Retakan Fondasi Rumah Sama Bahayanya dengan Radiasi Nuklir
AN Uyung Pramudiarja - detikHealth
foto: Thinkstock
Radon merupakan unsur kimia yang bersifat radioaktif dengan lambang Rn, memiliki nomor atom 86 dan waktu paruh 3,8 hari. Unsur ini termasuk gas mulia karena tidak bereaksi dengan unsur lain dan keberadaannya tidak bisa dideteksi secara langsung oleh pancaindra.
Ancaman bahayanya memang tidak lebih tinggi dari asap rokok, namun US Environmental Protection Agency (EPA) mencatat 21.000 orang/tahun tewas akibat kanker paru yang dipicu oleh gas radon. Artinya, radon merupakan penyebab kanker paru terbanyak kedua setelah rokok sehingga tidak bisa diremehkan.
"Gas radon tidak berwarna, tidak berbau dan tidak memicu gejala secara langsung. Anda bisa saja menghirupnya dalam jumlah banyak tanpa pernah menyadari sebelumnya," ungkap Kristy Miller dari EPA, seperti dikutip dari Healthday, Minggu (13/5/2011).
Retakan fondasi rumah merupakan salah satu sumber gas radon yang perlu diwaspadai di sekitar tempat tinggal. Batu dan material lain yang berasal dari perut bumi mengandung unsur radium (Ra), yang akan terurai menjadi gas radon jika mengalami keretakan atau pecah.
Karena tidak terdeteksi oleh pancaindra, keberadaan gas ini hanya bisa diketahui dengan alat khusus. EPA menganjurkan pemeriksaan dilakukan secara rutin pada rumah-rumah tua atau yang mengalami kerusakan, misalnya mulai retak-retak di bagian dinding dan fondasinya.
Menurut Miller, gas radon pada kadar 4 picocurry/liter (pCi/L) masih bisa ditoleransi oleh manusia tanpa menyebabkan efek negatif. Namun jika sudah melebihi 4 pCi/L maka rumah harus segera direnovasi untuk menutup retakan bebatuan yang memungkinkan adanya pelepasan gas radon.
(up/ir)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar