Sabtu, 06 November 2010

Masker Bedah Kurang Maksimal untuk Menyaring Debu

Jumat, 05/11/2010 18:21 WIB

Masker Bedah Kurang Maksimal untuk Menyaring Debu

AN Uyung Pramudiarja - detikHealth




img
Masker bedah (dok: detikfoto)
Jakarta, Pengendara motor di Jakarta dan pengungsi di lereng Merapi banyak menggunakan masker bedah untuk menangkis debu. Meski masih lebih baik dibandingkan tidak pakai sama sekali, jenis masker yang paling dianjurkan adalah masker respirator.

Masker bedah merupakan jenis masker yang paling populer karena harganya murah meriah, hanya Rp 25.000/box (isi 50) atau Rp 500/buah. Biasanya berwarna hijau dan berbentuk segiempat, dengan ketebalan bervariasi dan dilengkapi pengait berupa tali elastis di kedua sisi.

Karena desainnya yang sangat sederhana, masker bedah umumnya agak longgar ketika dipakai. Banyak celah yang masih bisa disusupi oleh partikel debu, apalagi bahan yang digunakan umumnya tidak terlalu tebal dan hanya satu lapis.

"Masker bedah sebenarnya kurang melindungi, tapi masih lebih baik daripada tidak pakai sama sekali. Jika ada, sebaiknya pakai masker respirator yang bentuknya seperti cup," ungkap Dr Agus Dwisusanto, SpP, spesialis paru dari RS Persahabatan saat dihubungi detikHealth, Jumat (5/11/2010).

Selain lebih tebal, masker respirator juga lebih rapat ketika digunakan sehingga tidak ada celah untuk dilewati partikel debu. Tingkat keamanan masker respirator ditunjukkan oleh nomor serinya, misalnya N95 yang bisa menyaring 95 persen partikel dan N100 yang bisa menyaring hingga 99,97 persen.

Sama seperti masker bedah, pada umumnya masker respirator juga dibuat hanya untuk sekali pakai. Apabila sudah rusak, kotor atau menyebabkan susah bernapas maka harus segera diganti dengan masker baru yang masih bersih.

Sedangkan untuk menangkal gas beracun, masker respirator saja belum cukup aman. Ada jenis masker yang lebih ampuh memurnikan udara, yakni masker air-purifying respirator yang dilengkapi filter udara dan banyak dipakai oleh satuan tugas antiteror.

"Tapi untuk pengungsi Merapi rasanya tidak perlu yang ada moncongnya seperti itu (masker air-purifyingrespirator). Masker respirator saja kalau ada sudah sangat bagus," tambah Dr Agus.








(up/ir)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar