengonsumsi susu dengan fortifikai mikronutrien memberikan perlindungan sebanyak dua kali lipat terhadap penyakit diare, anemia, infeksi saluran pernapasan bawah, memperbaiki status gizi dan pertumbuhan anak dibandingkan dengan anak yang minum susu biasa.

"Sebenarnya susu biasa sudah mengandung mikronutrien tersebut, tapi jumlah yang ada belum mencukupi kebutuhan anak dalam mencegah berbagai penyakit ini," ungkap Prof Sunil dari Department of Internasional Health, Bloomberg Scholl of Public Health, John Hopkins University, Baltimore, AS.

Namun mikronutrien pada susu ini hanya diperlukan pada anak yang berusia di atas 6 bulan. Karena bayi yang baru lahir hingga usia 6 bulan semua kebutuhkan nutrisi termasuk mikronutriennya sudah terpenuhi di dalam ASI eksklusif, jadi penambahan mikronutrien ini tidak berpengaruh.

(ver/ir)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar