Minggu, 29 Agustus 2010

Ibu Hamil yang Sedih Cenderung Lahirkan Bayi Kecil

Minggu, 29/08/2010 10:35 WIB

Ibu Hamil yang Sedih Cenderung Lahirkan Bayi Kecil

AN Uyung Pramudiarja - detikHealth


img
(Foto: thinkstock)
Jakarta, Asupan nutrisi saja tidak cukup bagi ibu hamil, sebab kondisi kejiwaan juga mempengaruhi kandungannya. Ibu hamil yang selalu merasa sedih cenderung melahirkan bayi dengan berat badan rendah, yang rentan mengalami kematian.

Temuan ini membuktikan bahwa kesehatan mental sangat mempengaruhi kesehatan dan tingkat kematian bayi yang dilahirkan. Pengaruhnya bahkan bisa disejajarkan dengan kemiskinan, kurang gizi dan status sosial-ekonomi yang rendah.

Dikutip dari Sciencedaily, Minggu (29/8/2010), peneliti dari Karolinska University dan Bangladesh Rural Advancement Committee (BRAC) menyimpulkan hal itu setelah mengamati 720 wanita hamil di Bangladesh. Partisipan diambil dari 2 subdistrik perkampungan miskin di negara tersebut.

Pada trimester ke-3, para partisipan menjalani tes untuk mengukur tingkat kegelisahan dan gejala-gejala depresi klinis. Terungkap 18 persen di antaranya menderita depresi dan 25 persen mengalami kegelisahan.

Peneliti lalu mengamati berat badan bayi, 48 jam setelah dilahirkan. Ternyata, para partisipan yang mengalami depresi dan kegelisahan dalam masa kehamilan lebih banyak melahirkan bayi dengan berat badan rendah.

"Hal ini sangat mengkhawatirkan, sebab berat badan yang rendah pada bayi yang baru lahir erat kaitannya dengan tingkat kematian," ungkap Hashima-E- Nasreen yang memimpin penelitian tersebut.

Di wilayah Asia Selatan termasuk Bangladesh, kesehatan ibu dan anak terhitung masih memprihatinkan. Oleh karenanya, salah satu prioritas Millennium Development Goal di wilayah tersebut adalah menekan tingkat kematian bayi.

(up/ir)

Tired of Water? Read This!

Tired of Water? Read This!


You already know that drinking water is key to your health. Downing at least six cups of water daily can minimize bloating, prevent headaches, help prevent you from getting sick and smooth the appearance of wrinkles. It may even temporarily rev your metabolism, if you drink it on the cool side (72 degrees). That's a lot of benefit from a beverage you don't even have to pay for! But H20 isn't the only sip that can safeguard your health. Coffee, which some people accuse me of being addicted to, is basically liquid gold. It may lower your risk for Alzheimer's and Parkinson's, breast cancer, skin cancer, diabetes, gallstones, even oral cancer. P.S., java drinkers make half as many errors in daily life compared with decaf fans, according to a study from Cardiff University in Wales, because caffeine helps you process information quickly. It's also linked to a reduced risk for depression. Those pit stops at Starbucks aren't just perking me up—they're protecting every part of me! Not a java junkie? Read on to learn the hidden health bennies of your favorite bevy:

Orange juice
guards against heart disease. Antioxidants in OJ help protect your ticker by fighting the inflammation that can cause blood vessel damage. Consider this: People who ate fast food with a glass of orange juice had fewer artery-harming free radicals in their blood afterward than those who had their burger and fries with water, a study in The American Journal of Clinical Nutrition indicates. Isn't that a great reason to choose juice? Just watch the sugars—one cup contains 21 grams and 122 calories.

Chamomile tea
can keep you calm. People who downed chamomile extract daily for two months felt significantly less anxious, a study from the University of Pennsylvania in Philadelphia reports. Ease into mellow mode at night with a cup of chamomile tea.

Cranberry juice may prevent gum disease and urinary tract infections. Natural compounds in the juice may ward off gum disease by preventing bacteria from adhering to the teeth below the gum line. Cranberry juice also delivers 39 percent of the daily value for vitamin C per 8 ounces, raises levels of good cholesterol and keeps your urinary tract tip-top. A berry smart sip indeed!

Chocolate milk
keeps your abs flat. A glass of skim chocolate milk delivers a great combo of carbs and protein, helping you recover after a workout. Athletes who drank it post-workout had lower levels of muscle damage after four days of intense exercising than those who guzzled water or other recovery drinks, according to findings presented at the American College of Sports Medicine meeting in Seattle. That translates to less soreness and fatigue, so you can get back to the gym and those tummy-toning planks sooner. Simply stir 2 tablespoons of cocoa powder or syrup that has less than 20 g sugar into your milk and sip.

Green tea
may keep your weight steady. Mice that exercised and drank green tea were 22 percent less likely to gain weight than those who only exercised or only had tea, according to a study in the International Journal of Obesity. Polyphenols in the drink may rev your metabolism and make it easier for your body to fry fat. Plus, the tea's plentiful stash of antioxidants slashes your risk for cancer and heart disease. Try it iced in summer!

Tomato juice may lower your cancer risk! The scarlet sip is loaded with vitamins and lycopene, which protect you against cancer. Try it with spices, a celery stalk and no vodka for a cocktail any time of day!

Black tea may help fend off skin cancer. The classic brew is loaded with flavonoids, antioxidants that carry anticancer perks. Research suggests that downing a cup or more of tea a day may lower risk for squamous cell carcinoma, a type of skin cancer, by 30 percent. Hot or iced, black tea is a delicious addition to your skin care regimen—and a lovely way to wake up thanks to its caffeine content—so put on the kettle each morning!

For more everyday ways to get healthy follow SELF on Facebook.

http://health.yahoo.net/experts/healthieryou/tired-water-read

Jumat, 27 Agustus 2010

Selada Air, Sayuran Super Pembasmi Kanker

Senin, 23/08/2010 09:03 WIB

Selada Air, Sayuran Super Pembasmi Kanker

AN Uyung Pramudiarja - detikHealth


img
(Foto: thinkstock)
Southampton, Inggris,Beberapa jenis makanan sehari-hari menyimpan khasiat untuk mengobati penyakit sehingga dijuluki makanan super atau superfood. Penemuan terbaru, selada air (watercress) ternyata juga ampuh menghambat pertumbuhan sel kanker.

Selada air merupakan jenis tanaman yang tumbuh mengapung di air, tersebar di seluruh daratan Eropa dan Asia. Sering dikonsumsi sebagai sayur tumis dan rasanya agak mirip dengan kangkung atau bayam.

Selain kaya akan serat, baru-baru ini tim peneliti dari Southampton University mengungkap bahwa sayuran ini mengandung senyawa antikanker. Dalam pengujian terhadap sejumlah relawan, senyawa itu terbukti ampuh menghambat pertumbuhan kanker payudara.

Dikutip dari Telegraph, Senin (23/8/2010), uji coba itu dilakukan terhadap 4 partisipan wanita. Dalam sampel darah partisipan yang diamati selama 6 jam setelah mengkonsumsi selada air, tampak penurunan aktivitas senyawa yang membantu pertimbuhan kanker yakni protein 4E.

Penurunan tersebut diduga merupakan efek dari isothiocyanate, salah satu senyawa yang terkandung di dalam selada air. Akan tetapi mekanisme isothiocyanate dalam menghambat pembentukan protein 4E maupun pertumbuhan kanker itu sendiri masih belum diketahui pasti.

Dalam kesimpulan sementara yang dipublikasikan dalam British Journal of Nutrition, peneliti juga mengungkap bahwa selada air juga tidak hanya menghambat pertumbuhan kanker. Bagi yang sudah pernah sembuh dari kanker, mengkonsumsi 80 gram atau 1 porsi sayuran ini setiap hari diklaim dapat mencegah kekambuhan.

Akan tetapi seorang peneliti dari Cancer Research di Inggris, Hazel Nunn berpendapat bahwa terlalu dini untuk menyimpulkan hal itu. Menurutnya, temuan itu masih harus dikembangkan dengan mengujikan khasiat sayuran tersebut pada kelompok yang lebih luas.
(up/ir)

8 Gejala Adanya Kanker

Jumat, 27/08/2010 16:45 WIB

8 Gejala Adanya Kanker

AN Uyung Pramudiarja - detikHealth


img
Foto: thinkstock
Newcastle, Karena sulit dideteksi, seringkali kanker teridentifikasi ketika sudah berkembang menjadi lebih parah. Namun kini peneliti berhasil mengidentifikasi 8 gejala yang menandakan adanya kanker.

Para ahli dari Keele University mengidentifikasi 8 gejala tersebut setelah melakukan penelusuran terhadap 25 penelitian di Inggris, AS, Belanda, Belgia, Australia, Denmark dan Jerman. Hasil penelusuran tersebut dipublikasikan dalam British Journal of General Practice (BJGP).

Dikutip dari Telegraph, Jumat (27/8/2010), Dr Mark Shapley yang memimpin penelitian tersebut mengatakan 8 gejala itu memiliki tingkat akurasi yang berbeda-beda. Ada beberapa faktor yang berpengaruh, namun yang paling utama adalah usia dan jenis kelamin.

Anemia defisiensi besi misalnya, pada perempuan berusia 21 tahun belum tentu menandakan adanya kanker. Namun bagi pria berusia 60 tahun ke atas, besar kemungkinannya gejala ini menyertai kanker usus.

Kecuali telah diketahui ada penyebab lain, 8 gejala berikut ini merupakan penanda adanya kanker yang terungkap dalam penelitian tersebut.

  1. Perdarahan di anus (menandakan kanker usus besar pada orang tua)
  2. Anemia defisiensi besi (menandakan kanker usus)
  3. Benjolan di payudara (menandakan kemungkinan kanker payudara)
  4. Pemeriksaan anus yang menunjukkan adanya kanker (menandakan kemungkinan kanker prostat)
  5. Adanya darah di air seni (menandakan kanker di saluran kencing)
  6. Batuk mengeluarkan darah (menandakan kemungkinan kanker paru-paru)
  7. Perdarahan post-menopause (menandakan kemungkinan kanker kandungan)
  8. Kesulitan menelan (menandakan kanker esofagus)
Dr Mark berharap temuan ini bisa membantu dokter maupun pasien untuk dapat mengidentifikasi kanker sedini mungkin. Semakin cepat kanker terdeteksi, semakin besar harapan untuk dapat mengatasinya sebelum berkembang menjadi lebih parah.

(up/ir)

Rabu, 25 Agustus 2010

7 Best Stress-Fighting Foods

7 Best Stress-Fighting Foods


I send out a lot of info on my Twitter feed, from nutrition news to management tips. I get the most passionate reaction—and the most retweets—when I talk about stress. In fact, a friend of mine recently told me that stress was her biggest dietary villain. “I eat when I’m stressed,” she said.

To which I reacted, “Good!” You should eat when you’re stressed—it’s our bodies’ natural reaction to want to store calories to face whatever challenge is causing the stress in the first place. The key, however, is to eat what your body wants—the foods that actually counteract the effects of stress, and make you stronger (and leaner) when the tough times pass. So next time anxiety runs high, be sure to grab one of these seven stress-fighting foods.

(And while you're at it, be sure to follow my Twitter feed for hundreds of instantnutrition and health secrets like these.)

Papaya
Wouldn’t it be awesome if there was a magic nutrient that could stop the flow of stress hormones—the very hormones that make your body superefficient at storing fat calories? Wouldn’t you want to gobble that food up like crazy, especially if it tasted great? Half a medium papaya carries nearly 75 percent more vitamin C than an orange, and provides potent protection against stress. Researchers at the University of Alabama found 200 milligrams of vitamin C—about as much as you’ll find in one large papaya—twice a day nearly stopped the flow of stress hormones in rats. It should work for you, too.

Other smart sources of vitamin C: Red bell peppers, broccoli, oranges

Bonus Tip: The closer an ingredient is to its original form, the healthier it is for you. Avoid the worst side of the nutritional spectrum by familiarizing yourself with this shocking list of The 15 Worst Food Creations of 2010.

Peppermint Tea
The mere scent of peppermint helps you focus and boosts performance, according to researchers. Another study discovered that peppermint tea makes drivers more alert and less anxious.

Other smart sources of peppermint: Peppermint candy and peppermint oil

Bonus Tip: Beware of disastrous drinks that only pretend to be healthy. Avoid 2,000-calorie shakes, 1,500-calorie smoothies, and other big offenders in this eye-popping list of The 20 Worst Drinks in America in 2010.

Pumpkin Seeds
Pumpkin seeds are loaded with stress-busting potential thanks to high levels of magnesium. Only about 30 percent of us meet our daily magnesium requirements, placing the rest of us at a higher risk for stress symptoms such as headaches, anxiety, tension, fatigue, insomnia, nervousness and high blood pressure. (Basically we’re frayed wires, and magnesium is the electrical tape that can pull us back together.) A quarter cup of pumpkin seeds gives you half your day’s magnesium requirements.

Other smart sources of magnesium: Spinach, Swiss chard, black beans, soybeans, salmon

Avocados
The healthy fats buried in the avocado’s flesh make it an ideal choice when you’re craving something rich and creamy. The reasons? Monounsaturated (healthy) fatty acids, and potassium--both of which help combat high blood pressure. Avocado fat is 66 percent monounsaturated, and gram-for-gram, the green fruit has about 35 percent more potassium than a banana. Whip up a fresh guacamole or slice a few slivers over toast and top with fresh ground pepper.

Other smart sources of potassium: Squash, papaya, spinach, bananas, lentils

Bonus Tip: Learn how to put these and other health-promoting foods to work in your daily diet to lose weight fast and look and feel better. Sign up for the free Cook This, Not That! newsletter. You’ll have quick and delicious recipes delivered right to you inbox.

Salmon
Not only does omega-3 fat protect againstheart disease and cognitive decline, but according to a study from Diabetes & Metabolism, the wonder fat is also responsible for maintaining healthy levels of cortisol. And what’s the world’s best source of omega-3s? Salmon. But there’s another trick in salmon’s arsenal—a sleep-promoting amino acid called tryptophan. One salmon filet has as much tryptophan as you need in an entire day, and if there’s one remedy for stress, it’s a good night of blissful Zs.

Other smart sources of omega-3 fats: Flaxseeds, walnuts, sardines, halibut
Other smart sources of tryptophan: Chicken, tuna, beef, soybeans

Bonus Tip: The favorite trick of your friendly neighborhood restaurant? Substitutingsalt for flavor. Studies have linked high-salt foods to increased risk of high blood pressure, stroke, and even heart disease--and experts recommend getting no more than 2,300 milligrams of sodium in your diet each day. Keep your salt intake in check by cooking with high-quality, locally sourced ingredients—and by dodging the salty disasters in this list of the 30 Saltiest Foods in America.

Almonds
The almond's first stress-buster is the aforementioned monounsaturated fats, but at risk of belaboring that point, let’s look at another almond-centered, mind-calming nutrient: vitamin E. In one study, Belgium researchers treated pigs with a variety of nutrients just before sticking them in a transportation simulator (basically a vibrating crate). After 2 hours of simulation, only those pigs treated with tryptophan and vitamin E had non-elevated levels of stress hormones. Almonds, thankfully, are loaded with vitamin E. To reach your day’s requirement from almonds alone, you need to eat about 40 to 50 nuts. Or you can mix them with other vitamin-E rich foods to save calories and add more dietary variety.

Other smart sources of vitamin E: Sunflower seeds, olives, spinach, papaya

Oatmeal
A biochemical effect of stress is a depleted stock of serotonin, the hormone that makes you feel cool, calm, and in control. One reliable strategy for boosting serotonin back to healthy levels is to increase your intake of carbohydrates. That said, scarfing down Ding Dongs and doughnuts isn’t a sustainable solution. Rather, to induce a steady flow of serotonin, aim to eat fiber-rich, whole-grain carbohydrates. The slower rate of digestion will keep seratonin production steady and prevent the blood sugar rollar-coaster that leads to mood swings and mindless eating.

Other sources of fiber-rich carbohydrates: Quinoa, barley, whole-wheat bread, Triscuits

Bonus Secrets: Extra flab fueling your stress? Check out the fitness secrets from Hollywood's hottest celebrities. The best part: No trainer required!

------------

FOLLOW DAVE ZINCZENKO ON TWITTER and get FREE live-better secrets every day!

http://health.yahoo.net/experts/eatthis/7-best-stress-fighting-foods

Benarkah Mentega Lebih Sehat dari Margarin

Benarkah Mentega Lebih Sehat dari Margarin


Roti Oles Mentega

VIVAnews - Selama ini mungkin Anda berpikir bahwa mentega dan margarin sama. Keduanya memang sumber lemak. Hanya, kandungan jenis lemaknya berbeda. Mengetaui perbedaannya penting demi pilihan makanan sehat untuk keluarga.

Menurut tim peneliti Harvard University, Amerika Serikat, margarin dan mentega adalah sumber lemak berkalori sama. Namun, mentega dianggap lebih baik karena mengandung lemak alami yang penting untuk kekuatan tulang. Mentega juga mengandung nutrisi lain untuk kesehatan tubuh.

Sedangkan margarin mengandung lemak jenuh yang dihasilkan ketika hidrogen dipanaskan sehingga minyak sayur mengeras. Suhu tinggi dalam proses produksi margarin ini berpotensi menghancurkan vitamin E dan nutrisi lainnya.

Margarin juga menggunakan zat pengeras dalam produksinya, semacam nikel dan cadmium. Nikel adalah logam beracun. Paparan nikel berlebih di dalam tubuh berisiko menyebabkan masalah pada paru-paru dan ginjal. Sedangkan cadmium merupakan zat beracun dari logam berat yang dapat menyebabkan penyakit serius, seperti tekanan darah tinggi.

Selama ini, margarin sering diklaim sebagai lemak tak jenuh ganda mengandung asam lemak omega 3 dan omega 6 yang tak dihasilkan tubuh. Margarin juga dikata dapat membantu menekan kolesterol dalam darah dan melindungi tubuh dari penyakit kardiovaskular. Benarkah?

Tim peneliti Harvard University mengungkap, margarin justru mengandung asam lemak yang dapat meningkatkan risiko inflamasi, meningkatkan risiko serangan jantung, dan mengurangi harapan hidup. Konsumsi margarin secara berlebihan juga bisa memicu penyakit seperti colitis and arthritis.

Untuk itu, konsumsilah mentega dan margarin secara wajar. Asal tak berlebihan, tak masalah. Yang pasti, ketika dihadapkan dengan margarin dan mentega, kini Anda bisa memutuskan mana yang lebih sehat. (pet)

http://id.news.yahoo.com/viva/20100820/tls-benarkah-mentega-lebih-sehat-dari-ma-34dae5e.html

Bahaya Es Teh Bagi Ginjal

Bahaya Es Teh Bagi Ginjal


VIVAnews - Siapa tak suka minum es teh? Rasanya yang manis menyegarkan, berpadu dengan harga murah membuat es teh menjadi minuman favorit di segala suasana, termasuk saat berbuka puasa.

Popularitas es teh terbukti dengan kehadirannya di hampir semua tempat makan, mulai dari kelas warung hingga restoran mahal. Mungkin banyak yang setuju dengan jargon es teh kemasan, "Apapun makanannya, minumnya tetap es teh."

Tapi tahukah Anda, di balik kenikmatannya, es teh menyimpan potensi merugikan bagi kesehatan. Penelitian Loyola University Chicago Stritch School of Medicine mengungkap bahwa konsumsi es teh berlebih meningkatkan risiko menderita batu ginjal.

Seperti dikutip dari laman Times of India, es teh mengandung konsentrasi tinggi oksalat, salah satu bahan kimia kunci yang memicu pembentukan batu ginjal. "Bagi mereka yang memiliki kecenderungan sakit batu ginjal, es teh jelas menjadi minuman terburuk," kata Dr John Milner, asisten profesor Departemen Urologi, yang tergabung dalam penelitian.

Milner mengatakan, teh panas sebenarnya juga menyimpan efek buruk yang sama. Hanya, takaran penyajian teh panas biasanya lebih kecil. Logikanya, orang meminum teh panas tak akan sebanyak minum es teh. Jarang orang yang mengonsumsi teh panas saat haus. Berbeda dengan es teh, di mana banyak orang sanggup meminumnya lebih dari segelas saat haus dan udara panas.

Pria, wanita posmenopause dengan tingkat estrogen rendah, dan wanita yang pernah menjalani operasi pengangkatan indung telur paling rentan terpapar dampak buruk es teh. Oleh karenanya, Milner menyarankan, mengganti konsumsi minuman itu dengan air putih, atau mencampurnya dengan lemon. "Lemon kaya kandungan citrates, yang dapat menghambat pertumbuhan batu ginjal," kata Milner.

Batu ginjal adalah kristal kecil yang terbentuk dari mineral dan garam yang biasanya ditemukan dalam air seni, ginjal atau saluran kemih. Mineral tak terpakai itu umumnya bisa keluar dari tubuh bersama urin, tapi dalam kondisi tertentu bisa mengendap dan membatu di dalam saluran kemih.

Peneliti juga mengungkap sejumlah makanan lain yang berpotensi menyimpan efek buruk. Mereka menyebut antara lain: bayam, cokelat, kacang-kacangan, garam, dan daging.

Sebaiknya, konsumsi es teh dan makanan-makanan itu secara moderat demi kesehatan ginjal. Padukan pula dengan makanan tinggi kalsium yang dapat mereduksi oksalat. Dan, tentu saja perbanyak minum air putih.

http://id.news.yahoo.com/viva/20100823/tls-bahaya-es-teh-bagi-ginjal-34dae5e.html

Mengapa Jangan Minum Teh Saat Sahur

Mengapa Jangan Minum Teh Saat Sahur


Teh herbal

VIVAnews - Bukan hanya pilihan makanan yang perlu diperhatikan saat sahur, tetapi juga minuman. Pakar kesehatan asal Swiss, Dr U Barsilus, memeringatkan agar mengurangi asupan teh saat sahur.

Seperti dikutip dari laman Arab News, ia mengatakan bahwa teh bersifat diurektika, sehingga akan membuat orang lebih sering buang air kecil. "Ini tidak menguntungkan karena garam dan mineral yang dibutuhkan tubuh saat puasa ikut terbuang, padahal selama puasa tak ada cairan yang masuk," ujarnya.

Tapi, bukan berarti ia melarang konsumsi teh hangat saat puasa. Hanya, jangan terlalu banyak. Kepekatan teh juga hendaknya diperhatikan. Lebih baik perbanyak konsumsi air putih demi kondisi prima selama Ramadan.

Selain teh, ia juga menyarankan mereka yang berpuasa untuk menghindari makanan berlemak, gorengan, serta makanan mengandung terlalu banyak gula. Porsi makan saat sahur juga menjadi perhatiannya. "Terlalu banyak makan saat sahur sebaiknya dihindari," katanya.

Ia menyarankan konsumsi karbohidrat kompleks saat sahur. Karbohidrat kompleks sangat membantu menjaga kebutuhan energi selama puasa, karena sifatnya lebih lambat dipecah menjadi gula darah. Menu karbohidrat ideal sahur antara lain nasi merah, oatmeal, roti gandum, ubi, jagung, atau singkong.

Selama periode berbuka menuju sahur, perbanyak minum air putih dan jus buah. Dan, jangan lupakan sayur dan buah untuk memaksimalkan proses detoksifikasi. Sebab, puasa justru memberi kesempatan tubuh mengeluarkan racun melalui aliran darah, pori dan organ pembuangan lain.

Baca juga: Bahaya Es Teh Bagi Ginjal

http://id.news.yahoo.com/viva/20100823/tls-mengapa-jangan-minum-teh-saat-sahur-34dae5e.html

Air Kelapa Mengganti Cairan yang Hilang Saat Puasa

Sabtu, 21/08/2010 07:50 WIB

Air Kelapa Mengganti Cairan yang Hilang Saat Puasa

Vera Farah Bararah - detikHealth


img
(Foto: thinkstock)
Jakarta, Dalam sehari manusia mengeluarkan cairan dalam tubuh sekitar 2 liter baik berupa urine, keringat atau yang lainnya. Ketika puasa pemasukan cairan menjadi terbatas, tapi ada cara cepat mengganti cairan tubuh yang hilang.

Seringkali ketika melihat orang berbuka puasa dengan minum air kelapa. Ternyata kebiasaan ini cukup membantu menghilangkan rasa haus dan mengganti konsumsi air yang hilang setelah 14 jam lebih berpuasa seharian.

"Mengonsumsi air kelapa adalah salah satunya, terlebih lagi karena air kelapa mengandung komposisi elektrolit atau mineral yang seimbang dan mirip dengan cairan darah manusia," ujar DR. Dr. Saptawati Bardosono, MSc dari Departemen Ilmu Gizi FKUI, saat dihubungidetikHealth, Sabtu (21/8/2010).

Lebih lanjut dokter yang akrab disapa Dr Tati ini menuturkan kandungan yang terdapat di dalam air kelapa adalah air sebanyak 95,5 persen, nitrogen sebanyak 0,05 persen, asam fosfat sebanyak 0,56 persen, kalium sebanyak 0,25 persen, kalsium oksida sebanyak 0,69 persen, magnesium oksida sebanyak 0,59 persen serta sedikit zat besi dan gula.

"Bila air kelapa dikonsumsi sebagai minuman untuk menghilangkan rasa haus seperti halnya minum air, maka hal ini tentu saja tidak menjadi masalah," ujar dokter yang juga menjadi anggota Perhimpunan Dokter Gizi Medik Indonesia (PDGMI).

Beberapa orang yang menderita batu ginjal juga sangat percaya air kelapa membantu memecah batu ginjalnya. Tapi menurut Dr Tati penderita ginjal malah harus berhati-hati mengonsumsinya.

Hal ini disebabkan orang yang memiliki gangguan ginjal tidak bisa menjalankan fungsinya dengan baik untuk mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam tubuhnya. Jadi sebaiknya berhati-hati dengan segala cairan yang diminum.

Menurut Dr Tati sejak dulu, air kelapa digunakan untuk pengobatan secara herbal oleh nenek moyang manusia. Air kelapa dapat memperlancar susah kencing, mabuk, mengobati kelelahan dan kini juga digunakan untuk menaikkan cairan ketika kena demam berdarah.

"Sejak zaman nenek moyang, air kelapa selain untuk menghilangkan rasa haus juga sudah dikenal dengan beberapa khasiat lainnya yang memerlukan pembuktian secara ilmiah," ungkap dokter yang juga menjadi staf pengajar di FKUI.

Dr Tati mencontohkan manfaat dari air kelapa adalah kandungan asam lauratnya yang bermanfaat sebagai antivirus dan anti kuman. Sifatnya sebagai minuman isotonik, kandungan gula, kalium dan rendahnya kandungan natrium cocok sebagai minuman berenergi untuk atlet karena dapat mengatur elektrolit tubuh dan menghilangkan rasa lelah.

(ver/ir)


Kurangi Porsi Minum Teh Saat Puasa

Selasa, 24/08/2010 17:30 WIB

Kurangi Porsi Minum Teh Saat Puasa

Vera Farah Bararah - detikHealth


img
(Foto: thinkstock)
Jakarta, Teh adalah minuman kesayangan semua masyarakat yang dikonsumsi beberapa kali dalam sehari. Tapi saat puasa sebaiknya kurangi porsi minum teh. Kenapa begitu?

dr Kasim Rasjidi, SpPD-KKV, DTM&H, MCMT, MHA, SpJP, FIHA mengatakan teh adalah minuman yang bersifat diuretik, sehingga membuat seseorang lebih sering buang air kecil setelah mengonsumsinya.

Hal ini tentu saja mempengaruhi tubuh, karena garam dan mineral yang dibutuhkan oleh tubuh selama menjalani puasa akan ikut terbuang.

"Teh yang dikonsumsi bisa membuat seseorang buang air kecil terus menerus, sehingga membuat tubuh kekurangan cairan padahal saat puasa pun tubuh sudah kekurangan cairan," ujar dr Kasim saat dihubungi detikHealth, Selasa (24/8/2010).

dr Kasim menuturkan ada salah satu pasiennya yang mengeluhkan sakit nyeri di dadanya dan si pasien mengira terkena penyakit jantung. Setelah dilakukan pemeriksaan lebih lanjut ternyata diketahui bahwa ia tidak mengalami sakit jantung tapi kekurangan cairan.

Dalam pengakuannya pasien tersebut mengaku hanya minum teh saat puasa karena lebih pas di lidahnya. Menurut dr Kasim wajar sekali jika orang bisa terkena dehidrasi jika berlebihan minum teh saat puasa. Untuk mengatasinya adalah mengonsumsi air putih yang cukup dan mengurangi jumlah teh yang diminum.

Jika tubuh mengalami dehidrasi maka garam dan mineral yang dibutuhkan oleh tubuh selama menjalani puasa akan ikut terbuang. Padahal saat puasa orang tidak akan mendapatkan asupan cairan apapun hingga waktu berbuka. Hal inilah yang bisa membuat seseorang mengalami dehidrasi dan bisa berbahaya bagi tubuh.

"Orang yang mengalami dehidrasi atau kekurangan cairan bisa juga ditandai dengan nyeri dada, nyeri otot, nyeri sendi dan juga kulit yang terlihat kusam," ungkap dokter yang menyelesaikan kuliah kedokterannya tahun 1987 ini.

Namun bukan berarti teh tidak boleh dikonsumsi sama sekali selama puasa, hanya porsinya saja yang jangan terlalu banyak terutama di saat sahur. Tapi ketika berbuka puasa teh manis bisa dikonsumsi secukupnya untuk menaikkan kadar gula darah.

Hal penting lainnya adalah jangan lupa pula untuk mengonsumsi air putih yang cukup terutama selama waktu berbuka puasa hingga menjelang sahur. Selain itu bisa juga ditambahkan dengan jus buah untuk menambah jumlah cairan dan serat di dalam tubuh.

(ver/ir)

Senin, 23 Agustus 2010

Bahaya Es Teh Bagi Ginjal

Bahaya Es Teh Bagi Ginjal


VIVAnews - Siapa tak suka minum es teh? Rasanya yang manis menyegarkan, berpadu dengan harga murah membuat es teh menjadi minuman favorit di segala suasana, termasuk saat berbuka puasa.

Popularitas es teh terbukti dengan kehadirannya di hampir semua tempat makan, mulai dari kelas warung hingga restoran mahal. Mungkin banyak yang setuju dengan jargon es teh kemasan, "Apapun makanannya, minumnya tetap es teh."

Tapi tahukah Anda, di balik kenikmatannya, es teh menyimpan potensi merugikan bagi kesehatan. Penelitian Loyola University Chicago Stritch School of Medicine mengungkap bahwa konsumsi es teh berlebih meningkatkan risiko menderita batu ginjal.

Seperti dikutip dari laman Times of India, es teh mengandung konsentrasi tinggi oksalat, salah satu bahan kimia kunci yang memicu pembentukan batu ginjal. "Bagi mereka yang memiliki kecenderungan sakit batu ginjal, es teh jelas menjadi minuman terburuk," kata Dr John Milner, asisten profesor Departemen Urologi, yang tergabung dalam penelitian.

Milner mengatakan, teh panas sebenarnya juga menyimpan efek buruk yang sama. Hanya, takaran penyajian teh panas biasanya lebih kecil. Logikanya, orang meminum teh panas tak akan sebanyak minum es teh. Jarang orang yang mengonsumsi teh panas saat haus. Berbeda dengan es teh, di mana banyak orang sanggup meminumnya lebih dari segelas saat haus dan udara panas.

Pria, wanita posmenopause dengan tingkat estrogen rendah, dan wanita yang pernah menjalani operasi pengangkatan indung telur paling rentan terpapar dampak buruk es teh. Oleh karenanya, Milner menyarankan, mengganti konsumsi minuman itu dengan air putih, atau mencampurnya dengan lemon. "Lemon kaya kandungan citrates, yang dapat menghambat pertumbuhan batu ginjal," kata Milner.

Batu ginjal adalah kristal kecil yang terbentuk dari mineral dan garam yang biasanya ditemukan dalam air seni, ginjal atau saluran kemih. Mineral tak terpakai itu umumnya bisa keluar dari tubuh bersama urin, tapi dalam kondisi tertentu bisa mengendap dan membatu di dalam saluran kemih.

Peneliti juga mengungkap sejumlah makanan lain yang berpotensi menyimpan efek buruk. Mereka menyebut antara lain: bayam, cokelat, kacang-kacangan, garam, dan daging.

Sebaiknya, konsumsi es teh dan makanan-makanan itu secara moderat demi kesehatan ginjal. Padukan pula dengan makanan tinggi kalsium yang dapat mereduksi oksalat. Dan, tentu saja perbanyak minum air putih.

http://id.news.yahoo.com/viva/20100823/tls-bahaya-es-teh-bagi-ginjal-34dae5e.html