Senin, 28 Juni 2010

How Long Can You Refrigerate or Freeze Food?

How Long Can You Refrigerate or Freeze Food?


Surprising expiration dates for popular perishables.


By Elisa Huang

If you’re saving food in plastic bags, be sure to follow the U.S. Department of Agriculture and Food and Drug Administration guidelines for safe storage. Frozen foods can be stored indefinitely, but the flavor can change when food is stored past the time limits below.


Raw Beef Roast and Steaks
Refrigerator:
3 to 5 days
Freezer: 6 to 12 months

Related: 6 Steps to a Delicious Beef Burger

Raw Pork Roast and Chops
Refrigerator:
3 to 5 days
Freezer: 4 to 6 months

Related: The Best Marinades

Raw Lamb Roast and Chops
Refrigerator:
3 to 5 days
Freezer: 6 to 9 months

Related: The 5 Tastiest Warehouse-Club Buys

Raw Veal Roast and Chops
Refrigerator: 3 to 5 days
Freezer: 4 to 6 months

Related: The Best Food-Storage Containers

Cooked Meat
Refrigerator:
3 to 4 days
Freezer: 2 to 3 months

Related:9 Smoking Good Barbeque Toppers

Soup
Refrigerator:
3 to 4 days
Freezer: 2 to 3 months

Related: 6 Satisfying Soups and Stews

Raw Chicken Pieces
Refrigerator: 1 to 2 days
Freezer: 9 months

Related: 22 Ways to Spice Up a Chicken Dinner

Cooked Chicken Pieces
Refrigerator: 3 to 4 days
Freezer: 4 months

Pizza
Continue Reading for more freezer time limits...


Don't Miss
Frozen-Food Makeovers
How to Prevent Freezer Burn
Guide to Buying Frozen Foods

Image By Gregor Halenda
http://shine.yahoo.com/channel/food/how-long-can-you-refrigerate-or-freeze-food-1753460/

Minggu, 27 Juni 2010

8 Tips Tidak Lazim yang Ampuh Redakan Nyeri

Minggu, 27/06/2010 08:40 WIB

8 Tips Tidak Lazim yang Ampuh Redakan Nyeri

AN Uyung Pramudiarja - detikHealth


img
Ilustrasi (foto: Prevention)
Jakarta, Selain dengan obat-obatan, ada banyak cara untuk meredakan nyeri akut maupun kronis. Namun ada beberapa cara yang sering tidak terpikirkan, karena memang tidak lazim mulai dari mengumpat hingga menghirup aroma apel hijau.

Nyeri akut paling mudah diatasi, karena hanya dirasakan sesaat dan biasanya akan hilang dengan sendirinya tanpa perlu diobati. Nyeri saat disuntik, menginjak duri atau terbentur meja termasuk nyeri akut.

Sementara nyeri kronis adalah nyeri yang berlangsung lama, dan biasanya menyertai suatu penyakit seperti kanker atau rheumatoid arthritis. Obat-obatan mulai dari aspirin hingga morfin seringkali dibutuhkan, namun tips-tips ringan sebagai terapi penunjang juga bisa membantu meredakan.

Berikut ini adalah beberapa tips unik untuk meredakan nyeri akut maupun kronis, dikutip dari Prevention, Minggu (27/6/2010):

1. Mengumpat
Boleh percaya atau tidak, sebuah penelitian di Inggris membuktikan bahwa mengumpat bisa meningkatkan toleransi terhadap rasa nyeri akut. Seseorang yang meluapkan emosinya dengan meneriakkan kata-kata keji bisa bertahan 35 persen lebih lama dibandingkan hanya diam saja, ketika tangannya direndam dalam air es.

Menurut penelitian tersebut, mengumpat atau memaki bisa memicu reaksi fisik dan hormonal di dalam tubuh sehingga respon nyeri berkurang secara signifikan. Namun karena memberi kesan temperamental dan tidak sopan, sebaiknya tips ini tidak diajarkan pada anak kecil.

2. Memandangi foto
Kebiasaan menyimpan foto di dalam dompet bisa berguna saat hendak menjalani pemeriksaan yang menyakitkan misalnya mammogram. Saat memandangi foto orang terkasih, seseorang terutama wanita akan merasakan sakit yang lebih sedikit dibandingkan hanya memandangi perangkat laboratorium dan wajah-wajah orang asing.

Sama seperti mengumpat, memandangi foto suami atau anak juga memicu pelepasan senyawa kimia yang meredakan nyeri.

3. Mengkhayal
Bebaskan fantasi dengan mengkhayal apa saja, maka nyeri akut akan berkurang. Dalam sebuah studi diUniversity of Wisconsin, khayalan seksual atau tentang sesuatu yang seksi paling efektif meningkatkan toleransi terhadap nyeri dibandingkan khayalan tentang topik lain.

Fantasi seksual tidak hanya mengalihkan perhatian dari rasa nyeri. Hamid Hekmat PhD, ilmuwan yang melakukan studi tersebut mengungkap bahwa khayalan semacam itu juga dapat mengurangi rasa gelisah selama pemeriksaan.

4. Bernapas pelan dan dalam
Cara mudah untuk mengatasi nyeri akut seperti saat disuntik adalah dengan melakukan pernapasan ala yoga, yakni pernapasan yang pelan dan dalam. Cara ini cukup efektif bahkan untuk nyeri yang lebih berat, seperti yang sering dilakukan para wanita saat melahirkan.

5. Meditasi setiap hari
Agar efektif, cara ini harus dilakukan secara rutin misalnya setiap hari menjelang tidur. Menurut penelitian di Kanada, seseorang yang rutin bermeditasi memiliki area cortex yang lebih tebal di otak sehingga sensitivitas terhadap nyeri berkurang. Tidak perlu berbulan-bulan, efeknya sudah bisa dirasakan dengan melakukannya secara rutin selama beberapa hari.

6. Menghirup aroma apel hijau
Sakit kepala maupun migrain bisa diredakan dengan cara mengunyah apel hijau, atau menyalakan terapi aroma dengan bau yang serupa. Menurut studi yang dilakukan Smeel&Taste, aroma tersebut bisa mengurangi kontraksi di otot kepala dan leher sehingga bisa meredakan sakit kepala. Studi sebelumnya membuktikan, aroma apel hijau juga meredakan rasa gelisah.

7. Percaya diri
Saat hendak mencabut gigi atau menerima suntikan, katakan pada diri sendiri bahwa prosedur itu tidak akan menyakitkan. Apabila ternyata memang sakit, yakinkan diri sendiri bahwa sakitnya hanya sebentar. Alihkan perhatian apabila melihat pasien sebelumnya tampak kesakitan, atau anggap saja orang itu berlebihan. Cara ini sangat efektif, dan telah dibuktikan dalam penelitian Robert C. Coghill, PhD. dari Wake Forest University.

8. Bergaul dengan sahabat
Nyeri yang persisten atau menetap seperti nyeri punggung tidak bisa diatasi hanya dengan obat. Terapi penunjang dibutuhkan untuk membantu meredakan, salah satunya bergaul dengan sahabat. Menurut sebuah penelitian di Spanyol, semakin aktif seseorang dalam bergaul, semakin mudah baginya untuk mengatasi gejala nyeri punggung.(up/ir)

Jumat, 25 Juni 2010

More kids trapped in sweltering cars are dying

More kids trapped in sweltering cars are dying


DSS likely investigating children left in hot carPlay VideoWCNC Charlotte – DSS likely investigating children left in hot car

WASHINGTON – Temperatures are rising and so are reports of infants and toddlers dying from being trapped inside sizzling automobiles.

A researcher says 18 children have died of hyperthermia since the beginning of the year, with eight deaths reported since June 13. That's the largest number of fatalities through the first half of a year since Jan Null, an adjunct professor of meteorology at San Francisco State University, began tracking the data in the late 1990s.

Government and safety experts are telling parents that they never should leave children in an unattended vehicle or allow kids to play in cars and trucks. Many of the recent cases have involved children who climbed inside an unlocked vehicle on a hot day and then couldn't get out.

"These really are good parents who love these kids who make a mistake that turns out to be fatal," said David Strickland, the administrator of the National Highway Traffic Safety Administration. The government's highway safety agency issued a consumer advisory this week that included a warning for parents not to leave children unattended in or near a vehicle.

Null, who has compiled data on the cases through media reports, said 37 children typically die each year from heat exhaustion in vehicles. A NHTSA report in June 2009, based on police reports, estimated that 27 children died in 2003-2004 from hyperthermia.

The deaths in June have caught the attention of safety advocates because July tends to be the most deadly month for children trapped in hot cars. With a week left in June, the number of deaths has topped the previous high of 17 fatalities from January to June 2009, according to Null's data.

In 2005, when Null counted 47 child hyperthermia fatalities, only 12 of the deaths occurred through the end of June.

Since 1998, Null has documented 463 child deaths involving heat exhaustion inside cars and trucks. Safety advocates said the deaths have been more prevalent since the mid-1990s when parent-drivers were required to put their children in the back seat, where they are safer in transit but more likely to be forgotten.

Six fatalities have been reported in Texas, including three in the past month, along with two deaths apiece in Tennessee and Missouri.

In Hineston, Ala., 2-year-old Hunter Iles was found dead on Monday in the front passenger seat of his family's car after playing with other children outside his home. Sheriff's officials told local media outlets that the child was discovered missing and later found unconscious in the vehicle. Temperatures were in the 90s that day.

In Portageville, Mo., 2-year-old twins Allannah and Alliya Larry were found dead in their grandmother's car on June 16 as temperatures pushed into the mid-90s. New Madrid County Sheriff Terry Stevens said the children apparently got into the unlocked car on their own and were locked inside the vehicle for two hours.

When investigators arrived, he said, the temperatures inside the car had surpassed 140 degrees.

Children are particularly vulnerable because they have difficulty escaping on their own and their respiratory and circulatory systems can't handle heat as well as adults.

Safety groups such as Kids and Cars and Safe Kids USA urge parents to check the back seat every time they exit the vehicle and to create a reminder system for themselves.

Some parents leave their cell phone or purse on the floor near the car seat to ensure they retrieve it along with the child. Others remind themselves by placing a stuffed animal in the car seat when the child isn't using the seat and putting the toy in the front seat when the child is tucked in the car seat.

___

Online:

Hyperthermia deaths of children in vehicles: http://ggweather.com/heat/index.htm

National Highway Traffic Safety Administration: http://www.nhtsa.gov/

Kids and Cars: http://www.kidsandcars.org/

Safe Kids USA: http://www.safekids.org/

http://news.yahoo.com/s/ap/20100625/ap_on_go_ot/us_child_heat_deaths;_ylt=AhkV.y2z_GhCc0pMiJfC.eCs0NUE;_ylu=X3oDMTNvc2FmdGQ3BGFzc2V0A2FwLzIwMTAwNjI1L3VzX2NoaWxkX2hlYXRfZGVhdGhzBGNjb2RlA21vc3Rwb3B1bGFyBGNwb3MDOQRwb3MDNgRwdANob21lX2Nva2UEc2VjA3luX2hlYWRsaW5lX2xpc3QEc2xrA251bWJlcm9mY2hpbA--

5 Easy Ways to Keep Your Brain Sharp

5 Easy Ways to Keep Your Brain Sharp

Woman’s Day

Minggu, 20 Juni 2010

Ketika Mata Melihat Liliput dan Raksasa

Sabtu, 12/06/2010 07:47 WIB

Ketika Mata Melihat Liliput dan Raksasa

Merry Wahyuningsih - detikHealth


img
Ilustrasi (prattlibrary.org)
Jakarta, Ini bukan sekedar halusinasi biasa. Penderita sindrom ini akan melihat semua objek bagaikan liliput atau raksasa. Semua objek tidak pernah terlihat dalam ukuran yang sebenarnya.

Dalam dunia kedokteran sindrom ini dinamakan sindrom Alice in Wonderland (Alice in Wonderland Syndrome/AIWS atau AWS) atau lebih dikenal dengan mikropsia atau makropsia.

Sindrom ini merupakan gangguan orientasi saraf yang mempengaruhi persepsi penglihatan pada manusia. Sindrom ini biasanya berhubungan dengan halusinasi visual, sehingga mempengaruhi ukuran dan bentuk objek yang dilihatnya.

Sindrom yang kebanyakan diderita oleh anak-anak ini pertama kali dijelaskan pada tahun 1955 oleh seorang psikiater Inggris, John Todd. Todd mengambil nama 'Alice in Wonderland' dari novel karangan Lewis Carrol, yang secara kebetulan juga menderita sindrom aneh ini.

Seperti dilansir dari AIWS.info, Sabtu (12/6/2010), gejala-gejala yang dialami orang dengan sindrom Alice in Worderland adalah sebagai berikut:

1. Perubahan bentuk atau citra tubuh
Orang dengan AIWS akan bingung melihat ukuran dan bentuk bagian atau seluruh anggota tubuhnya. Bagian tubuh yang paling sering tampak berubah adalah kepala dan tangan. Fenomena ini dalam medis disebut 'metamorfosis'.

2. Penyimpangan persepsi visual
Meskipun mata orang dengan AIWS yang normal, tapi objek atau benda yang dilihatnya akan berubah bentuk dan ukuran. Objek yang dilihatnya akan tampak seperti liliput atau raksasa alias lebih kecil atau lebih besar dari ukuran sebenarnya.

3. Penyimpangan persepsi waktu
Orang dengan AIWS akan mengalami percepatan atau perlambatan waktu.

4. Penyimpangan persepsi sentuhan
Orang dengan AIWS akan merasa tanah yang diinjaknya seperti spons yang empuk, atau benda lunak lain terasa keras.

5. Penyimpangan persepsi suara

Penyebab pasti sindrom aneh ini belum diketahui. Tapi para ahli menyimpulkan beberapa kemungkinan yang menjadi penyebabnya, yaitu:

  1. Sakit kepala sebelah atau migran yang berat
  2. Tumor otak
  3. Temporal Lobe Epilepsy atau penyakit epilepsi yang menyerang otak
  4. Virus Epstein-Barr yaitu virus penyebab infeksi mononucleosis, yang juga dikenal dengan 'glandular fever' atau 'mono'
  5. Mengonsumsi obat psikoaktif

Belum ada perawatan yang khusus diperuntukkan AIWS, tetapi obat-obatan yang bisa mengatasi migrain bisa digunakan untuk mengurangi gejala AIWS.

Gejala AIWS juga dapat berkurang dengan perubahan diet dan gaya hidup, seperti mengurangi konsumsi coklat, anggur merah, keju, alkohol dan menjaga pola tidur.

(mer/ir)

Kelainan Gen Bikin Satu Keluarga Berkulit Biru

Selasa, 15/06/2010 18:00 WIB

Kelainan Gen Bikin Satu Keluarga Berkulit Biru

Merry Wahyuningsih - detikHealth


img
Keluarga Martin Fugate (readvivek)
Kentucky, Kulit manusia umumnya berwarna kuning langsat, coklat atau gelap. Tapi satu keluarga di Kentucky memiliki kulit berwarna biru karena kelainan darah yang disebut methemoglobinemia, sehingga mendapat julukan 'Blue People of Kentucky'.

National Institutes of Health melaporkan tidak ada data atau berapa banyak orang yang mengalami methemoglobinemia, tetapi insiden paling terkenal adalah Blue People of Kentucky dan keluarga Lurgan dari Irlandia.

Seperti dilansir dari Ehow, Selasa (15/6/2010), sebenarnya julukan 'Blue People of Kentucky' berasal dari keluarga Fugate yang tinggal di Hazard, Kentucky.

Selama tahun 1800-an, Martin Fugate yang sudah berkulit biru menikah dengan anggota keluarga Smith yang juga membawa gen resesif. Hal ini menyebabkan keluarga Smith menjadi pembawa gen methemoglobinemia dan menurunkan kelainan darah ini pada keturunan-keturunan berikutnya.

Keluarga Fugate dan Smith tinggal di daerah tersebut dan terus menghasilkan anak-anak dan keturunan selanjutnya berkulit biru. Dari dokumentasi terakhir, kasus ini terjadi hingga tahun 1970-an.

'Blue People of Kentucky' pertama kali didiagnosis dengan methemoglobinemia pada tahun 1960 oleh seorang hematologis, Dr Madison Cawein.

Menurut dongeng rakyat, kulit biru yang dialami Fugate terjadi karena penyakit jantung atau masalah paru-paru. Namun, pemeriksaan Dr Cawein menemukan keturunan Martin Fugate dalam kesehatan yang baik, dan ia mencurigai bentuk methmoglobinemia turunan.

Menurut hasil penelitian Dr Scott dalam Journal of Clinical Investigation, yang meneliti methmoglobinemia Eskimo di Alaska, methmoglobinemia terjadi karena hilangnya enzim dalam sel darah merah.

Ketiadaan enzim penting yang disebut diaphorase ini, memungkinkan komponen sel darah merah terdeoksigenasi (proses pengurangan oksigen terlarut) untuk membangun di dalam tubuh, sehingga memberikan balutan warna biru yang tampak jelas pada permukaan kulit.

Methmoglobinemia dalam kasus Fugates adalah genetik, berasal dari gen resesif kedua orangtua, sehingga menyebabkan kekacauan pada keturunannya. Selain genetik, methmoglobinemia juga dapat disebabkan karena paparan bahan kimia, antibiotik dan anestesi.

Gejala methmoglobinemia dapat berupa kulit biru, sesak nafas, kelelahan, pusing, dan pingsan. Kasus-kasus ekstrim lainnya dapat menyebabkan aritmia jantung, kejang, koma bahkan kematian. Namun, 'Blue People of Kentucky' dapat bertahan hidup lama dan sehat.

Menurut Dr Cawein, methmoglobenemia dapat diobati dengan metilen biru, yang membuat tubuh mengimbangi kekurangan diaphorase. Obat ini akan dibuang melalui urine, sehingga obat metilen biru diperlukan setiap hari untuk mempertahankan warna kulit normal.(mer/up)

Morgellons, si Penyakit Kulit yang Misterius

Kamis, 17/06/2010 09:45 WIB

Morgellons, si Penyakit Kulit yang Misterius

Vera Farah Bararah - detikHealth


img
(Foto: morgellonresearch)
Pittsburgh, PenyakitMorgellons telah menarik perhatian sejak tahun 2002 karena mulai banyak orang yang mengeluhkan gatal-gatal tanpa diketahui pasti penyebabnya. Hingga kini penyakit tersebut belum bisa dipahami, dan masih menjadi penyakit kulit yang misterius.

Pada tahun 2002 seorang ibu dari Pittsburgh bernama Maria Leitao meluncurkan sebuah website yang menunjukkan luka di kulit dan struktur seperti filament atau serat di kulit anak laki-lakinya yang berusia 2 tahun. Sejak itu hampir 14.000 keluarga melaporkan kasus yang sama, kondisi ini disebut dengan penyakitMorgellons.

"Penyakit ini adalah suatu kondisi kulit yang tidak memiliki definisi medis tertentu yang bisa diterima. Nama tersebut juga tidak diberikan oleh dokter, melainkan oleh kelompok advokasi tertentu," ujar Prof Michael Cappello, seorang pediatric dan spesialis penyakit menular di Yale University School of Medicine di New Haven, Connecticut, seperti dikutip dariScientificamerican, Kamis (17/6/2010).

Prof Cappello menuturkan pasien biasanya akan mengeluhkan adanya sensasi rasa gatal dan ingin terus menerus menggaruk. Pasien ini biasanya memiliki keyakinan bahwa ada sesuatu di bawah kulitnya, yaitu suatu agen yang bisa menginfeksi seperti cacing parasit.

Hal inilah yang membuat seseorang menggaruk terus karena berusaha ingin mengeluarkannya. Pasien akan mengatakan bahwa dirinya harus menggaruk terus menerus untuk mengeluarkan parasit tersebut dari dalam kulitnya.

Pasien seringkali menggambarkan sesuatu yang hidup di bawah kulitnya sebagai serat kecil. Jika dilihat dengan mikroskop diyakini berwarna putih, biru, merah atau hitam. Selain itu ada juga yang menyakininya sebagai butiran seperti pasir yang berwarna hitam atau putih di dalam kulitnya.

"Berdasarkan pengalaman pribadi saya, saya tidak pernah menemukan bukti adanya parasit yang bisa menginfeksi bagian bawah kulit. Sampel yang terlihat dimikroskop sama seperti kulit orang normal lainnya," ungkapnya.

Karena tidak ditemukannya bukti ada agen infeksi, maka gejala yang konsisten timbul kemungkinan akibat kondisi kejiwaannya. Untuk itu pasien ini belum bisa diperlakukan sebagai penyakit parasit. Tapi ada kemungkinan untuk mempertimbangkan diagnosis parasitosis delusi (suatu kondisi yang mana pasien secara keliru telah percaya bahwa dirinya sudah terinfeksi parasit).

(ver/up)

Fakta Tersembunyi Tentang Tubuh Manusia

Jumat, 18/06/2010 13:00 WIB

Fakta Tersembunyi Tentang Tubuh Manusia

Merry Wahyuningsih - detikHealth


img
Ilustrasi (Foto: livescience)
Jakarta, Tubuh manusia menyimpan berbagai misteri yang sangat mengagumkan. Semua koordinasi sel dan organ membuat tubuh menjalankan fungsi yang sempurna. Apa saja fakta tentang tubuh manusia?

Seperti dilansir dariLiveSciene, Jumat (18/6/2010), berikut beberapa hal yang belum banyak diketahui tentang tubuh manusia, yaitu:

1. Perut mengeluarkan asam korosif

Dalam perut manusia ada satu jenis cairan berbahaya yang terdapat di dalam lambung. Sel dalam perut dapat mensekresikan asam klorida, yaitu senyawa korosif yang juga digunakan untuk merawat logam dalam dunia industri. Asam ini sangat kuat, tetapi lapisan mukosa dinding lambung menjaga cairan beracun ini aman dalam sistem pencernaan.

2. Posisi tubuh mempengaruhi memori


Bila orang seketika lupa dengan tanggal-tanggal penting dalam hidupnya, mengubah posisi tubuh bisa membantu mengembalikan ingatannya tersebut. Misalnya dengan berjalan sejenak atau meniru posisi pada saat momen itu terjadi. Memori bisa bersimpan dalam indera. Selain posisi tubuh, bau dan suara juga dapat membangkitkan memori.

3. Pubertas membentuk ulang struktur otak


Perubahan hormon dalam tubuh dapat mendorong pertumbuhan dan tubuh siap untuk reproduksi. Hormon-hormon seperti testosteron sebenarnya mempengaruhi perkembangan neuron di otak, dan perubahan terhadap struktur otak memiliki konsekuensi terhadap banyak perilaku. Hal inilah yang membuat remaja selalu emosional dalam bertindak dan umumnya mengalami gangguan tidur.

4. Rambut hidung membantu keringkan lendir

Kebanyakan sel seperti organel rambut yang disebut silia, membantu tubuh dengan berbagai fungsi, dari pencernaan hingga pendengaran. Di hidung, silia membantu mengeringkan lendir dari rongga hidung ke tenggorokan.

5. Tertawa itu menular

Sama halnya dengan menguap, melihat orang tertawa juga bisa menular. Mendengar tawa sebenarnya menstimulasi daerah otak yang terkait dengan gerakan wajah. Isyarat seperti bersin, tertawa, menangis dan menguap juga merupakan cara untuk menciptakan ikatan sosial yang kuat dalam suatu kelompok.

6. Kulit memiliki empat warna

Semua kulit bila tanpa warna akan tampak putih krem. Pembuluh darah di dekat permukaan kulit akan membuatnya tampak kemerahan. Kemudian, melanin sebagai respons terhadap sinar ultraviolet, akan membuat kulit tampak lebih hitam. Empat warna yang dicampur dalam proporsi yang berbeda, menciptakan warna kulit semua bangsa di bumi.(mer/up)