Selasa, 21 Desember 2010

Viagra Bisa Lindungi Jantung

Viagra Bisa Lindungi Jantung
Sildenafil, unsur utama pada viagra dapat melindungi jantung dari tekanan darah tinggi.
MINGGU, 11 JANUARI 2009, 11:48 WIB
Muhammad Firman

Inboks akun email Anda dibanjiri pesan spam yang menawarkan viagra? Menyebalkan bukan? Tetapi kini ada kabar gembira muncul seputar salah satu obat yang banyak diminati oleh pria tersebut.

Menurut para peneliti, sildenafil tampaknya dapat mempengaruhi RGS2, protein penting yang bereaksi melindungi fungsi denyut darah jantung dari percepatan yang dapat mengakibatkan kegagalan jantung. Temuan yang dipublikasikan Senin, 5 Januari 2009 di The Journal of Clinical Investigation itu bisa berguna dalam proses perawatan atau pencegahan kegagalan jantung akibat tekanan darah tinggi kronis.

“Sildenafil terbukti memperpanjang efek proteksi RGS2 pada jantung tikus,” ucap Dr. David Kass, peneliti senior yang merupakan dokter spesialis kardiologi dan pengajar di Johns Hopkins University of Medicine serta Heart and Vascular Institute di Baltimore, Amerika Serikat. Setelah satu minggu menaikkan tekanan darah tikus, tim peneliti menemukan bahwa jantung yang dikondisikan kekurangan RGS2 atau Regulator of G-protein Signaling 2, bertambah bobotnya sebesar 90 persen. Nyaris separuh tikus eksperimen kemudian tewas akibat kegagalan jantung.

Pada tikus dengan RGS2, bahaya dari pembesaran otot atau yang dikenal dengan hypertrophy terjadi lebih lambat. Menurut penelitian, kenaikan volume jantung hanya 30 persen dan tidak ada tikus yang tewas. Pengujian lebih lanjut menunjukkan bahwa perawatan terhadap tikus hipertensi yang memiliki RGS2 dengan sildenafil menunjukkan ketahanan yang lebih baik, pertumbuhan yang lebih sehat, dan kontraksi serta relaksasi otot jantung yang lebih baik. Tikus-tikus ini juga memiliki aktivitas enzim yang berhubungan dengan stress, 10 kali lipat lebih rendah dibandingkan dengan tikus yang tidak diberikan perawatan.

Penelitian juga menemukan bahwa sildenafil tidak memiliki efek pada tikus yang kekurangan RGS2. Penelitianyang dilakukan lebih dari 6 kali eksperimen yang seluruhnya dilakukan dalam rentang tiga tahun terakhir dan didesain khusus untuk mengamati peranan RGS2 pada penurunan hypertrophy.

“Bukti menunjukkan bahwa Gq signaling yang tak terkendali mendorong reaksi berantai terhadap kegagalan jantung,” ucap Kass. “Dengan menambahkan efek proteksi dari RGS2 atau dengan melakukan pengujian terhadap keberadaannya, peneliti kini bisa mengembangkan terapi baru atau meningkatkan metode yang sudah ada,” ucapnya.

Menurut penelitian, saat ini, dokter menggunakan obat yang disebut ACE inhibitor dan ARB inhibitor untuk memblikir Gq signaling. Obat-obat ini merupakan perawatan umum terhadap kegagalan jantung yang terjadi pada lebih dari 5 juta warga Amerika dan membunuh lebih dari seperempatnya.

• VIVAnews

Tidak ada komentar:

Posting Komentar